Minggu, 12 April 2020

CEGAH STUNTING PADA ANAK


Stunting merupakan dampak dari kondisi sistemik kekurangan gizi kronik dan mempengaruhi sekitar seperempat anak di bawah lima tahun di seluruh dunia. Stunting pada anak dapat berkembang selama dua tahun pertama kehidupan dan sebagian besar disebabkan oleh kekurangan nutrisi dan penyakit menular. Pada tahun 2014, diperkirakan ada  159 juta anak stunting yang hampir semuanya tinggal di negara berpenghasilan rendah. Data Kementrian Kesehatan RI tahun 2013 melaporkan anak Indonesia menderita stunting sebanyak 7,6 juta (37%).



Apa Itu Stunting?
Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh buruknya asupan gizi anak dalam jangka waktu yang cukup lama, sehingga menyebabkan kondisi gagal tumbuh (failure to thrive) pada anak yang mengakibatkan tinggi/panjang badan anak yang tidak sesuai dengan (TB/U) sehingga anak terlihat jauh lebih pendek (kerdil) daripada teman-teman seusianya (Kemenkes)

Penyebab Stunting
1.     Asupan energi balita rendah
2.     Penyakit infeksi (Diare dan ISPA)
3.     Kurangnya pengetahuan ibu
4.     Asupan protein rendah.
5.     Pemberian ASI eksklusif.
6.     Berat badan lahir rendah.
7.     Kurangnya akses air bersih dan sanitasi.

Dampak Stunting
1.    Kemampuan kognitif menurun.
2.    Daya tangkap berkurang.
3.    Kecerdasan melemah.
4.    Rentan terkena penyakit degeneratif.
5.    Fungsi tubuh tidak seimbang.
6.    Postur tubuh rendah.

Pencegahan Stunting
1.    Pemenuhan kebutuhan zat gizi bagi ibu hamil. Ibu hamil harus mendapatkan makanan yang cukup gizi, suplementasi zat gizi (tablet zat besi atau Fe), dan terpantau kesehatannya. 
2.  ASI eksklusif sampai umur 6 bulan dan setelah umur 6 bulan diberi makanan pendamping ASI (MPASI) yang cukup jumlah dan kualitasnya.
3. Memantau pertumbuhan balita di posyandu merupakan upaya yang sangat strategis untuk mendeteksi dini terjadinya gangguan pertumbuhan.
4. Meningkatkan akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi, serta menjaga keber- sihan lingkungan.

Refrensi
Masrul. 2019. Gambaran Pola Asuh Psikososial Anak stunting dan Anak Normal di Wilayah Lokus Stunting Kabupaten Pasaman dan Pasaman Barat Sumatera Barat. Padang : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas
Mugianti S., Mulyadi A., Anam A.K., Najah Z.L. 2018. Faktor penyebab anak Stunting usia 25-60 bulan di Kecamatan Sukorejo Kota Blitar. Malang : Poltekes Kemenkes
Sutarto, Mayasari D., Indriyani R. 2018. Stunting, Faktor Resiko dan Pencegahannya. Bandar Lampung : Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenal Stunting dan Efeknya pada Anak

    Mungkin tidak semua orang akrab dengan istilah stunting. padahal menurut Badan Kesehatan Dunia, Indonesia ada di urutan ke lima jumlah a...