Apa Itu Kolesterol?
Kolesterol merupakan lemak yang terdapat dalam aliran
darah atau sel tubuh yang sebenarnya dibutuhkan oleh tubuh untuk membentuk
dinding sel dan sebagai bahan baku dari beberapa horomon. Diproduksi oleh hati.
Kolesterol ini dapat ditemukan pada seluruh tubuh dan berperan penting terhadap
fungsi tubuh sehari – hari (Simple Guide Kolesterol, 2007).
Kolesterol yang normal
kadarnya harus berada dibawah 200 mg/dl. Apabila berada diatas 240 mg/dl, maka
berisiko tinggi terhadap penyakit lainnya seperti serangan jantung atau stoke.
Kolesterol sendiri merupakan komponen esensial dari setiap sel dan diperlukan
oleh tubuh untuk melakukan banyak fungsi dasar. Kolesterol akan membantu hati
untuk menghasilkan empedu yang diperlukan untuk mencerna lemak dan merupakan
bahan pembentuk, yang darinya, tubuh akan membuat kelenjar adrenal dan hormone
seks. Kolesterol juga akan membentuk jubah pelindung disekitar dinding sel dan
selubung myelin saraf, serta bekerja sebagai
pelumas pada dinding arteri, membantu kelancaran aliran darah.
Hiperkolesterol?
Keadaan dimana kadar kolesterol dalam tubuh melebihi
keadaan normalnya (Oetoro, 2007). Hiperkolesterol dapat meningkatkan risiko terhadap kejadian aterosklerosis, penyakit jantung
coroner, pankreatitis, diabetes mellitus, gangguan tiroid, penyakit hepar dan
penyakit ginjal (Indranti, 2009). Pada penderita hiperkolesterolemia
umumnya dijumpai pada usia dewasa. Pada laki – laki kolesterol meningkat dari
usia 35 sampai 50 tahun. Kadar kolesterol total dapat dipengaruhi oleh asupan
zat gizi berupa konsumsi dari makanan yang merupakan sumber lemak. Peningkatan
konsumsi lemak sebanyak 100 mg/hari akan meningkatkan kolesterol sebanyak 2 – 3
mg/dl. Keadaan ini tentu akan berpengaruh terhadap proses biosintesis kolesterol.
Sintesis kolesterol dipengaruhi oleh beberapa factor, salah satunya berupa
penurunan HMG KoA reduktase yang dapat menurunkan sintesis kolesterol. Untuk
itu, menurunkan sintesis protein dapat dilakukan dengan cara mengkonsumsi serat
serta vitamin yang tinggi sehingga kadar kolesterol dalam darah dapat menurun.
Kadar kolesterol yang berlebih dalam darah akan mudah
melekat pada dinding sebelah dalam pembuluh darah. LDL yang berlebih melalui
proses oksidasi akan membentuk suatu gumpalan yang jika semakin membesar akan
membentuk benjolan yang akan mengakibatkan penyempitan pembuluh darah. Proses
ini biasanya disesbut dengan aterosklerosis. Prevalensi kejaidan
hiperkolesterolemia di Indonesia menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
tahun 2004 menunjukkan pada kelompok usia 25 – 34 tahun mencapai 9,3% dan
meningkat seiring dengan bertambahnya usia pada kelompok usia 53 – 64 tahun
sebesar 15,5%.
Penyebab
Tingginya Kadar Kolesterol
Kadar kolesterol dalam darah biasanya dipengaruhi oleh
apa yang kita makan. Jika kolesterol yang ada lebih banyak dibandingkan dengan
mekanisme alami untuk menghadapinya, kolesterol bisa menempel pada dinding
dalam pembuluh darah dan membuatnya
menjadi lebih sempit. Seringnya mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak
menjadi penyebab utama meningkatnya kadar kolesterol total dalam darah. Hasil
penelitian Sulastri, menunjukkan kadar kolesterol akan berkurang seiring dengan
rendahnya asupan makanan yang berlemak. Daging merah yang berlemak dan produk
susu merupakan sumber utama kolesterol dan lemak jenuh dari makanan. Selain
itu, lemak jenuh yang telah digunakan atau telah digoreng, diasap, diawetkan
atau disimpan juga tepung telur dan moldy cheese, mengandung jumlah
oksi-kolesterol yang tinggi dan meningkatkan kadar kolesterol darah.
Makanan dan keadaan berikut paling berperan dalam
menyebabkan kadar kolesterol yang tinggi:
- Kekurangan asam amino akibat asupan protein berkualitas rendah
- Kekurangan antioksidan (vitamin C dan E, selenium, dan seng) akibat rendahnya asupan buah dan sayuran.
- Kekurangan biotin dan karnitin (bahan yang berhubungan dengan vitamin B) akibat pengolahan serealia utuh.
- Kekurangan asam lemak esensial akibat asupan lemak berkualitas rendah.
- Asupan alcohol berlebihan.
- Asupan lemak terhidrogenasi atau lemak olahan secara berlebihan (lemak babi, lemak untuk kue atau shortening, minyak kelapa sawit, margarin, dan lainnya) yang ditemukan pada banyak makanan olahan.
- Asupan zat tepung yang berlebihan (jagung, kentang putih dan lainnya).
- Asupan gula secara berlebihan yang ditemukan pada banyak makanan olahan.
- Kekurangan serat akibat kurangnya asupan buah dan sayur.
- Alergi makanan.
- Kekurangan hormone (testosterone, DHEA, esterogen, hormone pertumbuhan dan lainnya).
- Disfungsi hati.
Faktor Penyebab
Kolesterol Tinggi
Terdapat beberapa kemungkinan alasan mengapa kadar
kolesterol menjadi tinggi dan dapat juga dikendalikan, namun ada juga yang
tidak dapat dikendalikan. Di bawah ini beberapa factor yang menyebabkan kadar
kolesterol dalam darah menjadi tinggi, antara lain:
1. Usia dan Jenis Kelamin
Peningkatan kadar kolesterol dalam batas tertentu
merupakan hal alami yang terjadi dalam proses penuaan. Kadar kolesterol
meningkat tinggi terlihat pada usia antara 45 samapi 54 tahun pada pria. Sedangakan
pada wanita kadar kolesterol tertinggi pada usia antara 55 sampai 64 tahun. Kecenderungan
ini menunjukkan penyakit jantung yang berbeda antara pria dan wanita, dengan
kejadian penyikit jantung coroner pada wanita biasanya lebih lambat 10 tahun
dibandingkan dengan pria.
2. Pola makan
Orang yang paling berisiko memiliki
kadar kolesterol tinggi adalah mereka yang menerapkan pola yang mengandung
kadar lemak jenuh yang tinggi. Pola makan yang sehat dapat menurunkan kadar
kolesterol sekitar 5 – 10%, bahkan lebih. Mengurangi asupan lemak jenuh dan
makan lebih banyak buah, sayur, salad, sterol tumbuhan dan kedelai juga dapat
membantu menurunkan kadar kolesterol.
3. Berat Badan
Kelebihan
berat badan dapat meningkatkan trigliserida dan menurunkan HDL (kolesterol
baik).
4. Kurang Aktivitas
Kurang bergerak dapat meningkatkan LDL
dan menurunkan HDL
5. Penyakit Tertentu
Kemungkinan kita memiliki penyakit
tertentu seperti diabetes atau hipotiriodisme juga dapat menyebabkan kolesterol
kita menjadi tinggi.
6. Merokok
Kebiasaan merokok dapat menurunkan baik,
sehingga yang beredar dalam tubuh hanya kolesterol jahat. Kolesterol jahat
inilah yang jika tidak dikendalikan dapat berbahaya bagi tubuh kita.
7. Riwayat Penyakit Keluarga
Hiperkolesterolemia familia (HF) adalah istilah
untuk sindrom kolesterol tinggi yang bersifat diturunkan dari generasi ke
generasi. Singkatnya, kadar kolesterol yang tinggi tersebut juga ditentukan
oleh gen yang cacat dan tidak ada yang dapat dilakukan untuk menghindarinya. Penyandang
HF lebih berisiko terkena aterosklerosis dan penyakit kardiovaskular. HF
dimulai sejak lahir dan menetap seumur hidup.
Faktor Risiko
Penyakit Jantung dan Stroke Akibat Kolesterol
Jika kadar kolesterol dalam darah melebihi batas normal,
maka risiko terjadinya penyakit jantung coroner dan stroke menjadi lebih besar.
Jika penyempitan pembuluh darah terjadi karena adanya endapan lemak dan terjadi
pengerasan pembuluh darah, hal ini lah yang dikenal dengan aterosklerosis. Jika
hal ini terus berlanjut tanpa ada pengobatan dan pengendalian kolesterol dalam
darah maka akan timbul sakit atau nyeri yang disebut sebagai angina yang
dampaknya berupa matinya jaringan otot jantung yang disebut dengan infark
miokard. Jika ini meluas maka akan menyebabkan kondisi gagal jantung.
Selain itu, factor risiko terbesar lainnya berupa
kebiasaan merokok, nilai HDL yang rendah (<40 mg/dl), memiliki penyakit
hipertensi.
Adapun gejala penyakit
jantung berupa:
- Rasa tertekan di dada yang dapat menjalar ke lengan kiri, leher dan punggung
- Tercekik atau sesak yeng berlangsung lebih dari 20 menit
- Keringat dingin, lemah, berdebar dan bisa sampai pingsan
Jika
sumbatan ini menyerang pembuluh darah otak maka akan terjadi stroke. Gejala
serangan stroke tergantung dari derajat serangan, mulai dari yang ringan sampai
yang berat.
