Kamis, 16 April 2020

Kenali BBLR (berat badan lahir rendah) pada bayi


                              

Definisi BBLR (berat badan lahir rendah)
Berat badan lahir merupakan salah satu indikator dalam tumbuh kembang anak hingga masa dewasanya dan menggambarkan status gizi yang diperoleh janin selama dalam kandungan. Pada negara berkembang, berat bayi lahir rendah (BBLR) masih menjadi salah satu permasalahan defisiensi zat gizi. BBLR ialah bayi yang dilahirkan dengan berat badan kurang dari 2.500 gram. Kondisi BBLR biasanya terjadi pada bayi yang lahir secara prematur. Bila bayi Ibu lahir secara prematur, kondisinya akan sangat berbeda dengan bayi yang bertubuh kecil tapi lahir di waktu normal.

Klasifikasi BBLR
Berdasarkan berat badan lahir, BBLR dibagi menjadi :
  1. Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gr. 
  2. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) atau Very Low Birth Weight (VLBW) adalah bayi yang lahir dengan berat badan antara 1000-1500 gr.
  3. Bayi berat lahir amat sangat rendah (BBLASR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 1000 gr.

Penyebab terjadinya BBLR pada bayi
  1. Umur ibu hamilUmur seorang ibu berkaitan dengan alat-alat reproduksi wanita. Umur reproduksi yang sehat dan aman adalah umur 20-35 tahun.
  2. Paritas : Paritas adalah jumlah janin dengan berat badan lebih dari atau sama dengan 500 gram yang pernah dilahirkan hidup maupun mati. Bila berat badan tak diketahui maka dipakai umur kehamilan, yaitu 24 minggu. Pada umumnya BBLR meningkat seiring dengan meningkatnya paritas ibu. Risiko untuk terjadinya BBLR tinggi pada paritas pertama kemudian menurun pada paritas kedua atau ketiga, selanjutnya meningkat kembali pada paritas keempat. Paritas yang beresiko melahirkan BBLR adalah paritas 0 yaitu bila ibu pertama kali hamil dan paritas lebih dari 4 karena dapat berpengaruh pada kehamilan. Paritas yang aman ditinjau dari sudut kematian maternal adalah paritas 1-4
  3. Status gizi ibu : Status gizi adalah keadaan tingkat kecukupan dan penggunaan nutrien atau lebih yang mempengaruhi kesehatan seseorang. Status gizi seseorang pada hakekatnya merupakan hasil keseimbangan antara konsumsi zat-zat makanan dengan kebutuhan dari orang tersebut.
  4. Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya : Penyebab kelahiran BBLR yang telah diketahui dapat diperbaiki dengan perawatan pralahir yang sempurna, pengurangan faktor risiko lainnya serta pembatasan kegiatan dapat membantu mencegah hal tersebut terulang kembali. Bila penyebab kelahiran BBLR tidak dapat dicegah atau diperbaiki maka kelahiran BBLR dapat ditunda.
  5. Status ekonomi rendah : Keadaan sosial ekonomi merupakan tolak ukur kualitas rumah tangga karena keadaan tersebut erat kaitannya dengan ketahanan pangan, keadaan gizi, pendidikan dan kesehatan rumah tangga.
  6. Penyakit : Kesehatan dan pertumbuhan janin dipengaruhi oleh kesehatan ibu. Bila ibu mempunyai penyakit yang berlangsung lama atau merugikan kehamilannya, maka kesehatan dan kehidupan janin pun terancam. 
  7. Jarak kehamilan : Jarak kehamilan ibu hamil sangat mempengaruhi berat bayi yang dilahirkan. Seorang ibu yang jarak kehamilannya dikatakan berisiko apabila hamil dalam jangka kurang dari dua tahun, karena dapat menimbulkan gannguan hasil konsepsi, sering terjadi immaturitas, prematuritas, cacat bawaan atau janin lahir dengan BBLR.
  8. Pekerjaan : Pekerjaan terkait pada status sosial ekonomi dan aktifitas fisik ibu hamil. Dengan keterbatasan status sosial ekonomi akan berpengaruh terhadap keterbatasan dalam mendapatkan pelayanan antenatal yang adekuat, pemenuhan gizi, sementara ibu hamil yang bekerja cenderung cepat lelah sebab aktifitas fisiknya meningkat karena memiliki pekerjaan diluar rumah.
  9. Pendidikan rendahTingkat pendidikan ibu menggambarkan pengetahuan kesehatan. Seseorang yang memiliki pendidikan tinggi mempunyai kemungkinan pengetahuan tentang kesehatan juga tinggi, karena makin mudah memperoleh informasi yang didapatkan tentang kesehatan lebih banyak dibandingkan dengan yang berpendidikan rendah.
  10. Merokok : Nikotin pada rokok menimbulkan kontriksi pembuluh darah, akibatnya aliran darah ke janin melalui tali pusat janin akan berkurang sehingga mengurangi kemampuan distribusi zat makanan yan diperlukan oleh janin. Sedangkan karbon monoksida akan mengikat hemoglobin dalam darah, akibatnya akan mengurangi kerja hemoglobin yang mestinyan mengikat oksigen untuk disalurkan keseluruh tubuh sehingga akan mengganggu distribusi zat makanan serta oksigen ke janin.
  11. Konsumsi alkohol/obat-obatan terlarang : Penggunaan obat-obatan terlarang dan mengkonsumsi alkohol selama hamil merupakan risiko untuk terjadinya gangguan pertumbuhan janin ataupum kelainan kongenital, dengan demikian kejadian BBLR lebih besar dari pada ibu hamil yang tidak menggunakan obat-obatan terlarang atau mengkonsumsi alkohol.
  12. Anemia : Sebagian besar penyebab anemia pada ibu hamil adalah kekurangan zat besi yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin. Anemia gizi besi terjadi karena tidak cukupnya zat gizi besi yang diserap dari makanan sehari-hari guna pembentukan sel darah merah sehingga menyebabkan ketidakseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran zat besi dalam tubuh.
  13. Kehamilan ganda : Kehamilan ganda adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kehamilan ganda dapat memberikan risiko yang lebih tinggi terhadap bayi dan ibu. Oleh karena itu, dalam menghadapi kehamilan ganda harus dilakukan pengawasan yang lebih intensif. Kebutuhan untuk pertumbuhan hamil ganda lebih besar sehingga apabila terjadi difisiensi nutrisi seperti anemia hamil dapat mengganggu pertumbuhan janin dalam Rahim.
  14. Komplikasi kehamilan : Komplikasi kehamilan seperti perdarahan preeklampsia/eklampsia (kondisi ibu hamil dengan tekanan darah meningkat, hingga terjadi spasme pembuluh darah, sehingga terjadi gangguan fungsi plasenta, maka sirkulasi uteroplasenter akan terganggu, pasokan nutrisi dan O2 akan terganggu sehingga janin akan mengalami pertumbuhan yang terganggu dan bayi akan lahir dengan BBLR, serta ketuban pecah dini (kondisi dimana air ketuban keluar sebelum waktunya dan biasanya faktor penyebab paling sering adalah terjadinya benturan pada kandungan).
  15. Umur kehamilan ; Umur kehamilan ibu adalah batas waktu ibu mengandung, yang dihitung mulai dari hari pertama haid terakhir (HPHT). Umur kehamilan ibu umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari seperti kebiasaan orang awam 9 bulan 10 hari. Disebut matur atau cukup bulan adalah rentang 37- 42 minggu, bila <37 minggu disebut prematur atau kurang bulan, bila >42 minggu disebut post matur atau serotinus.


