Rabu, 15 April 2020

TAHUKAH KAMU, DAMPAK APAKAH YANG AKAN TIMBUL DARI KEBIASAAN JAJAN PADA ANAK?


Kebiasaan jajan merupakan hal yang sangat biasa dilakukan oleh anak-anak. Sebagian besar anak sangat gemar jajan meskipun dirumah ibunya telah membuat makanan yang lebih sehat dan bergizi tentunya. Akan tetapi, anak lebih memilih membeli jajanan dibanding memakan masakan ibunya.

Anak-anak lebih menyukai makanan jajanan karena mereka lebih tertarik dengan bentuknya, beraneka ragam, dan rasanya yang enak. Namun pada usia mereka tentunya masih belum bisa memilih makanan yang bergizi untuk dikonsumsi. Dengan kata lain, mereka memilih makanan yang terlihat enak tanpa memperhatikan kandungan gizinya. Mereka cenderung memilih jajanan yang murah, dimana semakin rendah harga suatu jajanan maka semakin rendah pula kualitas gizinya, seperti bahan makanan yang digunakan berkualitas kurang baik dan biasanya sudah tercemar oleh kuman. Hal itulah yang akan berpengaruh terhadap kesehatan sang anak.

Mengapa hal tersebut dapat terjadi?
Karena pada umumnya makanan jajanan tidak memperhatikan kualitas Kesehatan dan kebersihannya, bahkan mengandung formalin dan boraks sehingga mengakibatkan timbulnya berbagai macam penyakit bagi kesehatan.


Jajanan dapat memberikan beberapa pengaruh bagi anak, yaitu:
1. Pengaruh pada kognitif anak


Makanan jajanan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif anak. Biasanya anak tidak mau sarapan dari rumah sebelum berangkat ke sekolah, yang akan mengakibatkan pada Kesehatan anak yang tidak terjaga, karena mereka mengkonsumsi makanan yang dijual di pinggir jalan ataupun di kantin, yang mana umumnya telah terkontaminasi oleh udara kotor. Anak yang terlalu sering mengkonsumsi jajanan di sekolah, IQ nya lebih rendah dibandingkan dengan anak yang selalu sarapan di rumah sebelum berangkat ke sekolah.

2. Pengaruh pada kesehatan anak



Makanan yang dikonsumsi akan berpengaruh pada kesehatan gigi dan perut anak. Beberapa jenis makanan yang dapat merusak gigi anak yaitu manisan, permen, gulali, coklat, arum manis, dan beberapa jenis minuman yang berperisa. Makanan yang banyak mengandung gula dapat menyebabkan kerusakan gigi dan dapat merambat ke otak, dimana gigi berkontraksi langsung dengan syaraf. 


Menurut Irianto (2007), Dampak Negatif dari Kebiasaan Jajan antara lain:

1. Nafsu makan menurun


Kebiasaan jajan yang terlalu sering dapat mengurangi nafsu makan anak dirumah. Anak menjadi malas makan karena merasa masih kenyak akibat jajan di sekolah.

2. Makanan yang tidak higienis akan menimbulkan berbagai macam penyakit


Salah satu penyakit yang sering dialami oleh anak akibat mengkonsumsi jajanan sembarangan adalah diare. Diare merupakan penyakit yang ditularkan secara fecal-oral melalui masuknya makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri, salah satunya Escherichia coli. Hal itu dapat terjadi karena makanan atau minuman yang tidak dimasak dengan sempurna, memakan masakan yang masih mentah, dan tidak memperhatikan kebersihan pada makanan.

3. Salah satu penyebab Obesitas pada anak


Pola makan anak pada umumnya lebih sering mengkonsumsi makanan jajanan yang cenderung mengandung energi, lemak, dan karbohidrat yang tinggi, namun rendah vitamin, mineral, dan serat, misalnya sosis dan makanan siap santap (ayam goreng, kentang goreng, hamburger, dan lain-lain). Seiring berjalannya waktu dan seringnya mengkonsumsi makanan tersebut maka dapat menyebabkan anak memiliki berat badan yang melebihi dari berat badan normal.

4. Kurang zat gizi tertentu 
bahan baku yang digunakan pada jajanan belum tentu menggunakan bahan yang segar, sebab penjual jajanan cenderung lebih mengutamakan keuntungan daripada keamanan pangan. Selain kandungan gizi jajanan pada umumnya cenderung sudah hilang dikarenakan dalam pengolahannya mengunakan suhu yang tinggi.


Selain dampak negatif, ternyata jajanan juga memberikan dampak positif, seperti:

1. Sebagai upaya memenuhi kebutuhan energi
Biasanya anak sekolah jajan pada jam istirahat sekolah. Hal itu dilakukan karena mereka merasa lapar setelah beberapa jam mengikuti pelajaran. Energi mereka telah terpakai untuk berkonsentrasi dalam belajar, sehingga mereka membutuhkan asupan energi kembali agar tetap bisa berkonsentrasi dalam mengikuti pelajaran berikutnya.

2. Mengenalkan anak pada keanekaragaman jenis makanan


Beberapa penjual menjual berbagai aneka jajanan, seperti siomay, bakso, batagor, cireng, cimol. nugget, aneka gorengan, dan berbagai macam lainnya. Sehingga anak lebih mengetahui aneka ragam jenis makanan.

3. Meningkatkan gengsi anak dimata teman-temannya.
Kebiasaan jajan pada anak merupakan salah satu kebutuhan psikologis. Anak-anak yang memiliki kesempatan untuk jajan dikarenakan mereka mempunyai uang saku dan sering merasa bangga dan puas. Sebaliknya mereka yang tidak memiliki uang saku sering kali mengalami perasaan terterkan karena mereka tidak dapat memperoleh kesempatan untuk jajan.


Jajanan memberikan berbagai dampak terhadap anak. Apalagi jika anak memakan jajanan yang tidak sehat dan tidak bergizi, dimana akan menimbulkan masalah kesehatan pada anak. Untuk itu orang tua memiliki peran penting untuk mencegah hal tersebut terjadi. Orang tua bisa membuatkan makanan sehat yang dibuat dengan berbagai macam bentuk sehingga anak lebih tertarik untuk mengkonsumsi makanan rumah. Selain itu, orang tua juga membuatkan bekal yang pastinya variatif untuk anaknya supaya tidak mudah bosan guna meminimalisir membeli jajanan diluar.


Referensi
Noviani, K., Afifah, E.,  Astiti, D. 2016. Kebiasaan Jajan dan Pola Makan Serta Hubungannya dengan Status Gizi Anak Usia Sekolah di SD Sonosewu Bantul Yogyakarta. Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia, Vol. 4, No. 2, 97-104.
Tambunan, G. N., Asriwati, & Syamsul, D. 2019. Faktor-faktor yang Memengaruhi Perilaku Jajan Anak di SD Wilayah Kerja Puskesmas Matiti Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 9(1), 65-75.
Triwijayati, A. 2013. Studi Fenomenologi Eksplorasi Model Pengambilan Keputusan Konsumen Anak pada Konsumsi Jajanan Sekolah. Jurnal Manajemen dan Bisnis, 12(1), 1-20.
Triwijayati, A. 2016. Anak dan Jajanan Sekolah: Program Pemberdayaan Kesehatan Anak Sekolah dalam Perspektif Pemerintah Daerah. Jurnal MKMI, 12(3), 170-180.
Yaslina, Anggraini, M., & Nordila.  Perilaku Konsumsi Makanan dengan Kejadian Obesitas Pada Anak Usia Sekolah. 23-29.
Yulianingsih, P. 2009. Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Sikap Anak Sekolah Dasar dalam Memilih Makanan Jajanan di Madrasah Ibtidaiyah Tanjunganom Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenal Stunting dan Efeknya pada Anak

    Mungkin tidak semua orang akrab dengan istilah stunting. padahal menurut Badan Kesehatan Dunia, Indonesia ada di urutan ke lima jumlah a...