Apa sih sebenarnya sembelit itu?
Sembelit secara umum disebut juga sebagai gangguan
susah buang air besar (BAB) atau dalam bahasa ilmiahnya disebut konstipasi. Seseorang
dikatakan mengalami sembelit apabila memiliki frekuensi buang air besar yang
kurang dari 3 kali dalam seminggu dengan feses yang keras dan kecil-kecil,
disertai dengan kesulitan sampai adanya rasa sakit saat BAB. Sembelit yang
terjadi secara berulang dan berkelanjutan dapat menimbulkan beberapa komplikasi
seperti hipertensi arterial, hemoroid atau ambeien, dan sebagainya.
Sembelit dibagi menjadi 2, yakni sembelit
akibat kelainan struktural dan sembelit fungsional. Sembelit fungsional sendiri
merupakan jenis sembelit yang umumnya dikeluhkan oleh sebagian besar orang. Sembelit
fungsional disebabkan oleh gangguan motilitas atau kontraksi usus besar.
Bagaimana agar terhindar dari sembelit?
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
mencegah gangguan sembelit adalah dengan mengonsumsi cukup serat. Tahukah Anda,
berapa kebutuhan serat harian bagi tubuh? Kebutuhan serat pada orang dewasa
menurut WHO adalah 25 g/hari. Kebutuhan serat dapat dipenuhi dengan mengonsumsi
buah dan sayur yang terkenal sebagai sumber serat pangan yang baik untuk
pencernaan.
Dalam berbagai penelitian dinyatakan bahwa
asupan serat berkaitan dengan kejadian sembelit. Serat makanan sebenarnya tidak
dapat dicerna oleh enzim pencernaan manusia. Akan tetapi, dalam usus besar
diketahui terdapat bakteri yang dapat menguraikan atau memecah serat makanan. Serat
memiliki kemampuan mengikat air dalam usus besar yang sangat membantu dalam
proses pencernaan di usus besar serta pembentukan feses; serta berguna
memberikan rangsangan pada saraf, sehingga timbul rasa ingin buang air besar. Kurangnya
asupan serat menyebabkan massa feses berkurang, sehingga timbul masalah buang
air besar.
Serat dibagi menjadi serat larut dan serat
tidak larut. Serat larut dapat mengikat air dan membentuk gel yang memiliki peranan
sebagai berikut:
- Memperlambat proses pencernaan, menunda pengosongan lambung, dan memberikan efek kenyang.
- Penundaan pengosongan lambung dapat mempengaruhi kadar gula darah dan meningkatkan kerja insulin dalam pengontrolan diabetes.
- Membantu menurunkan kadar kolesterol jahat.
- Memiliki efek pencahar dan mencegah sembelit.
Sedangkan serat tidak larut air yang biasanya
ditemukan dalam biji-bijian dan sayuran tidak dapat larut dalam air, sehingga
dapat melewati saluran pencernaan dalam keadaan yang relatif utuh yang memiliki
fungsi untuk mempercepat perjalanan makanan melalui usus untuk segera dibuang.
Selain serat, asupan cairan ternyata juga penting loh!
Selain asupan serat, asupan cairan juga dapat
menjadi faktor penyebab terjadinya sembelit. Asupan cairan yang dimaksud adalah
seluruh cairan yang ada dalam minuman maupun makanan yang dikonsumsi. Air dalam
proses pencernaan berfungis sebagai pelumas yang membantu sisa makanan dalam
perjalanan di sepanjang usus besar. Karena tubuh juga selalu membutuhkan air,
maka tubuh melakukan penyerapan kembali air dalam usus. Sehingga apabila seseorang
kurang mengonsumsi cairan, maka feses akan menjadi lebih kering dan keras yang
juga dapat menimbulkan sembelit.
Jadi, agar terhindar dari gangguan susah buang
air besar, mari memperhatikan konsumsi serat dan cairan kita. Pastikan konsumsi
serat dan cairan kita sudah memenuhi kebutuhan ya :)
REFERENSI
Budianto, &
Novendy. (2018). Hubungan Konsumsi Serat dengan Kejadian Sembelit Pada
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 1-13 Maret 2015.
Tarumanagara Medical Journal, 1(1), 35–40.
Claudina,
I., Rahayuning, D., & Kartini, A. (2018). Hubungan Asupan Serat Makanan Dan
Cairan Dengan Kejadian Sembelit Fungsional Pada Remaja Di SMA Kesatrian 1
Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 6(1), 486–495.
Endyarni,
B., & Syarif, B. H. (2016). Sembelit Fungsional. Sari Pediatri, 6(2),
75. https://doi.org/10.14238/sp6.2.2004.75-80
Sari, A. D.
K., & Wirjatmadi, B. (2016). Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Sembelit
Pada Lansia Di Kota Madiun. Media Gizi Indonesia, 11(1), 40. https://doi.org/10.20473/mgi.v11i1.40-47
Sari, I.
P., Murni, A. W., & Masrul. (2016). Hubungan Konsumsi Serat dengan Pola
Defekasi pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Unand Angkatan 2012. Jurnal
Kesehatan Andalas, 5(2), 425–430. https://doi.org/10.25077/jka.v5i2.534
Tidak ada komentar:
Posting Komentar