Dampak BBLR
Peningkatan angka disabilitas, morbiditas dan mortalitas neonatus, bayi dan anak salah satunya karena BBLR. Kejadian BBLR dapat berpengaruh terhadap kehidupan anak di masa depan antara lain, keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan pada masa anak-anak, meningkatkan risiko penyakit kronis seperti hipertensi, penyakit kardiovaskuler dan diabetes mellitus tipe 2 dan pada anak perempuan akan berisiko melahirkan BBLR ketika mereka menjadi ibu.






Daftar pustaka
  1. Almatsier, Sunita. 2011. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
  2. Anik Maryunani. Buku Asuhan Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Jakarta: Trans Info Media; 2013.
  3. Pieter dan lubis. (2013). Pengantar Psikologi Untuk Kebidanan Jakarta : Kecena Prenda Media.
  4. Trihardiani, I., 2011. Faktor Resiko Kejadian Berat Badan Lahir Rendah Di Wilayah Kerja Puskesmas Singkawang Timur dan Utara Kota Singkawang : Skripsi Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Available at : http://eprints.undip.ac.id/32555/1/379_Ismi_Trihardiani_G2C309005.pdf.
  5. WHO. Maternal Mortality: World Health Organization; 2014
  6. WHO, UNICEF. Low birthweight: country, regional and global estimates. Geneva: World Health Organization, 2004.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenal Stunting dan Efeknya pada Anak

    Mungkin tidak semua orang akrab dengan istilah stunting. padahal menurut Badan Kesehatan Dunia, Indonesia ada di urutan ke lima jumlah a...