KEK (Kekurangan Energi Kronis)
PADA
REMAJA PUTRI
Permasalahan KEK (Kurang Energi
Kronik) banyak dialami oleh remaja karena usia remaja merupakan suatu fase
perkembangan yang dinamis dalam kehidupan. Masa remaja merupakan masa transisi
dari masa anak-anak menuju masa dewasa yang ditandai dengan perkembangan dan
pertumbuhan fisik, bertambahnya massa otot, bertambahnya jumlah lemak dan tentu
kebutuhan zat gizinya. Pada usia remaja membutuhkan kecukupan zat gizi dalam
memenuhi kebutuhan zat gizi tubuhnya dan memproduksi energi dalam menunjang
aktivitasnya.
Banyak remaja putri yang menginginkan
proporsi tubuh yang ideal (body image). Namun banyak dari mereka memiliki
persepsi yang salah mengenai tubuh ideal dan cara mendapatkan tubuh ideal
tersebut. Persepsi yang salah yaitu seperti mengurangi porsi makan sehari-hari
(terutama sumber karbohidrat dan protein).
KEK (Kurang Energi Kronik) merupakan
kondisi dimana tubuh kekurangan asupan energi dan protein yang berlangsung
secara terus menerus (Almatsier 2009). Pengukuran status KEK dengan menggunakan
pengukuran LILA (Lingkar Lengan Atas),
seseorang dikatakan menderita risiko KEK bilamana hasil LILA>23,5 cm. Dengan
pengukuran LILA maka akan didapatkan gambaran mengenai ketersediaan zat gizi di
otot dan lemak dalam tubuh (Zaki et al., 2017). Massa otot dipengaruhi oleh tingkat kecukupan
energi dan protein, tingkat kecukupan energi dan protein yang defisit dapat mempengaruhi
penurunan massa otot pada lengan (Zaki et al., 2017).
Penyebab
KEK pada remaja
1.
Body Image
Remaja putri akan
membentuk gambaran dan persepsi mengenai tubuh yang dimiliki atau biasa disebut
dengan body image. Remaja putri cenderung ingin memiliki
tubuh yang kurus untuk mencapai standar idealnya (Kek et al., 2020). Dalam mencapai proporsi badan yang ideal, banyak
remaja yang mengsalah artikan mengenai prosesnya yaitu dengan menurunkan berat
badan secara drastis dan mengurangi porsi makannya terutama makanan sumber
karbohidrat dan protein.
2.
Sosial Ekonomi
Pada kondisi
ekonomi yang baik maka asupan zat gizinya akan lebih terpenuhi sesuai
kebutuhannya dibandingkan dengan kondisi sosial ekonomi yang kurang. Semakin
tinggi pendapatan seseorang maka proporsi pengeluaran untuk makannya semakin
rendah, tetapi kualitas makanannya semakin membaik. Sedangkan semakin rendahnya
pendapatan seseorang, maka akan semakin tinggi proporsi untuk makannya tetapi
dengan kualitas makanan yang rendah (Enoch dkk, 1992).
3.
Kurang Asupan Zat Gizi
Kekurangan asupan
zat gizi pada KEK dapat terjadi ketika remaja mengurang konsumsi makannya.
Kurangnya asupan zat gizi sesuai dengan pedoman gizi seimbang juga dapat
mempengaruhi terjadinya KEK pada remaja. Seperti mengurangi porsi makan nasi,
atau bahkan tidak makan nasi sama sekali. Kurang asupan zat gizi pada remaja
juga dapat timbul karena kurangnya pengetahuan remaja mengenai pentingnya
pemenuhan zat gizi (Arista et al.,
2017).
Dampak
KEK
· Menurunnya konsentrasi dalam belajar
· Mudah lelah
· Sering sakit kepala
· Anemia (ketika mengalami defisiensi zat gizi Fe)
· Osteoporosis (ketika mengalami defisiensi zat gizi Ca)
· Gangguan hormonal
Pencegahan
KEK
Dengan
menjalankan pola hidup sehat yaitu dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang
dan olahraga secara teratur. Mengonsumsi makanan bergizi seimbang dengan
mengikuti PSG (Pesan Gizi Seimbang), menerapkan Isi Piringku (dalam satu piring
harus terdiri dari sumber karbohidrat, protein, lauk-pauk, buah dan sayur). Dan
juga rutin memperiksakan diri dengan melakukan Pemantauan Status Gizi (PSG)
secara teratur minimal 6 bulan sekali (Rahmi et al.,
2009).
Daftar
Pustaka
Arista, A. D., Widajanti, I. L., Si, M.,
& Aruben, D. R. (2017). Hubungan Pengetahuan,Sikap,Tingkat Konsumsi Energi,
Protein, dan Indeks Massa Tubuh/Umur dengan Kekurangan Energi Kronik pada
Remaja Putri (Studi di Sekolah Menengah Kejuruan Islamic Centre Baiturrahman
Semarang pada Puasa Ramadhan Tahun 2017). Jurnal Kesehatan Masyarakat
(e-Journal), 5(4), 585–591.
Kek, K., Remaja, P., Di, P., & Bogor,
S. (2020). Body image. 3(2), 128–137.
Rahmi, N., Azrimaidaliza, & Edmon.
(2009). Determinan Status Gizi Remaja Putri Di MAN Model. Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 3(2), 72–76.
Zaki, I., Sari, H. P., & Farida.
(2017). Asupan zat gizi makro dan lingkar lengan atas pada remaja putri di
kawasan perdesaan kabupaten banyumas. Pangan, Gizi Dan Kesehatan, November,
435–441.
jurnal.lppm.unsoed.ac.id/ojs/index.php/Prosiding/article/viewFile/535/442%0A
Tidak ada komentar:
Posting Komentar