BAHAYA ANEMIA DEFISIENSI ZAT BESI
PADA IBU HAMIL DAN CARA PENANGANANNYA
Sumber
: Hellosehat.com
Salah satu ciri
negara yang sedang berkembang adalah masalah kesehatan yang masih rendah. Di
negara Indonesia rendahnya kesehatan ditandai dengan masih tingginya angka
kematian pada ibu. Hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2007 angka kematian ibu secara nasional adalah 248 per 100.000 kelahiran hidup
sedangkan untuk jawa tengah adalah 116 per 100.000 kelahiran hidup.
Menurut WHO, 40%
kematian Ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Kebanyakan
anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut.
Frekuensi ibu hamil di Indonesia yang mengalami anemia masih sangat tinggi
yaitu 63,5% dibandingkan di Amerika hanya 6% (Saiffudin, 2002). Anemia adalah
kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 12 gr%
(Winkjosastro, 2002). Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu
dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar
<10,5 gr% pada trimester II.
APA ITU ANEMIA DEFISIENSI ZAT BESI
PADA IBU HAMIL?
Anemia pada ibu hamil merupakan
salah satu masalah yang masih banyak dijumpai di Indonesia. Anemia adalah
kondisi ibu hamil dengan kadar HB di bawah 11 gram% pada trimester I & III
, kadar HB < 10,5 gram % pada trimester II. Anemia
pada ibu hamil lebih banyak disebabkan karena defisiensi zat besi yang sering
dikenal dengan anemia defisiensi zat besi, atau Anemi Gizi Besi (AGB) dengan
masih tingginya angka prevalensi anemia gizi besi di Indonesia sebesar 37,1%.
(Riskesdas, 2013).
APA PENYEBAB DAN DAMPAK ANEMIA
DEFISIENSI ZAT BESI PADA IBU HAMIL?
Menurut
Rustam (1998), penyebab sebagian besar anemia di Indonesia adalah kekurangan
zat besi yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin disebut anemia defisiensi
besi. Anemia pada ibu hamil membawa akibat dan komplikasi yang berisiko tinggi
untuk terjadinya keguguran, perdarahan, BBLR, atonia uteri, inersia uteri,
retensioplasenta. Kebutuhan zat besi pada saat kehamilan meningkat. Beberapa
literatur mengatakan kebutuhan zat besi meningkat dua kali lipat dari kebutuhan
sebelum hamil. Hal ini terjadi karena selama hamil, volume darah meningkat 50%,
sehingga perlu lebih banyak zat besi untuk membentuk hemoglobin. Selain itu,
pertumbuhan janin dan plasenta yang sangat pesat juga memerlukan banyak zat
besi.
Anemia defisiensi zat besi pada ibu
hamil akan berdampak pada besarnya angka kesakitan dan kematian maternal, angka
kesakitan dan kematian janin, serta risiko terjadinya berat bayi lahir rendah
(BBLR). Risiko timbulnya anemia defisiensi besi dapat dicegah apabila ibu hamil
dapat memenuhi kebutuhannya akan zat besi. Kebutuhan zat besi ibu hamil
mengalami peningkatan hingga 1040 mg karena mutlak dibutuhkan oleh janin dan
plasenta. Jumlah kebutuhan zat besi yang banyak ini menyebabkan ibu hamil
berisiko tinggi defisiensi besi. Dalam keadaan tidak hamil, kebutuhan zat besi
biasanya dapat dipenuhi dari menu makanan sehat dan seimbang. Tetapi dalam
keadaan hamil, suplai zat besi dari
makanan masih belum bisa mencukupi sehingga dibutuhkan suplemen berupa tablet
besi (Depkes RI, 2009)
BAGAIMANA CARA PENCEGAHAN ANEMIA
DEFISIENSI ZAT BESI PADA IBU HAMIL?
Pencegahan
anemia defisiensi besi telah lama dilakukan di Indonesia. Salah satu
tindakannya adalah melalui program suplementasi besi dan asam folat pada ibu
hamil dengan melaksanakan pemberian tablet besi folat secara gratis. Namun,
manfaat pemberian tablet besi folat ini sering dihambat oleh kepatuhan ibu
hamil dalam mengonsumsi tablet besi folat. Kepatuhan dalam mengonsumsi tablet
besi folat merupakan salah satu faktor yang dianggap paling berpengaruh dalam
keberhasilan program suplementasi besi selain penyediaan tablet besi dan sistem
distribusinya. Keberhasilan program pencegahan anemia sangat tergantung pada
partisipasi masyarakat yang berdasar pada analisis perubahan perilaku yang
berupa penilaian pengetahuan, sikap, dan praktik yang ada di masyarakat.
Perilaku timbul karena adanya dorongan dari dalam diri manusia yang disebut
motivasi.
Untuk lebih jelasnya, mari simak
penjelasan berikut :
A.
Zat Besi (Fe)
Zat besi adalah mineral mikron yang paling banyak terdapat dalam
tubuh manusia. Zat besi merupakan komponen dari hemoglobin, mioglobin, sitokran
enzim katalase, serta peroksidase. Besi merupakan mineral mikron yang paling
banyak terdapat dalam tubuh manusia yaitu sebanyak 3-5 gram dalam tubuh manusia
dewasa (Almatsier, 2003). Zat besi adalah garam besi dalam bentuk tablet/kapsul
yang apabila dikonsumsi secara teratur dapat meningkatkan jumlah sel darah
merah. Wanita hamil mengalami pengenceran sel darah merah sehingga memerlukan
tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk sel darah
merah janin (Anasari, 2012).
Manfaat Fe bagi ibu hamil :
-
Metabolisme energi. Di dalam
tiap sel, besi bekerja sama dengan rantai protein pengangkut elektron yang
berperan dalam langkah-langkah akhir metabolisme energi.
-
Sistem kekebalan. Besi
memegang peranan penting dalam sistem kekebalan tubuh, respon kekebalan oleh
limfosit-T terganggu karena berkurangnya pembentukan sel-sel tersebut,
disamping itu sel darah putih yang menghancurkan bakteri tidak dapat bekerja
secara aktif dalam keadaan tubuh kekurangan besi
-
Pelarut obat-obatan.
Obat-obatan yang tidak larut oleh enzim yang mengandung besi dapat dilarutkan
sehingga dapat dikeluarkan dari tubuh (Anasari, 2012).
B.
Kebutuhan Fe pada Ibu
Hamil
Semakin sering
seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan, akan makin banyak kehilangan
zat besi dan menjadi makin anemis. Kebutuhan zat besi selama hamil yaitu
rata-rata 800 mg – 1040 mg. Kebutuhan ini diperlukan untuk :
·
± 300 mg diperlukan untuk
pertumbuhan janin.
·
± 50-75 mg untuk pembentukan
plasenta.
·
± 500 mg digunakan untuk
meningkatkan massa haemoglobin maternal/ sel darah merah.
·
± 200 mg lebih akan
dieksresikan lewat usus, urin dan kulit.
·
± 200 mg lenyap ketika
melahirkan
Perhitungan makan
3 x sehari atau 1000-2500 kalori akan menghasilkan sekitar 10–15 mg zat besi
perhari, namun hanya 1-2 mg yang di absorpsi. jika ibu mengkonsumsi 60 mg zat
besi, maka diharapkan 6-8 mg zat besi 6 dapat diabsropsi, jika dikonsumsi
selama 90 hari maka total zat besi yang diabsropsi adalah sebesar 720 mg dan
180 mg dari konsumsi harian ibu (Susiloningtyas, 2012).
Untuk itu pemberian suplemen Fe disesuaikan dengan usia kehamilan
atau kebutuhan zat besi tiap semester, yaitu sebagai berikut :
1.
Trimester I : kebutuhan
zat besi ±1 mg/hari, (kehilangan basal 0,8 mg/hari) ditambah 30-40 mg untuk
kebutuhan janin dan sel darah merah.
2.
Trimester II : kebutuhan
zat besi ±5 mg/hari, (kehilangan basal 0,8 mg/hari) ditambah kebutuhan sel
darah merah 300 mg dan conceptus 115 mg.
3.
Trimester III : kebutuhan
zat besi 5 mg/hari,) ditambah kebutuhan sel darah merah 150 mg dan conceptus
223 mg (Susiloningtyas, 2012).
Menurut penelitian Yunita (2011) yang dikutip oleh Anik, tablet Fe
atau tablet penambah darah adalah 60 mg zat besi dan 0,5 mg asam folat yang
diberikan peroral atau yang biasa disebut dengan terapi zat besi oral.
