Saat
ini, Anemia masih menjadi salah satu dari 6 masalah gizi yang ada di Indonesia.
Anemia Gizi Besi adalah salah satu masalah gizi yang sering ditemukan pada
remaja. Masalah ini disebabkan karena intake zat besi dan kualitas menu yang
rendah serta banyaknya zat besi yang dikeluarkan bersama menstruasi. Anemia
adalah suatu kondisi medis dimana kadar Hb kurang dari normal. Kadar Hb normal
pada remaja putri adalah >12 g/dl. Remaja putri dikatakan anemia jika kadar Hb <12 gr/dl.
Berdasarkan hasil Riskesdas (2018) proporsi anemia ibu hamil sebesar 46,9% dan
anemia remaja sebesar 48,9%. Berdasarkan hal tersebut anemia lebih banyak
dialami pada remaja.
Dampak Anemia Pada Remaja Anemia
pada remaja berdampak buruk terhadap penurunan imunitas, konsentrasi, prestasi
belajar, kebugaran remaja. Kesehatan remaja sangat menentukan keberhasilan
dari pembangunan kesehatan, terutama dalam upaya mencetak kualitas generasi
penerus bangsa di masa depan. mengingat mereka adalah para calon ibu yang akan
hamil dan melahirkan seorang bayi, sehingga memperbesar risiko kematian ibu
melahirkan, bayi lahir prematur dan berat bayi lahir rendah (BBLR).
Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD)
Remaja
putri diharuskan untuk mengkonsumsi TTD karena mengalami menstruasi setiap
bulan. TTD juga berguna untuk mengganti zat besi yang hilang karena menstruasi dan
untuk memenuhi kebutuhan zat besi yang belum tercukupi dari makanan. Zat besi
pada remaja putri juga bermanfaat untuk meningkatkan konsentrasi belajar,
menjaga kebugaran dan mencegah terjadinya anemia pada calon ibu di masa
mendatang.
Berdasarkan
hasil Riskesdas (2018) bahwa remaja puteri yang mendapatkan tablet tambah darah
(TTD) sebesar 76,2% yang terdiri dari
sebanyak 80,9% di antaranya mendapatkan TTD di sekolah dan 19,1%
menyatakan tidak didapatkan dari sekolah. Sedangkan yang tidak mendapatkan TTD
sama sekali yaitu sebesar 23,8%. Tingkat konsumsi TTD yang < 52 butir
sebesar 98,6% dan yang mengkonsumsi ≥ 52 butir sebesar 1,4%.
Peran
guru sangat penting untuk membuat remaja putri patuh mengosumsi TTD karena
waktu remaja putri lebih banyak dihabiskan di sekolah setiap harinya daripada
di rumah. Adanya dukungan guru di sekolah yang mengingatkan remaja putri mengonsumsi
TTD serta memberikan informasi mengenai TTD dapat memberikan sikap positif
dalam diri remaja putri yang akan mewujudkan perilaku positif pula, yaitu patuh
mengonsumsi TTD sesuai anjuran (Listiana 2016).
Wanita
dan Remaja Putri perlu minum Tablet Tambah Darah karena wanita mengalami haid
sehingga memerlukan zat besi untuk mengganti darah yang hilang.Wanita mengalami
hamil, menyusui, sehingga kebutuhan zat besinya sangat tinggi yang perlu
dipersiapkan sedini mungkin semenjak remaja. Tablet tambah darah mampu mengobati
wanita dan remaja putri yang menderita anemia, meningkatkan kemampuan belajar, kemampuan
kerja dan kualitas sumber daya manusia serta generasi penerus. Meningkatkan status
gizi dan kesehatan remaja putri dan wanita. Anjuran minum yaitu minumlah 1
(satu) Tablet Tambah Darah seminggu sekali dan dianjurkan minum 1 tablet setiap
hari selama haid.
Minumlah Tablet Tambah Darah dengan air putih, jangan minum dengan teh, susu atau kopi karena dapat menurunkan penyerapan zat besi dalam tubuh sehingga manfaatnya menjadi berkurang.
Referensi:
1. RI
KK. Hasil utama riskesdas 2018. Jakarta Kemenkes RI. 2018
2. Proverawati
A. Anemia Dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika; 2011
3. Indonesia
KKR. Pedoman pencegahan dan penanggulangan anemia pada remaja putri dan wanita
usia subur (WUS). Direktorat Gizi Masyarakat, Direktorat Jenderal Kesehat
Masyarakat, Kementeri Kesehat Republik Indones Jakarta. 2016
4. Dieny
FF. Permasalahan gizi pada remaja putri. Yogyakarta Graha Ilmu. 2014;7–9.
5. Listiana
A. 2016. Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia gizi
besi pada remaja putri di SMKN 1 Terbanggi Besar Lampung Tengah. J Kesehatan
8(3):455-469.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar