Indonesia saat
ini masih menghadapi masalah kesehatan yang sangat kompleks. Penyakit tidak
menular (PTM) semakin meningkat, sementara penyakit infekasi atau menular masih
cukup dominan. Penyakit infeksi atau menular seperti tuberculosis, HIV/AIDS,
pneumonia, kusta, dan diare masih menjadi tantangan yang harus dihadapi. Sedangkan
hipertensi, diabetes mellitus, dan obesitas prevalensinya semakin meningkat
dari tahun ke tahun. Berdasarkan hasil Riskesdas 2013 terjadi kecenderungan
peningkatan prevalensi penyakit hipertensi yaitu 7,6% di tahun 2007 dan
meningkat menjadi 9,5% di tahun 2013, pada penyakit diabetes mellitus yaitu 1,1%
di tahun 2007 dan meningkat menjadi 2,1% di tahun 2013, dan pada obesitas yaitu
18,8% di tahun 2007 dan meningkat menjadi 26,6% di tahun 2013.
Hasil Riskesdas 2013
Kelebihan berat
badan sangat erat kaitannya dengan konsumsi/asupan makanan sehari-hari,
terutama penyumbang kalori, seperti gula dan lemak. Selain itu konsumsi garam,
yang juga cenderung membuat orang untuk mengonsumsi makanan lebih banyak. Makanan
tidak bergaram, akan berbeda rasanya dengan makanan yang bergaram. Dalam waktu
lama, faktor risiko ini secara kumulatif akan menyebabkan PTM, seperti obesitas,
hipertensi, diabetes mellitus (DM), dan stroke menjadi meningkat pada seluruh
lapisan penduduk (semua level sosial ekonomi) demikian pula komplikasinya.
Pola konsumsi
makan yang tidak sehat yaitu tinggi gula, garam dan lemak merupakan salah satu faktor
penyebab terjadinya penyakit tidak menular seperti penyakit jantung, pembuluh
darah dan diabetes mellitus yang sudah terjadi pada seluruh kalangan penduduk
didaerah perkotaan maupun pedesaan baik
di kalangan sosial ekonomi menengah keatas maupun sosial ekonomi menengah
kebawah.
Gula merupakan
karbohidrat sederhana yang digunakan untuk meningkatkan cita rasa, selain itu gula
berfungsi sebagai sumber energi bagi tubuh. Meskipun gula dapat menjadi salah
satu sumber energi bagi tubuh, namun jika mengkonsumsi gula secara berlebih maka
dapat meningkatkan resiko timbulnya penyakit diabetes mellitus dan obesitas. Adanya budaya mengkonsumsi kopi dan teh manis yang tinggi serta
data yang menunjukkan kecenderungan mengkonsumsi gula berlebih.
Garam merupan
salah satu bumbu dapur yang digunakan untuk menambah cita rasa dalam makanan.
Garam digunakan oleh tubuh untuk mengatur keseimbangan cairan namun demikian konsumsi
garam berlebihan dapat menyebabkan timbulnya masalah kesehatan. Sejumlah
penelitian menunjukkan adanya hubungan yang erat antara konsumsi garam berlebih
dengan penyakit jantung, hipertensi, dan stroke.
Lemak merupakan
salah satu zat gizi yang diperlukan oleh tubuh, namun jika konsumsinya berlebihan
maka dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan. Lemak yang ada dalam bahan
makanan berguna untuk tubuh sebagai sumber cadangan energi, media transportasi
vitamin A, D, E, dan K, serta membantu menekan rasa lapar. Lemak memang dibutuhkan
oleh tubuh, tetapi jika mengkonsumsi lemak secara berlebihan maka akan
berbahaya bagi kesehatan jantung. Lemak yang ada didalam bahan makanan terutama
yang berasal dari lemak hewani akan meningkatkan kolesterol darah. Kadar kolestrol
yang tinggi berkaitan dengan peningkatan penyakit hipertensi.
Konsumsi gula,
garam dan lemak berlebih pada seseorang dapat meningkatkan resiko terkena penyakit
tidak menular khususnya penyakit kardiometabolik seperti penyakit diabetes
mellitus, hipertensi, jantung, dan stroke. Selain pola konsumsi, faktor resiko
lain adalah obesitas dan usia sebab seseorang yang mengalami obesitas beresiko
lebih tinggi untuk terkena penyakit kardiometabolik karena obesitas berhubungan
dengan meningkatnya trigliserida.