- Gejala stroke ringan : bicara tiba – tiba menjadi tidak tepat
- Gejala stroke berat :
- Kelumpuhan anggota gerak tubuh
- Wajah menjadi tidak simetris
- Jika terjadi pendarahan otak dapat menyebabkan kematian.
Cara Mencegah
Kolesterol
Kolesterol dikatakan sebagai pemicu berbagai gangguan
kesehatan, seperti hipertensi, gangguan jantung, hingga stroke. Meskipun begitu,
koleterol sendiri kita kenal sebagai bagian dari tubuh kita dan diperlukan oleh
tubuh, yang menjadi masalah adalah apabila kadar kolesterol ini tiba – tiba bertambah
dan berlebihan hingga mampu untuk menyebabkan berbagai penyakit.
Karenanya, penting bagi
kita yang sehat untuk bisa mencegah kadar kolesterol dalam tubuh menjadi
berlebih. Berikut langkah – langkah yang perlu diketahui untuk dapat
mengendalikan kadar kolesterol dalam tubuh.
- Mengetahui kadar kolesterol
Periksa kadar kolesterol anda secara regular. Biasnya dokter menyarankan agar kadar kolesterol total seseorang berada di bawah 200 mg/dl, dengan kadar LDL dibawah 130 dan HDL diatas 40. Jika hasil tes menunjukkan angka yang tidak konsisten, dokter akan menyarankan untuk melakukan tes ulang, namun jika hasilnya tetap maka dokter akan menyarankan untuk melakukan terapi pengendalian kolesterol.
- Menjaga Keseimbangan Berat Badan
Jika
bobot tubuh anda berlebih, mengurangi adalah salah satu cara untuk mengendalikan
kadar kolesterol darah. Penelitian telah menunjukkan bahwa berat badan yang
berlebih akan mengganggu proses metabolisme tubuh untuk menghancurkan lemak. Mengurangi
2,5 – 4,5 kg dapat memperbaiki kadar kolesterol. Tidak perlu melakukan diet
ketat, upayakan saja penurunan berat sebanyak 0,3 – 0,5 kg dalam seminggu.
- Aktivitas Fisik yang Rutin
Salah
satu cara yang efektif dalam mengendalikan kadar kolesterol adalah dengan cara
berolahraga dengan rutin. Pastikan saja, setidaknya anda tetap berolahraga
selama 30 menit setiap harinya, 5 hari dalam seminggu.
- Berkenalan dengan Lemak Baik
Konsumsi
jenis makanan yang mengandung lemak tak jenuh tunggal, seperti selai kacang,
avokad, minyak zaitun dan kanola, serta kacang – kacangan. Penelitian telah
membuktikan bahwa jenis lemak ini akan membantu dalam menurunkan kadar LDL dan
trigliserida dalam darah serta meningkatkan HDL.
- Mengkonsumsi Multivitamin
Sekalipun
telah mengkonsumsi makanan yang sehat, tetap ada kemungkinan bahwa tubuh kita
akan kekurangan unsur nutrisi tertentu. Beberapa ahli menyarankan untuk
mengkonsumsi multivitamin/ makanan suplemen untuk mencukupi kebutuhan dasar nutrisi
dalam kadar yang cukup dan tidak berlebih sehingga dapat menurunkan penyakit
jantung.
Daftar Pustaka
Hasdianah HR, S. I. (2014).
Kolesterol Tinggi. In S. I. Hasdianah HR, Patologi & Patofisiologi
Penyakit (pp. 86-96). Yogyakarta: Nuha Medika.
Sihotang,
H. T. (2014). Sistem Pakar Mendiagnosa Penyakit Kolesterol Pada Remaja Dengan
Metode Certainty Factor (Cf) Berbasis Web. Jurnal Mantik Penusa, 15(1),
16–23. http://e-jurnal.pelitanusantara.ac.id/index.php/mantik/article/view/161
Septianggi,
F. N., Mulyati, T., & K, H. S. (2013). Hubungan Asupan Lemak dan Asupan
Kolesterol dengan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Jantung Koroner Rawat
Jalan di RSUD Tugurejo. Jurnal Gizi Universitas Muhammadiyah Semarang,
2(2), 13–20.
Maryati,
H. (2017). Hubungan Kadar Kolesterol dengan Tekanan Darah Penderita
Hipertensi Di Dusun Sidomulyo Desa Rejoagung Kecamatan Ploso Kabupaten
Jombang. Hubungan Kadar Kolesterol Dengan Tekanan Darah Penderita
Hipertensi Di Dusun Sidomulyo Desa Rejoagung Kecamatan Ploso Kabupaten
Jombang, 8, 128–137.
Yani, M.
(2015). Mengendalikan Kadar Kolesterol Pada Hiperkolesterolemia. Jurnal
Olahraga Prestasi, 11(2), 115737.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar