Kamis, 16 April 2020

Cegah Penyakit Tidak Menular dengan Batasi Konsumsi Gula, Garam, dan Lemak


Indonesia saat ini masih menghadapi masalah kesehatan yang sangat kompleks. Penyakit tidak menular (PTM) semakin meningkat, sementara penyakit infekasi atau menular masih cukup dominan. Penyakit infeksi atau menular seperti tuberculosis, HIV/AIDS, pneumonia, kusta, dan diare masih menjadi tantangan yang harus dihadapi. Sedangkan hipertensi, diabetes mellitus, dan obesitas prevalensinya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan hasil Riskesdas 2013 terjadi kecenderungan peningkatan prevalensi penyakit hipertensi yaitu 7,6% di tahun 2007 dan meningkat menjadi 9,5% di tahun 2013, pada penyakit diabetes mellitus yaitu 1,1% di tahun 2007 dan meningkat menjadi 2,1% di tahun 2013, dan pada obesitas yaitu 18,8% di tahun 2007 dan meningkat menjadi 26,6% di tahun 2013.




Hasil Riskesdas 2013

Kelebihan berat badan sangat erat kaitannya dengan konsumsi/asupan makanan sehari-hari, terutama penyumbang kalori, seperti gula dan lemak. Selain itu konsumsi garam, yang juga cenderung membuat orang untuk mengonsumsi makanan lebih banyak. Makanan tidak bergaram, akan berbeda rasanya dengan makanan yang bergaram. Dalam waktu lama, faktor risiko ini secara kumulatif akan menyebabkan PTM, seperti obesitas, hipertensi, diabetes mellitus (DM), dan stroke menjadi meningkat pada seluruh lapisan penduduk (semua level sosial ekonomi) demikian pula komplikasinya.
Pola konsumsi makan yang tidak sehat yaitu tinggi gula, garam dan lemak merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya penyakit tidak menular seperti penyakit jantung, pembuluh darah dan diabetes mellitus yang sudah terjadi pada seluruh kalangan penduduk didaerah perkotaan maupun  pedesaan baik di kalangan sosial ekonomi menengah keatas maupun sosial ekonomi menengah kebawah.
Gula merupakan karbohidrat sederhana yang digunakan untuk meningkatkan cita rasa, selain itu gula berfungsi sebagai sumber energi bagi tubuh. Meskipun gula dapat menjadi salah satu sumber energi bagi tubuh, namun jika mengkonsumsi gula secara berlebih maka dapat meningkatkan resiko timbulnya penyakit diabetes mellitus dan obesitas. Adanya budaya mengkonsumsi kopi dan teh manis yang tinggi serta data yang menunjukkan kecenderungan mengkonsumsi gula berlebih.
Garam merupan salah satu bumbu dapur yang digunakan untuk menambah cita rasa dalam makanan. Garam digunakan oleh tubuh untuk mengatur keseimbangan cairan namun demikian konsumsi garam berlebihan dapat menyebabkan timbulnya masalah kesehatan. Sejumlah penelitian menunjukkan adanya hubungan yang erat antara konsumsi garam berlebih dengan penyakit jantung, hipertensi, dan stroke.
Lemak merupakan salah satu zat gizi yang diperlukan oleh tubuh, namun jika konsumsinya berlebihan maka dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan. Lemak yang ada dalam bahan makanan berguna untuk tubuh sebagai sumber cadangan energi, media transportasi vitamin A, D, E, dan K, serta membantu menekan rasa lapar. Lemak memang dibutuhkan oleh tubuh, tetapi jika mengkonsumsi lemak secara berlebihan maka akan berbahaya bagi kesehatan jantung. Lemak yang ada didalam bahan makanan terutama yang berasal dari lemak hewani akan meningkatkan kolesterol darah. Kadar kolestrol yang tinggi berkaitan dengan peningkatan penyakit hipertensi. 
Konsumsi gula, garam dan lemak berlebih pada seseorang dapat meningkatkan resiko terkena penyakit tidak menular khususnya penyakit kardiometabolik seperti penyakit diabetes mellitus, hipertensi, jantung, dan stroke. Selain pola konsumsi, faktor resiko lain adalah obesitas dan usia sebab seseorang yang mengalami obesitas beresiko lebih tinggi untuk terkena penyakit kardiometabolik karena obesitas berhubungan dengan meningkatnya trigliserida.
WHO merekomendasikan konsumsi gula per hari kurang dari 10 persen dari total asupan energi, atau kurang lebih 25 gram per hari untuk kepentingan kesehatan. WHO merekomendasikan mengurangi asupan natrium untuk upaya menurunkan tekanan darah dan risiko penyakit kardiovaskular, stroke dan penyakit jantung koroner pada orang dewasa. Lebih lanjut, WHO merekomendasikan asupan natrium (Na) <2 g/hari atau setara dengan <5 g garam (NaCl) untuk usia dewasa. WHO merekomendasikan asupan lemak sebaiknya tidak melebihi 30 persen dari total energi untuk menghindari pertambahan berat badan yang tidak sehat. Dinyatakan juga bahwa risiko kejadian PTM dapat dihindari dengan mengurangi lemak jenuh sampai kurang dari 10% terhadap total energi.
Kementerian Kesehatan RI memberikan daftar yang disarankan untuk seseorang mengkonsumsi ke 3 makanan tersebut perharinya yaitu:
1.       Gula – 50 gr (4 sendok makan) per hari
Gula memang diperlukan oleh tubuh sebagai sumber energi tapi jika kita berlebihan dalam mengkonsumsinya maka akan mengganggu kesehatan seperti menyebabkan obesitas dan diabetes tipe 2, kita bisa menggantikan konsumsi gula dengan mengkonsumsi buah-buahan segar yang tentunya lebih sehat bagi tubuh dibandingkan dengan mengkonsumsi gula langsung.
2.       Garam – 2000 miligram natrium/sodium atau 5 gr garam (1 sendok teh)
Garam juga dibutuhkan oleh tubuh untuk mengatur kandungan air didalam tubuh namun yang dibutuhkan hanya dalam jumlah kecil saja jika dikonsumsi berlebihan akan mengakibatkan terjadinya gangguan kesehatan seperti hipertensi sampai stroke, perlu kita ketahui juga ternyata dalam 1 sendok makan kecap mengandung garam sebanyak 1/4 sendok teh dan untuk 1 bungkus mie instan mengandung garam sebanyak 3/4 sendok teh.
3.       Lemak – 67 gr (5 sendok makan minyak)
Lemak diperlukan oleh tubuh sebagai cadangan energi, lemak selain terdapat dalam daging juga bisa ditemui dalam makanan yang digoreng, susu dan lain-lain, kita ambil contoh 1 potong ayam goreng tepung ternyata mengandung minyak sebanyak 2 sendok makan jadi sebaiknya kita membatasi dalam mengkonsumsi makanan yang digoreng dan makanan berlemak lainnya karena jika berlebihan akan beresiko menimbulkan penyakit seperti penyakit jantung sampai kanker.


DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Atmarita, et al. 2016. Asupan Gula, Garam, dan Lemak di Indonesia: Analisis Survei Konsumsi Makanan Individu (SKMI) 2014. Journal of the Indonesian Nutrition Association. 39(1): 1-14.
Kementerian Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Laporan Nasional: Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007. Jakarta: Balitbangkes Kemenkes RI; 2008.
Kementerian Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Laporan Nasional: Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta: Balitbangkes Kemenkes RI; 2014.
Kemenkes 2013. Permenkes Nomor 30 tahun 2013 tentang Pencantuman Informasi kandungan gula, garam, dan lemak serta pesan kesehatan untuk pangan olahan dan pangan siap saji.
Triandhini, et al. 2014. Gambaran Konsumsi Gula, Garam, dan Lemak Penduduk Dusun Batur Kidul Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Journal of Health. 5(1): 1-11.
WHO. 2015. Guideline: Sugars intake for adults and children. Geneva: World Health Organization; 2012.
WHO. 2012. Guideline: Sodium intake for adults and children. Geneva: World Health Organization; 2012.
Zuraida, R. 2015. Faktor Risiko Pola Makan dan Hubungannya dengan Penyakit Jantung pada Pria dan Wanita Dewasa di Provinsi Lampung. Naskah Publikasi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenal Stunting dan Efeknya pada Anak

    Mungkin tidak semua orang akrab dengan istilah stunting. padahal menurut Badan Kesehatan Dunia, Indonesia ada di urutan ke lima jumlah a...