Kandungan zat besi dalam tablet Fe lebih besar dari pada asam folat, hal ini
disebabkan karena anemia defisiensi besi merupakan penyebab utama anemia pada
ibu hamil dibandingkan dengan defisiensi zat besi lain (Sulistiyanti, 2015).
C.
Kepatuhan Ibu Hamil
dalam Mengonsumsi Tablet Fe
Kepatuhan
Mengonsumsi tablet Fe merupakan perilaku dimana ibu hamil mendukung program
suplementasi besi yang dilakukan oleh pemerintah untuk mencegah anemia pada ibu
hamil (Budiarni, 2012). Kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi di ukur dari
ketepatan jumlah tablet yang dikonsumsi, ketepatan cara mengkonsumsi tablet zat
besi, frekuensi konsumsi perhari. Suplementasi besi merupakan cara efektif
karena kandungan besinya yang dilengkapi asam folat yang dapat mencegah anemia
karena kekurangan asam folat (Anasari, 2012). Kepatuhan mengonsumsi tablet Fe
pada ibu hamil merupakan tingkat konsumsi terhadap table Fe dalam kurun waktu
10 hari. Ibu hamil dikatakan patuh jika skor ≥ 90% , apanila skor < 90%, ibu
hamil dikatakan tidak patuh menonsumsi tablet besi atau Fe (Budiarni, 2012)
Menurut
Prawirohardjo (2010) faktor yang mempengaruhi kepatuhan adalah pengetahuan dan
potensi sumber daya manusia. Hal ini di dukung oleh Iswanto,dkk., (2011) yang
menjelaskan bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang anemia
defisiensi besi dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet besi. juga menurut BKKBN (2011)
pengetahuan ibu hamil tentang kesehatan khususnya anemia akan berpengaruh
terhadap perilaku ibu hamil pada pelaksanaan program pencegahan anemia yaitu
pemberian tablet zat besi (Triyani & Purbowati, 2016).
Selain itu,
penyuluhan kesehatan melalui pendekatan individu dan kelompok massa, juga dapat
mempengaruhi kepatuhan berobat. Ini dibuktikan dalam penelitian yang dilakukan
Prokop dan Bradley (1981) yang menyatakan bahwa semakin sering penyuluhan
dilakukan semakin tinggi kepatuhannya. Masalah ketidakpatuhan ini juga
dibuktikan oleh beberapa peneliti dengan ditemukannya kejadian ibu hamil yang
tidak patuh mengkonsumsi tablet Fe di beberapa tempat antara lain Rochayati di
wilayah kerja Puskesmas Kampung Sawah Kabupaten Tangerang Tahun 2008 menemukan
dari 24 ibu hamil pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 50 % diantaranya
tidak patuh mengkonsumsi suplemen zat besi setiap hari (Triyani &
Purbowati, 2016).
Sumber Pustaka :
Anasari, W. H. dan T. (2012). Hubungan
Kepatuhan Ibu Hamil Mengonsumsi Tablet Fe, 3(2), 41–53. Jurnal Ilmiah
Kebidanan, 3(2), 41–53.
Budiarni, W. (2012). Hubungan Pengetahuan,
Sikap, Dan Motivasi Dengan Kepatuhan Konsumsi Tablet Besi Folat Pada Ibu Hamil.
Hubungan Pengetahuan, Sikap, Dan Motivasi Dengan Kepatuhan Konsumsi Tablet
Besi Folat Pada Ibu Hamil, 1(1), 99–106.
https://doi.org/10.14710/jnc.v1i1.364
Sulistiyanti, A. (2015). Hubungan Tingkat
Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia Dengan Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe Di
Wilayah Kerja Puskesmas Masaran I Sragen. Jurnal Kebidanan Dan Ilmu
Kesehatan, 2(2), 8–22.
Susiloningtyas, I. (2012). PEMBERIAN ZAT BESI
(Fe) DALAM KEHAMILAN Oleh : Is Susiloningtyas. Majalah Ilmiah Sultan Agung,
50, 128.
Triyani, S., & Purbowati, N. (2016).
Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe Dalam Mencegah Anemi Gizi Besi Pada Ibu Hamil Di
Wilayah Puskesmas Kecamatan Jakarta Pusat. Jurnal Ilmu Dan Teknologi
Kesehatan, 3(2), 215–229. Retrieved from
http://ejurnal.poltekkesjakarta3.ac.id/index.php/jitek/article/view/106/84
Tidak ada komentar:
Posting Komentar