Sabtu, 11 April 2020

Anemia Defisiensi Besi, Apa itu?

       Anemia defisiensi besi adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah, artinya konsentrasi hemoglobin dalam darah berkurang karena terganggunya pembentukan sel-sel darah merah akibat kurangnya kadar zat besi dalam darah. Jika simpanan zat besi dalam tubuh seseorang sudah sangat rendah berarti orang tersebut mendekati anemia walaupun belum ditemukan gejala-gejala fisiologis. Simpanan zat besi yang sangat rendah lambat laun tidak akan cukup untuk membentuk selsel darah merah di dalam sumsum tulang sehingga kadar hemoglobin terus menurun di bawah batas normal, keadaan inilah yang disebut anemia gizi besi.

Gejala klinis
Gejala umum penderita anemia yaitu : Badan lemah, lesuh, cepat lelah, mata  berkunang - kunang serta telinga mendenging. Sedangkan pada anemia zat gizi besi seringkali gejalanya tidak terlalu mencolok karena kadar hemoglobin turun secara perlahan. Adapun gejalanya yaitu :
Gejala anemia defisiensi besi khas yang tidak dijumpai pada anemia jenis lain adalah sebagai berikut :
1. Koilonikia : Kuku sendok (spoon nail) kuku menjadi rapuh bergaris-garis vertikal, dan menjadi cekung sehingga mirip seperti sendok.
2. Atrofi papila lidah : Permukaan lidah menjadi licin dan mengilap karena papil lidah menghilang
3. Stomatitis angularis : Adanya peradangan pada sudut mulut, sehingga tampak sebagai bercak berwarna pucat keputihan.
4. Disfagia : Nyeri menelan karena kerusakan epitel hipofaring
5. Atrofi mukosa gaster sehingga menimbulkan aklorida.
6. Umumnya yang berbeda hanya sel darah merah, sedangkan sel darah putih jumlahnya tetap sama.


Akibat Anemia Defisiensi Besi
Akibat-akibat yang merugikan kesehatan pada individu yang menderita anemia gizi besi adalah :
1) Bagi bayi dan anak (0-9 tahun) :
- Gangguan perkembangan motorik dan koordinasi.
- Gangguan perkembangan dan kemampuan belajar.
- Gangguan pada psikologis dan perilaku
2) Remaja (10-19 tahun)
- Gangguan kemampuan belajar
- Penurunan kemampuan bekerja dan aktivitas fisik
- Dampak negatif terhadap sistem pertahanan tubuh dalam melawan penyakit infeksi
3) Orang dewasa pria dan wanita
- Penurunan kerja fisik dan pendapatan.
- Penurunan daya tahan terhadap keletihan
4) Wanita hamil 
- Peningkatan angka kesakitan dan kematian ibu
- Peningkatan angka kesakitan dan kematian janin
- Peningkatan resiko janin dengan berat badan lahir rendah

Etiomologi Anemia Defisiensi Besi
Penyebab Anemia Defisiensi Besi adalah :
1. Asupan zat besi
Rendahnya asupan zat besi sering terjadi pada orang-orang yang mengkonsumsi bahan makananan yang kurang beragam dengan menu  makanan yang terdiri dari nasi, kacang-kacangan dan sedikit daging, unggas, ikan yang merupakan sumber zat besi.
2. Penyerapan zat besi
Diet yang kaya zat besi tidaklah menjamin ketersediaan zat besi dalam tubuh karena banyaknya zat besi yang diserap sangat tergantung dari jenis zat besi dan bahan makanan yang dapat menghambat dan meningkatkan penyerapan besi.
3. Kebutuhan meningkat
Kebutuhan akan zat besi akan meningkat pada masa pertumbuhan seperti pada bayi, anakanak, remaja, kehamilan dan menyusui. Kebutuhan zat besi juga meningkat pada kasus-kasus pendarahan kronis yang disebabkan oleh parasit.
4. Kehilangan zat besi
Kehilangan zat besi melalui saluran pencernaan, kulit dan urin disebut kehilangan zat besi basal. Pada wanita selain kehilangan zat besi basal juga kehilangan zat besi melalui menstruasi. Di samping itu kehilangan zat besi disebabkan pendarahan oleh infeksi cacing di dalam usus.

Pencegahan dan Pengobatan Anemia Defisiensi Besi
Upaya yang dilakukan dalam pencegahandan penanggulangan anemia adalah  :
1. Suplementasi tabet Fe
2. Fortifikasi makanan dengan besi
3. Mengubah kebiasaan pola makanan dengan menambahkan konsumsi pangan yang memudahkan absorbsi besi seperti menambahkan vitamin C.
4. Pengobatan Anemia Defisiensi Besi
Sejak tahun 1997 pemerintah telah merintis langkah baru dalam mencegah dan menanggulangi anemia, salah satu pilihannya adalah mengkonsumsi tablet tambah darah. Telah terbukti dari berbagai peneltian bahwa suplemen zat besi dapat meningkatkan hemoglobin.
5. Konsumsi makanan tinggi zat besi
Mengkonsumsi makanan tinggi zat besi dapat membantu mencegah terjadinya anemia defisiensi besi. Contoh makanan yang bisa dimakan adalah bayam, daging merah, telur tiram, tomat, dll.

Referensi
Masrizal. (2007). Anemia Defisiensi Besi. Jurnal Kesehatan Masyrakat. II(1) 141-145.
Fitriany, Julia dan Amelia Intan Saputri. (2018). Anemia Defisiensi Besi. Jurnal Averrous. 4(2)
Abdulsalam, Maria dan Albert Daniel. (2002). Diagnosis, Pengobatan dan Pencegaham Anemia Defisiensi Besi. Sari Pediatri. 4(2) 74-77.
Handayi, Wiwik dan Andi Sulistyo Haribowo. 2008. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.
Dwi Nurbaidah, Wiwit. 2019. Anemia Defisiensi Besi. Sleman: CV Budi Utama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenal Stunting dan Efeknya pada Anak

    Mungkin tidak semua orang akrab dengan istilah stunting. padahal menurut Badan Kesehatan Dunia, Indonesia ada di urutan ke lima jumlah a...