Kebiasaan jajan merupakan hal yang sangat
biasa dilakukan oleh anak-anak. Sebagian besar anak sangat gemar jajan meskipun
dirumah ibunya telah membuat makanan yang lebih sehat dan bergizi tentunya. Akan
tetapi, anak lebih memilih membeli jajanan dibanding memakan masakan ibunya.
Anak-anak lebih menyukai makanan
jajanan karena mereka lebih tertarik dengan bentuknya, beraneka ragam, dan
rasanya yang enak. Namun pada usia mereka tentunya masih belum bisa memilih
makanan yang bergizi untuk dikonsumsi. Dengan kata lain, mereka memilih makanan
yang terlihat enak tanpa memperhatikan kandungan gizinya. Mereka cenderung
memilih jajanan yang murah, dimana semakin rendah harga suatu jajanan maka
semakin rendah pula kualitas gizinya, seperti bahan makanan yang digunakan berkualitas
kurang baik dan biasanya sudah tercemar oleh kuman. Hal itulah yang akan berpengaruh
terhadap kesehatan sang anak.
Mengapa hal tersebut dapat terjadi?
Karena pada umumnya makanan jajanan
tidak memperhatikan kualitas Kesehatan dan kebersihannya, bahkan mengandung
formalin dan boraks sehingga mengakibatkan timbulnya berbagai macam penyakit
bagi kesehatan.
Jajanan dapat memberikan beberapa
pengaruh bagi anak, yaitu:
1. Pengaruh
pada kognitif anak
Makanan jajanan merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif anak. Biasanya anak tidak
mau sarapan dari rumah sebelum berangkat ke sekolah, yang akan mengakibatkan
pada Kesehatan anak yang tidak terjaga, karena mereka mengkonsumsi makanan yang
dijual di pinggir jalan ataupun di kantin, yang mana umumnya telah
terkontaminasi oleh udara kotor. Anak yang terlalu sering mengkonsumsi jajanan
di sekolah, IQ nya lebih rendah dibandingkan dengan anak yang selalu sarapan di
rumah sebelum berangkat ke sekolah.
2. Pengaruh
pada kesehatan anak
Makanan yang dikonsumsi akan
berpengaruh pada kesehatan gigi dan perut anak. Beberapa jenis makanan yang
dapat merusak gigi anak yaitu manisan, permen, gulali, coklat, arum manis, dan
beberapa jenis minuman yang berperisa. Makanan yang banyak mengandung gula dapat
menyebabkan kerusakan gigi dan dapat merambat ke otak, dimana gigi berkontraksi
langsung dengan syaraf.
Menurut Irianto (2007), Dampak Negatif
dari Kebiasaan Jajan antara lain:
1. Nafsu
makan menurun
Kebiasaan jajan yang terlalu sering
dapat mengurangi nafsu makan anak dirumah. Anak menjadi malas makan karena
merasa masih kenyak akibat jajan di sekolah.
2. Makanan
yang tidak higienis akan menimbulkan berbagai macam penyakit
Salah satu penyakit yang sering
dialami oleh anak akibat mengkonsumsi jajanan sembarangan adalah diare. Diare merupakan
penyakit yang ditularkan secara fecal-oral melalui masuknya makanan atau
minuman yang terkontaminasi oleh bakteri, salah satunya Escherichia coli.
Hal itu dapat terjadi karena makanan atau minuman yang tidak dimasak dengan sempurna,
memakan masakan yang masih mentah, dan tidak memperhatikan kebersihan pada
makanan.
3. Salah satu penyebab Obesitas pada anak
Pola makan anak pada umumnya lebih
sering mengkonsumsi makanan jajanan yang cenderung mengandung energi, lemak,
dan karbohidrat yang tinggi, namun rendah vitamin, mineral, dan serat, misalnya
sosis dan makanan siap santap (ayam goreng, kentang goreng, hamburger, dan
lain-lain). Seiring berjalannya waktu dan seringnya mengkonsumsi makanan tersebut
maka dapat menyebabkan anak memiliki berat badan yang melebihi dari berat badan
normal.