WHO
merekomendasikan konsumsi gula per hari kurang dari 10 persen dari total asupan
energi, atau kurang lebih 25 gram per hari untuk kepentingan kesehatan. WHO
merekomendasikan mengurangi asupan natrium untuk upaya menurunkan tekanan darah
dan risiko penyakit kardiovaskular, stroke dan penyakit jantung koroner pada
orang dewasa. Lebih lanjut, WHO merekomendasikan asupan natrium (Na) <2 g/hari
atau setara dengan <5 g garam (NaCl) untuk usia dewasa. WHO merekomendasikan
asupan lemak sebaiknya tidak melebihi 30 persen dari total energi untuk
menghindari pertambahan berat badan yang tidak sehat. Dinyatakan juga bahwa
risiko kejadian PTM dapat dihindari dengan mengurangi lemak jenuh sampai kurang
dari 10% terhadap total energi.
Kementerian
Kesehatan RI memberikan daftar yang disarankan untuk seseorang mengkonsumsi ke
3 makanan tersebut perharinya yaitu:
1.
Gula – 50 gr (4 sendok makan) per hari
Gula memang diperlukan oleh tubuh sebagai sumber
energi tapi jika kita berlebihan dalam mengkonsumsinya maka akan mengganggu
kesehatan seperti menyebabkan obesitas dan diabetes tipe 2, kita bisa
menggantikan konsumsi gula dengan mengkonsumsi buah-buahan segar yang tentunya
lebih sehat bagi tubuh dibandingkan dengan mengkonsumsi gula langsung.
2.
Garam – 2000 miligram natrium/sodium atau 5 gr
garam (1 sendok teh)
Garam juga dibutuhkan oleh tubuh untuk mengatur
kandungan air didalam tubuh namun yang dibutuhkan hanya dalam jumlah kecil saja
jika dikonsumsi berlebihan akan mengakibatkan terjadinya gangguan kesehatan
seperti hipertensi sampai stroke, perlu kita ketahui juga ternyata dalam 1
sendok makan kecap mengandung garam sebanyak 1/4 sendok teh dan untuk 1 bungkus
mie instan mengandung garam sebanyak 3/4 sendok teh.
3.
Lemak – 67 gr (5 sendok makan minyak)
Lemak diperlukan oleh tubuh sebagai cadangan energi, lemak
selain terdapat dalam daging juga bisa ditemui dalam makanan yang digoreng,
susu dan lain-lain, kita ambil contoh 1 potong ayam goreng tepung ternyata
mengandung minyak sebanyak 2 sendok makan jadi sebaiknya kita membatasi dalam
mengkonsumsi makanan yang digoreng dan makanan berlemak lainnya karena jika
berlebihan akan beresiko menimbulkan penyakit seperti penyakit jantung sampai
kanker.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Atmarita, et al. 2016. Asupan Gula, Garam, dan Lemak di Indonesia: Analisis
Survei Konsumsi Makanan Individu (SKMI) 2014. Journal of the Indonesian
Nutrition Association. 39(1): 1-14.
Kementerian Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Laporan Nasional: Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007. Jakarta: Balitbangkes
Kemenkes RI; 2008.
Kementerian Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Laporan Nasional: Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta: Balitbangkes
Kemenkes RI; 2014.
Kemenkes 2013. Permenkes Nomor 30 tahun 2013 tentang Pencantuman
Informasi kandungan gula, garam, dan lemak serta pesan kesehatan untuk pangan
olahan dan pangan siap saji.
Triandhini, et al. 2014. Gambaran Konsumsi Gula, Garam, dan Lemak
Penduduk Dusun Batur Kidul Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Journal of
Health. 5(1): 1-11.
WHO. 2015. Guideline: Sugars intake for adults and children. Geneva:
World Health Organization; 2012.
WHO. 2012. Guideline: Sodium intake for adults and children. Geneva: World
Health Organization; 2012.
Zuraida, R. 2015. Faktor Risiko Pola Makan dan Hubungannya dengan
Penyakit Jantung pada Pria dan Wanita Dewasa di Provinsi Lampung. Naskah
Publikasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar