Senin, 13 April 2020

Asupan zat gizi apa saja yang dibutuhkan oleh penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)?

Apa itu Deman Berdarah Dengue(DBD)?
Demam dengue/DF dan DBD atau DHF adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan diathesis hemoragik.Penyakit DBD mempunyai perjalanan penyakit yang sangat cepat dan sering menjadi fatal karena banyak pasien yang meninggal akibat penanganan yang terlambat. Demam berdarah dengue (DBD) disebut juga dengue hemoragic fever (DHF), dengue fever (DF), demam dengue, dan dengue shock sindrom (DDS). Penyakit DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue yang merupakan Arbovirus (arthro podborn virus ) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes ( Aedes Albopictus dan Aedes Aegepty ) nyamuk aedes aegepty.

Hal apa saja sih yang menyebabkan Deman Berdarah Dengue (DBD)? 
Faktor yang berperan dalam timbulnya penyakit berdasarkan segitiga epidemiologi, dipengaruhi oleh faktor manusia sebagai host dan nyamuk Aedes Aegypti sebagai vektor penular DBD. Lingkungan secara signifikan mempengaruhi kesakitan bagi setiap individu termasuk sosial, ekonomi dan lebih utamanya perilaku masyarakat, meningkatnya mobilitas penduduk, kepadatan hunian, semakin banyaknya sarana transportasi dan masih terdapat tempat perindukan nyamuk penular DBD. Sedangkan salah satu faktor risiko penularan DBD adalah pertumbuhan penduduk perkotaan yang cepat, mobilisasi penduduk karena membaiknya sarana dan prasarana transportasi dan terganggu atau melemahnya pengendalian populasi sehingga memungkin terjadinya KLB DBD. Faktor risiko lainnya adalah kemiskinan yang mengakibatkan orang tidak mempunyai kemampuan untuk menyediakan rumah yang layak dan sehat, pasokan air minum dan pembuangan sampah yang benar. Tetapi di lain pihak, DBD juga bisa menyerang penduduk yang lebih makmur terutama yang biasa bepergian.

Zat gizi apa saja yang dibutuhkan oleh penderita Demam Berdarah Dengue (DBD)? 
Asupan zat gizi yang cukup juga diperlukan untuk mencegah penyakit demam berdarah. Zat gizi yang dapat mencegah infeksi demam berdarah adalah:

  • Protein 

Protein memiliki peran penting dalam sistem imun. Protein berfungsi sebagai imunostimulan dan antiinfeksi, membangun dan pemperbaiki sel-sel yang rusak serta memperbaiki aliran darah. Defisiensi beberapa jenis asam amino dapat menurunkan respons antibodi.

  • Lemak 

Lemak terutama asam lemak omega 3 dan omega 6 memiliki peran sebagai imunomodulator. Defisiensi maupun kelebihan lemak dapat menyebabkan gangguan pada respon imun.

  • Vitamin A 

Vitamin A terutama berfungsi untuk memelihara membran epitel tetap utuh. Defisiensi vitamin A menurunkan jumlah leukosit, berat jaringan limfoid, fungsi sel-T dan komplemen, resistensi terhadap tumor, jumlah sel NK, sitokin, IgG dan IgE. Defisiensi meningkatkan sintesis interferon ( IFN). Suplementasi meningkatkan proliferasi limfosit, resistensi tumor, penolakan graft, dan aktivitas sel-T sitotoksik Kelebihan asupan memiliki efek adjuvan, mungkin dengan menghambat apoptosis 

  • Vitamin B complex 

Defisiensi Pyridoxine (B6) mengurangi jumlah limfosit, berat jaringan limfoid produksi IL-2, respon antibodi, dan respon DTH (Delayed Type Hypersensitive). Suplementasi Pyridoxine melindungi terhadap efek negatif sinar UV-B (ultraviolet B). Defisiensi B12 menekan fungsi fagosit, respon DTH, proliferasi T-sel proliferasi. Defisiensi Biotin (vitamin H) mengurangi berat thymus, respon antibodi, dan limfosit. Defisiensi asam pantotenat mengurangi respon Ab  (antibodi). Defisiensi Thiamin (B1) mengurangi berat thymus, Ab respon, motilitas lekosit polimorfonuklear (PMN). Riboflavin (B2) defisiensi menurunkan respon Ab, berat thymus, dan jumlah limfosit dalam sirkulasi

  • Vitamin C 

Fungsi vitamin C sebagai  antioksidan yang melindungi fagosit. Defisiensi menurunkan aktivitas fagosit, resistensi terhadap tumor, reaksi DTH,  dan memperlambat perbaikan luka.

  • Vitamin D

Merangsang perkembangan monosit dan makrofag. Secara selektif menekan aktivitas berlebihan sel T helper (Th).

  • Vitamin E 

Defisiensi mengurangi proliferasi limfosit, fagosit fungsi, dan resistensi tumor. Suplementasi meningkatkan proliferasi limfosit, tingkat Ab, reaksi DTH  produksi IL2, fagositosis, aktivitas Th1, dan mengurangi sintesis prostaglandin.

  • Tembaga  

Berperan dalam fungsi komplemen , integritas membran sel, produksi enzim Cu-Zn superoxide dismutase (SOD), dan struktur imunoglobulin. Defisiensi mengurangi produksi antibodi, aktivitas fagositosis, produksi IL-2, proliferasi sel-T, meningkatkan jumlah sel-B.

  • Besi 

Penting dalam pembentukan oksigen reaktif dan radikal selama proses pernapasan. Besi erupakan komponen metalloenzymes. Defisiensi mengurangi reaksi DTH, penolakan graft, dan aktivitas sitotoksik dan fagosit. Rendahnya kadar zat besi dalam plasma menghambat proliferasi Th1. Tingginya kadar zat besi plasma  mengganggu fungsi interferon.

  • Magnesium  

Merupakan komponen metalloenzymes. Defisiensi meningkatkan eosinofil, IL-1, IL-6, Tumor Necrotic Factor (TNF) menurunkan jumlah protein fase akut dan aktivitas komplemen.

  • Selenium  

Komponen dari enzim antioksidan glutathione peroxidase. Defisiensi mengurangi eosinofil, sintesis sitokin, dan proliferasi limfosit.

  • Seng  

Penting perkembangan sel-sel thymus, fungsi T-sel, dan integritas timus. Defisiensi menyebabkan gangguan perkembangan dan penurunan jumlah sel T.

Referensi :

Cukupi Kebutuhan Nutrisi untuk Lawan DBD. Available at:
https://www.bulelengkab.go.id/detail/artikel/cukupi-kebutuhan-nutrisi-untuk-lawan-dbd-83.

Candra, A. (2010) ‘Dengue Hemorrhagic Fever Epidemiology, Pathogenesis, and Its Transmission
Risk Factors’, Aspirator: Journal of Vector Borne Diseases Studies, 2(2), pp. 110–119.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenal Stunting dan Efeknya pada Anak

    Mungkin tidak semua orang akrab dengan istilah stunting. padahal menurut Badan Kesehatan Dunia, Indonesia ada di urutan ke lima jumlah a...