KEKURANGAN
ENERGI PROTEIN (KEP)
Apa sih yang dimaksud
dengan Kekurangan Energi Protein?
Kekurangan Energi Protein atau Protein Energy Malnutrition
merupakan keadaan dimana tubuh kekurangan makronutrien yaitu protein dan
gangguan kesehatan sehingga kebutuhan protein sehari hari tidak memenuhi angka
kecukupan gizi (AKG). KEP dibedakan menjadi 2 jenis yaitu KEP ringan dan KEP
berat. KEP ringan terjadi saat masa masa pertumbuhan, sedangkan KEP berat terdiri
dari marasmus, kwashiorkor dan gabungan antara keduanya.
a.
Marasmus adalah gejala kelaparan yang
hebat karena makanan yang dikonsumsi tidak menyediakan energi untuk mempertahankan
hidupnya sehingga badan menjadi sangat kecil hingga terlihat bentuk tulang. Penyebabnya
terjadi apabila ibu tidak dapat menyusui karena produksi ASI sangat rendah atau
ibu memutuskan untuk tidak menyusui bayinya.
b.
Kwashiorkor adalah keadaan yang
diakibatkan oleh kekurangan makanan sumber protein. Penyakit ini biasanya menyerang
anak anak pada usia 1-3 tahun. Penyakit ini dapat mengancam jiwa dan melemahkan
tubuh.
c.
Kwashiorkor marasmus adalah keadaan dimana
gabungan antara marasmus dan kwashiorkor. Khwashiorkor marasmus kyaitu
kekurangan energi dan protein yang disebabkan karena tidak adanya asupan gizi
yang cukup dan kemungkinan menderita infeksi penyakit. Kondisi ini dikenal
dengan istilah busung lapar.
Gejala
dan tanda tanda KEP
a.
KEP Ringan
1. Pertumbuhan
linier terganggu atau terhenti
2. Kenaikan
berat badan berkurang atau terhenti
3. Ukuran
lingkar lengan atas (LILA) menurun
4. Maturasi
tulang terhambat.
5. Anemia
ringan
6. Aktivitas
dan konsentrasi berkurang
b.
Marasmus
1. Berat
badan sangat rendah
2. Kemunduran
pertumbuhan otot (atrophi)
3. Tanda-tanda
pada gigi: Mottled enamel; Karies gigi, Pengikisan (attrition), Hipolasia
enamel (enamel hypoplasia), Erosi email (enamel erosion).
4. Tanda-tanda
pada gusi : Spongy bleeding gums, yaitu bunga karang keunguan atau merah yang
membengkak pada papila gigi bagian dalam dan atau tepi gusi.
5. Wajah
anak seperti orang tua (old face)
6. Ukuran
kepala tidak sebanding dengan ukuran tubuh
7. Cengeng
dan apatis
8. Kulit
kering dan berlipat lipat karena tidak ada jaringan lemak dibawah kulit
9. Sering
diare
10. Rambut
rontok sehingga menjadi tipis.
c.
Kwashiorkor
1. Edema
yang dapat terjadi di seluruh tubuh
2. Wajah
sembab dan membulat
3. Mata
sayu
4. Rambut
tipis, kemerahan seperti rambut jagung, mudah dicabut dan mudah rontok
5. Cengeng
dan apatis
6. Pembesaran
hati, otot mengecil, bercak merah kecoklatan di kulit dan mudah terkelupas
(crazy pavement dermatosis) sering disertai penyait infeksi terutama akut,
diare dan anemia.
d.
Kwashiorkor Marasmus
1. Badan
yang sangat kurus
2. Edema
3. Kelianan
rambut
4. Kulit
mengering dan kusam
5. Otot
menjadi lemah
6. Menurunnya
kadar protein (albumin) dalam darah
Bagaimana cara mencegahnya?
Cara mencegah yaitu dapat dilakukan dengan :
1.
Menerapkan pola makan yang sehat yang sesuai
dengan angka kecukupan gizi (AKG).
2.
Memperbaiki intake zat gizi yang masuk
kedalam tubuh.
3.
Mempertahankan ststus gizi yang sudah baik
tetap baik dengan menggiatkan kegiatan surveilance di institusi kesehatan
misalnya puskesmas.
4.
Penyuluhan pembepian makanan pendamping
ASI.
5.
Mengkonsumsi makanan dengan bervariasi.
6.
Memperbaiki atau mengurangi efek penyakit
infeksi yang sudah terjadi supaya tidak menurunkan status gizi.
Daftar Pustaka
Par`I,
H.M. (2016). Penilaian Status Gizi: Dilengkapi Proses Asuhan Gizi Terstandar.
Jakarta: EGC
Budiyanto. 2002. Gizi
dan Kesehatan. Bayu Media, Malang.
Kemenkes. 2015. Situasi
Kesehatan Anak Balita di Indonesia. Jakarta
Anggraeny, Olivia et al. 2016. “Korelasi Pemberian
Diet Rendah Protein Terhadap Status Protein, Imunitas, Hemoglobin, Dan Nafsu
Makan Tikus Wistar Jantan.” 3(2): 105–22.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar