Senin, 13 April 2020

Pencegahan Obesitas Pada Anak, Bagaimana Caranya?


Obesitas menjadi masalah kesehatan masyarakat hampir di seluruh dunia baik di negara maju maupun sedang berkembang. Obesitas adalah keadaan dimana terdapat penimbunan kelebihan lemak dalam tubuh yang dapat ditentukan dengan menggunakan indeks massa tubuh (IMT), yaitu perbandingan berat badan (dalam kilogram) dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter) (Wandansari, 2007). Prevalensi obesitas secara nasional di Indonesia pada usia 13-15 adalah 2,5%. Sedangkan di Propinsi Bali prevalensi obesitas pada kelompok umur yang sama berada di atas prevalensi Nasional yaitu sebesar 3,1%. Obesitas anak merupakan masalah yang perlu diwaspadai karena angka kejadian cenderung meningkat. Obesitas mempunyai dampak terhadap tumbuh kembang anak dalam aspek fisik dan psikososial serta berisiko tinggi menjadi obesitas pada masa dewasa dan berpotensi mengalami berbagai penyebab kesakitan dan kematian. Sulitnya tatalaksanan obesitas menyebabkan pencegahan menjadi prioritas utama dengan pendekatan keluarga dalam menjaga pola makan dan aktivitas yang sehat. Orang tua terutama Ibu memegang peranan penting terhadap pemenuhan gizi keluarga karena ibu bertanggung jawab di rumah termasuk apa yang dimakan oleh anak. Perilaku terencana dalam pencegahan obesitas dapat diidentifikasi dengan pendekatan Theory of Planned Behavior (TPB).

Pemenuhan gizi seorang anak sangat dipengaruhi oleh orang tua. Perilaku orang tua seperti memakan makanan hingga habis dan mencuci tangan sebelum makan merupakan salah satu perilaku pemenuhan gizi yang dapat di contoh oleh anak. Peran orang tua sangat mempengaruhi pola makan anak. Hubungan antar keluarga juga sangat mempengaruhi aktivitas anak terutama pola makan anak. Jika keluarga memberikan pola asuh sesuai dengan tahap perkembangan anak maka diharapkan pemenuhan gizi anak tercapai secara optimal (Mirayanti, 2012). Orang tua terutama Ibu memegang peranan penting terhadap pemenuhan gizi keluarganya, Karena ibu bertanggung jawab di rumah, ibu bertanggung jawab terhadap apa yang dimakan oleh keluarganya (Aprilia, 2011).

Penghitungan IMT yang disebut diatas ialah : 

 Rumus IMT (Indeks Massa Tubuh) dan Contoh Perhitungnya
Source : Rumus.co.id


Langkah pertama pencegahan obesitas pada anak yaitu :
- Pada bayi 0-12 bulan :
1. Mendorong pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif sampai usia 6 bulan dan meneruskan pemberian ASI sampai usia 12 bulan dan sesudahnya setelah pengenalan makan padat dimulai 
2. Mendorong orangtua untuk menawarkan makanan baru secara berulang serta menghindari minuman manis dan makanan selingan (french fries dan potato chips) 
3. Tidak meletakkan televisi di dalam kamar tidur anak 
4. Pengasuh selain orangtua harus menerapkan strategi yang dianjurkan

- Pada anak berusia 12-24 bulan :
1. Menghindari minuman manis, konsumsi jus dan susu yang berlebih. Konsumsi susu >480-720 mL/hari dapat menambah energi ekstra atau menggantikan nutrien lainnya 
2. Makan bersama di meja makan dengan anggota keluarga lainnya sebanyak 3x/hari dan televisi dimatikan selama proses makan bersama 
3. Keluarga tidak membatasi jumlah makanan dan selingan yang dikonsumsi anak, tetapi memastikan bahwa semua makanan yang tersedia sehat serta cukup buah dan sayuran 
4. Selingan dapat diberikan sebanyak 2 kali, dan orangtua hanya menawarkan air putih bila anak haus diantara selingan dan makan padat 
5. Anak harus mempunyai kesempatan bermain aktif, membatasi menonton televisi atau DVD, serta tidak meletakkan televisi di dalam kamar tidur anak 
6. Orangtua dapat menjadi model untuk membantu anak belajar lebih selektif dan sehat terhadap makanan yang dikonsumsi. Orangtua berperan aktif dalam pendidikan media anak dengan menemani anak saat menonton program televisi dan mendiskusikan acara tersebut dengan anak 
7. Membuat jadwal penggunaan media, membatasi waktu menonton <1-2 jam/hari dan mengurangi pajanan media

- Untuk anak dan remaja :
1. Pengaturan diet, 
2. Peningkatan aktivitas fisis
3. Mengubah pola hidup (modifikasi perilaku)
4. Terutama melibatkan keluarga dalam proses terapi.

Sulitnya mengatasi obesitas menyebabkan kecenderungan untuk menggunakan jalan pintas, yaitu diet rendah lemak dan kalori, diet golongan darah atau diet lainnya serta berbagai macam obat. Penggunaan diet rendah kalori dan lemak dapat menghambat tumbuh kembang anak terutama di masa emas pertumbuhan otak, sedangkan diet golongan darah ataupun diet lainnya tidak terbukti bermanfaat untuk digunakan dalam tata laksana obesitas pada anak dan remaja. Penggunaan obat dipertimbangkan pada anak dan remaja obes dengan penyakit penyerta yang tidak memberikan respons pada terapi konvensional.

Dan semua langkah pencegahan obesitas tidak luput dari peran orang tua dan sekitar, pastinya juga dari dalam diri untuk tetap menjaga tubuh. Banyaknya faktor-faktor penyebab obesitas menyebabkan obesitas terkadang tak terhindarkan. Ini membuktikan bahwa kesadaran orang tua, lingkungan sekitar dan juga diri sendiri haruslah nyata dan diterapkan untuk tetap menjaga tubuh dari obesitas. 


Referensi 
Aprilia, A. (2015). Obesitas pada Anak Sekolah Dasar. Majority, 4(7), 45–48. 
Junita, E. (2016). Strategi pencegahan obesitas pada anak SDN 02 wilayah puskesmas rambah Kabupaten Rokan Hulu. Jurnal Maternity and Neonatal, 2(2), 131. 
Nurbadriyah, W. D. (2018). Perilaku Orangtua Dalam Pencegahan Obesitas Anak Prasekolah Berbasis Theory of Planned Behaviour (Tpb). Jurnal Ners Dan Kebidanan (Journal of Ners and Midwifery), 5(1), 008–014. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenal Stunting dan Efeknya pada Anak

    Mungkin tidak semua orang akrab dengan istilah stunting. padahal menurut Badan Kesehatan Dunia, Indonesia ada di urutan ke lima jumlah a...