4. Kurang
zat gizi tertentu
bahan baku yang digunakan pada
jajanan belum tentu menggunakan bahan yang segar, sebab penjual jajanan
cenderung lebih mengutamakan keuntungan daripada keamanan pangan. Selain kandungan
gizi jajanan pada umumnya cenderung sudah hilang dikarenakan dalam
pengolahannya mengunakan suhu yang tinggi.
Selain dampak negatif, ternyata
jajanan juga memberikan dampak positif, seperti:
Biasanya anak sekolah jajan pada
jam istirahat sekolah. Hal itu dilakukan karena mereka merasa lapar setelah
beberapa jam mengikuti pelajaran. Energi mereka telah terpakai untuk
berkonsentrasi dalam belajar, sehingga mereka membutuhkan asupan energi kembali
agar tetap bisa berkonsentrasi dalam mengikuti pelajaran berikutnya.
2. Mengenalkan
anak pada keanekaragaman jenis makanan
Beberapa penjual menjual berbagai
aneka jajanan, seperti siomay, bakso, batagor, cireng, cimol. nugget, aneka gorengan,
dan berbagai macam lainnya. Sehingga anak lebih mengetahui aneka ragam jenis
makanan.
3. Meningkatkan
gengsi anak dimata teman-temannya.
Kebiasaan jajan pada anak merupakan
salah satu kebutuhan psikologis. Anak-anak yang memiliki kesempatan untuk jajan
dikarenakan mereka mempunyai uang saku dan sering merasa bangga dan puas. Sebaliknya
mereka yang tidak memiliki uang saku sering kali mengalami perasaan terterkan
karena mereka tidak dapat memperoleh kesempatan untuk jajan.
Jajanan memberikan berbagai dampak
terhadap anak. Apalagi jika anak memakan jajanan yang tidak sehat dan tidak bergizi,
dimana akan menimbulkan masalah kesehatan pada anak. Untuk itu orang tua
memiliki peran penting untuk mencegah hal tersebut terjadi. Orang tua bisa
membuatkan makanan sehat yang dibuat dengan berbagai macam bentuk sehingga anak
lebih tertarik untuk mengkonsumsi makanan rumah. Selain itu, orang tua juga membuatkan
bekal yang pastinya variatif untuk anaknya supaya tidak mudah bosan guna
meminimalisir membeli jajanan diluar.
Referensi
Noviani,
K., Afifah, E., Astiti, D. 2016.
Kebiasaan Jajan dan Pola Makan Serta Hubungannya dengan Status Gizi Anak Usia
Sekolah di SD Sonosewu Bantul Yogyakarta. Jurnal Gizi dan Dietetik
Indonesia, Vol. 4, No. 2, 97-104.
Tambunan, G. N., Asriwati, & Syamsul, D. 2019. Faktor-faktor
yang Memengaruhi Perilaku Jajan Anak di SD Wilayah Kerja Puskesmas Matiti
Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan. Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 9(1), 65-75.
Triwijayati, A. 2013. Studi Fenomenologi Eksplorasi Model
Pengambilan Keputusan Konsumen Anak pada Konsumsi Jajanan Sekolah. Jurnal
Manajemen dan Bisnis, 12(1), 1-20.
Triwijayati, A. 2016. Anak dan Jajanan Sekolah: Program
Pemberdayaan Kesehatan Anak Sekolah dalam Perspektif Pemerintah Daerah. Jurnal
MKMI, 12(3), 170-180.
Yaslina, Anggraini, M., & Nordila. Perilaku Konsumsi Makanan dengan Kejadian
Obesitas Pada Anak Usia Sekolah. 23-29.
Yulianingsih, P. 2009. Hubungan Pengetahuan Gizi dengan
Sikap Anak Sekolah Dasar dalam Memilih Makanan Jajanan di Madrasah Ibtidaiyah
Tanjunganom Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar