Rabu, 15 April 2020

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN STUNTING DAN DAMPAK DALAM KEHIDUPAN





Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Stunting mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otak. Anak stunting juga memiliki risiko lebih tinggi menderita penyakit kronis di masa dewasanya.Stunting merupakan penggambaran dari status gizi kurang yang bersifat kronik pada masa pertumbuhan dan perkembangan sejak awal kehidupan. Keadaan ini dipresentasikan dengan nilai z-score tinggi badan menurut umur (TB/U) kurang dari -2 standar deviasi (SD) berdasarkan standar pertumbuhan menurut WHO (WHO, 2010).
Prevalensi stunting di Indonesia menempati peringkat kelima terbesar di dunia. Data Riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan prevalensi stunting dalam lingkup nasional sebesar 37,2 %, terdiri dari prevalensi pendek sebesar 18,0 % dan sangat pendek sebesar 19,2 %. Stunting dianggap sebagai masalah kesehatan masyarakat yang berat bila prevalensi stunting berada pada rentang 30-39 %. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia sedang mengalami masalah kesehatan masyarakat yang berat dalam kasus balita stunting.

Apa sih ciri-ciri anak mengalami Stunting?

·         Stunting pada anak akan terlihat dari perawakan anak yang kerdil saat mencapai usia 2 tahun, atau lebih pendek dibandingkan anak-anak seusianya dengan jenis kelamin yang sama.
·         Terlihat kurus. Walaupun terlihat pendek dan kurus, tubuh anak tetap proporsional. Akan tetapi, tidak semua anak yang pendek itu disebut stunting.
·         Mengalami penurunan tingkat kecerdasan, gangguan berbicara, dan kesulitan dalam belajar.
·   Memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah, sehingga lebih mudah sakit, terutama akibat penyakit infeksi.
·         Anak yang mengalami stunting akan lebih sulit dan lebih lama sembuh ketika sakit.

Faktor apa saja yang mempengaruhi kejadian Stunting pada balita?

1.      Panjang Badan Lahir.
Balita dengan panjang badan lahir kurang (<48 cm) berisiko mengalami stunting 4,091 kali lebih besar daripada balita dengan panjang badan lahir normal (<48) cm berisiko mengalami Stunting 4,091 kali lebih besar daripada balita dengan panjang badan lahir normal (>48 cm).
2.      Tidak mendapatkan ASI Eksklusif selama 6 bulan pertama.
ASI memiliki banyak manfaat, misalnya meningkatkan imunitas anak terhadap penyakit, infeksi telinga, menurunkan frekuensi diare, konstipasi kronis dan lain sebagainya (Henningham dan McGregor, 2009). Kurangnya pemberian ASI dan pemberian MP-ASI yang terlalu dini dapat meningkatkan risiko terjadinya stunting terutama pada awal kehidupan (Adair dan Guilkey, 1997).
3.      Pengetahuan Gizi Ibu.
Penyediaan bahan dan menu makan yang tepat untuk balita dalam upaya peningkatan status gizi akan dapat terwujud bila ibu mempunyai tingkat pengetahuan gizi yang baik (Lestariningsih, 2000). Ketidaktahuan mengenai informasi tentang gizi dapat menyebabkan kurangnya mutu atau kualitas gizi makanan keluarga khususnya makanan yang dikonsumsi balita (Sjahmien, 2003).  1000 hari pertama kehidupan (0-2 tahun) adalah waktu yang sangat krusial untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Pada masa ini, bayi membutuhkan ASI eksklusif  selama 6 bulan dan tambahan makanan pendamping ASI (MPASI) yang berkualitas setelahnya. Oleh karena itu, ibu harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai gizi anak.
4.      Tingkat Pendidikan Ibu.
Tingkat pendidikan memiliki pengaruh terhadap kesehatan, salah satunya adalah status gizi. Individu yang memiliki tingkat pendidikan tinggi memiliki kemungkinan lebih besar mengetahui pola hidup sehat dan cara menjaga tubuh tetap bugar yang tercermin dari penerapan pola hidup sehat seperti konsumsi diet bergizi. Individu dengan tingkat pendidikan tinggi cenderung menghindari kebiasaan buruk seperti rokok dan alkohol, sehingga memiliki status kesehatan yang lebih baik.
5.      Tingkat Pendapatan Keluarga.
Status ekonomi rendah dianggap memiliki pengaruh yang dominan terhadap kejadian kurus dan pendek pada anak. Orang tua dengan pendapatan keluarga yang memadai akan memiliki kemampuan untuk menyediakan semua kebutuhan primer dan sekunder anak. Keluarga dengan status ekonomi yang baik juga memiliki akses pelayanan kesehatan yang lebih baik. Anak pada keluarga dengan status ekonomi rendah cenderung mengkonsumsi makanan dalam segi kuantitas, kualitas, serta variasi yang kurang. Status ekonomi yang tinggi membuat seseorang memilih dan membeli makanan yang bergizi dan bervariasi.
6.      Infeksi berulang atau kronis
Infeksi berulang yang dialami sejak bayi menyebabkan tubuh anak selalu membutuhkan energi lebih untuk melawan penyakit. Jika kebutuhan ini tidak diimbangi dengan asupan yang cukup, anak akan mengalami kekurangan gizi dan akhirnya berujung dengan stunting.
7.      Sanitasi yang buruk
Sulitnya air bersih dan sanitasi yang buruk bisa menyebabkan adanya Stunting pada anak. Penggunaan air sumur yang tidak bersih dan digunakan untuk masak atau minum disertai kurangnya ketersediaa kakus merupakan penyebab terbanyak terjadinya infeksi
8.      Terbatasnya layanan kesehatan
Daerah tertinggal di Indonesia kurang mendapatkan layanan kesehatan. Tenaga kesehatan sangat dibutuhkan untuk memberi pengetahuan mengenai gizi untuk ibu hamil dan pada anak di masa awal kehidupannya.

