Senin, 13 April 2020

Sembelit: Kaitannya dengan Konsumsi Serat


Apa sih sebenarnya sembelit itu?

7 Kebiasaan Ini Tanpa Disadari Sebabkan Sembelit, Jangan Sepelekan ...
Sembelit secara umum disebut juga sebagai gangguan susah buang air besar (BAB) atau dalam bahasa ilmiahnya disebut konstipasi. Seseorang dikatakan mengalami sembelit apabila memiliki frekuensi buang air besar yang kurang dari 3 kali dalam seminggu dengan feses yang keras dan kecil-kecil, disertai dengan kesulitan sampai adanya rasa sakit saat BAB. Sembelit yang terjadi secara berulang dan berkelanjutan dapat menimbulkan beberapa komplikasi seperti hipertensi arterial, hemoroid atau ambeien, dan sebagainya.

Sembelit dibagi menjadi 2, yakni sembelit akibat kelainan struktural dan sembelit fungsional. Sembelit fungsional sendiri merupakan jenis sembelit yang umumnya dikeluhkan oleh sebagian besar orang. Sembelit fungsional disebabkan oleh gangguan motilitas atau kontraksi usus besar.

Bagaimana agar terhindar dari sembelit?

MAKAN SAYUR ATAU BUAH ITU NGGAK SEHAT - dr. Putri Sakti DP, M.Gizi ...Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah gangguan sembelit adalah dengan mengonsumsi cukup serat. Tahukah Anda, berapa kebutuhan serat harian bagi tubuh? Kebutuhan serat pada orang dewasa menurut WHO adalah 25 g/hari. Kebutuhan serat dapat dipenuhi dengan mengonsumsi buah dan sayur yang terkenal sebagai sumber serat pangan yang baik untuk pencernaan.

Dalam berbagai penelitian dinyatakan bahwa asupan serat berkaitan dengan kejadian sembelit. Serat makanan sebenarnya tidak dapat dicerna oleh enzim pencernaan manusia. Akan tetapi, dalam usus besar diketahui terdapat bakteri yang dapat menguraikan atau memecah serat makanan. Serat memiliki kemampuan mengikat air dalam usus besar yang sangat membantu dalam proses pencernaan di usus besar serta pembentukan feses; serta berguna memberikan rangsangan pada saraf, sehingga timbul rasa ingin buang air besar. Kurangnya asupan serat menyebabkan massa feses berkurang, sehingga timbul masalah buang air besar.

Serat dibagi menjadi serat larut dan serat tidak larut. Serat larut dapat mengikat air dan membentuk gel yang memiliki peranan sebagai berikut:
  • Memperlambat proses pencernaan, menunda pengosongan lambung, dan memberikan efek kenyang.
  • Penundaan pengosongan lambung dapat mempengaruhi kadar gula darah dan meningkatkan kerja insulin dalam pengontrolan diabetes.
  • Membantu menurunkan kadar kolesterol jahat.
  • Memiliki efek pencahar dan mencegah sembelit.

Sedangkan serat tidak larut air yang biasanya ditemukan dalam biji-bijian dan sayuran tidak dapat larut dalam air, sehingga dapat melewati saluran pencernaan dalam keadaan yang relatif utuh yang memiliki fungsi untuk mempercepat perjalanan makanan melalui usus untuk segera dibuang.

Selain serat, asupan cairan ternyata juga penting loh!

Penuhi Kebutuhan Air Putih untuk Manfaat Sebagai Berikut | Pelantar.idSelain asupan serat, asupan cairan juga dapat menjadi faktor penyebab terjadinya sembelit. Asupan cairan yang dimaksud adalah seluruh cairan yang ada dalam minuman maupun makanan yang dikonsumsi. Air dalam proses pencernaan berfungis sebagai pelumas yang membantu sisa makanan dalam perjalanan di sepanjang usus besar. Karena tubuh juga selalu membutuhkan air, maka tubuh melakukan penyerapan kembali air dalam usus. Sehingga apabila seseorang kurang mengonsumsi cairan, maka feses akan menjadi lebih kering dan keras yang juga dapat menimbulkan sembelit.


Jadi, agar terhindar dari gangguan susah buang air besar, mari memperhatikan konsumsi serat dan cairan kita. Pastikan konsumsi serat dan cairan kita sudah memenuhi kebutuhan ya :)







REFERENSI
Budianto, & Novendy. (2018). Hubungan Konsumsi Serat dengan Kejadian Sembelit Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 1-13 Maret 2015. Tarumanagara Medical Journal, 1(1), 35–40.
Claudina, I., Rahayuning, D., & Kartini, A. (2018). Hubungan Asupan Serat Makanan Dan Cairan Dengan Kejadian Sembelit Fungsional Pada Remaja Di SMA Kesatrian 1 Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 6(1), 486–495.
Endyarni, B., & Syarif, B. H. (2016). Sembelit Fungsional. Sari Pediatri, 6(2), 75. https://doi.org/10.14238/sp6.2.2004.75-80
Sari, A. D. K., & Wirjatmadi, B. (2016). Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Sembelit Pada Lansia Di Kota Madiun. Media Gizi Indonesia, 11(1), 40. https://doi.org/10.20473/mgi.v11i1.40-47
Sari, I. P., Murni, A. W., & Masrul. (2016). Hubungan Konsumsi Serat dengan Pola Defekasi pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Unand Angkatan 2012. Jurnal Kesehatan Andalas, 5(2), 425–430. https://doi.org/10.25077/jka.v5i2.534




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenal Stunting dan Efeknya pada Anak

    Mungkin tidak semua orang akrab dengan istilah stunting. padahal menurut Badan Kesehatan Dunia, Indonesia ada di urutan ke lima jumlah a...