Dampak kejadian Stunting terhadap kesehatan anak
  1. Kecerdasan anak di bawah rata-rata sehingga prestasi belajarnya tidak bisa maksimal.
  2. Sistem imun tubuh anak tidak baik sehingga anak mudah sakit.
  3. Anak akan lebih tinggi berisiko menderita penyakit diabetes, penyakit jantung, stroke, dan kanker.
  4. Fungsi-fungsi tubuh anak tidak stabil
  5. Kejadian anak stunting dapat menurunkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, produktifitas, dan daya saing bangsa sehingga dapat mengakibatkan kerugian ekonomi
  6. Saat dewasa nanti, anak yang mengalami stunting memiliki postur tubuh yang tidak maksimal. 

Bagaimana cara mencegah Stunting?
Banyak dampak buruk yang akan terjadi sampai ia dewasa membuat kondisi ini sangat penting untuk dicegah. Agar balita tidak mengalami kejadian stunting, dapat kita cegah dengan:

1.       Lakukan Inisiasi Menyusui Dini dan pemberian Asi Eksklusif
2.      Tingkatkan pengetahuan mengenai MPASI yang baik lalu diterapkan dalam kehidupan
3.      Penuhi asupan nutrisi ibu selama kehamilan dan menyusui, terutama asam folat, zat besi, dan yodium
4.     Biasakan perilaku hidup bersih dan sehat dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air, terutama sebelum menyiapkan makanan dan setelah buang air besar atau buang air kecil, meminum air yang terjamin kebersihannya, dan mencuci peralatan makan dengan sabun cuci piring. Hal ini dilakukan agar anak terhindar penyakit infeksi
Walaupun stunting adalah kondisi gangguan pertumbuhan yang tidak bisa diperbaiki, penanganan sedini mungkin tetap penting untuk dilakukan agar kondisi anak tidak semakin parah.

Sumber Pustaka:
Nadhiroh, S. R. (2010). Faktor yang berhubungan dengan kejadian.

Setiawan, E., Machmud, R., & Masrul, M. (2018). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Kecamatan Padang Timur Kota Padang Tahun 2018. Jurnal Kesehatan Andalas, 7(2), 275. https://doi.org/10.25077/jka.v7i2.813

12 komentar:

  1. Makasih sudah menambah pengetahuan saya

    BalasHapus
  2. ๐Ÿ‘๐Ÿ‘๐Ÿ‘

    BalasHapus
  3. Thank you...bermanfaat sekali informasinya๐Ÿ‘๐Ÿ‘๐Ÿ‘

    BalasHapus
  4. Makasih ka, utk ilmunya...
    Maaf utk koreksi dipoin "faktor yg mempengaruhi stunting" itu no 1. Penjelasannya bolakblik sya ga paham ka. Bisa tlong jelaskan?? Mkasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baik terima kasih atas koreksinya kak.. Yaa benar itu ada kelebihan kata kata kak,mohon maaf atas kekurangannya

      Hapus
  5. trimakasih infonya . . . sangat brmanfaat bgi qt untuk selalu memberikan asupan yg trbaik untuk buah hati qt mulai dr dlm kandungan ๐Ÿ˜Š

    BalasHapus
  6. Terimakasih kak,atas informasinya.Sangat bermanfaat buat kita para ibu muda๐Ÿ˜Š

    BalasHapus
  7. Masyaa Allah.... Ilmu yg sngat bermanfaat bnget nih buat para ibu² muda yg bru punya anak 1 biasa nya sangat perlu niihh pengetahuan sprti ini.... Yuukk kita cegah stunting dg pola hidup yg sehat demi prkembangan dan masa depan anak² kita smua generasi muda Indonesia yg sehat dan cerdas....

    BalasHapus
  8. Info yg bermanfaat...terima kasih atas infonya

    BalasHapus
  9. Terima kasih sudah menambah pengetahuan saya mengenai stunting

    BalasHapus

Mengenal Stunting dan Efeknya pada Anak

    Mungkin tidak semua orang akrab dengan istilah stunting. padahal menurut Badan Kesehatan Dunia, Indonesia ada di urutan ke lima jumlah a...