Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat
kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Stunting mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan otak. Anak stunting juga memiliki risiko lebih tinggi menderita penyakit
kronis di masa dewasanya.Stunting merupakan
penggambaran dari status gizi kurang yang bersifat kronik pada masa pertumbuhan
dan perkembangan sejak awal kehidupan. Keadaan ini dipresentasikan dengan nilai
z-score tinggi badan menurut umur (TB/U) kurang dari -2 standar deviasi (SD)
berdasarkan standar pertumbuhan menurut WHO (WHO, 2010).
Prevalensi
stunting di Indonesia menempati peringkat kelima terbesar di dunia. Data Riset
kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan prevalensi stunting dalam
lingkup nasional sebesar 37,2 %, terdiri dari prevalensi pendek sebesar 18,0 % dan
sangat pendek sebesar 19,2 %. Stunting dianggap sebagai masalah kesehatan
masyarakat yang berat bila prevalensi stunting berada pada rentang 30-39 %. Hal
ini menunjukkan bahwa Indonesia sedang mengalami masalah kesehatan masyarakat
yang berat dalam kasus balita stunting.
Apa
sih ciri-ciri anak mengalami Stunting?
·
Stunting pada anak akan terlihat dari perawakan
anak yang kerdil saat mencapai usia 2 tahun, atau lebih pendek dibandingkan
anak-anak seusianya dengan jenis kelamin yang sama.
·
Terlihat kurus. Walaupun terlihat pendek dan
kurus, tubuh anak tetap proporsional. Akan tetapi, tidak semua anak yang pendek
itu disebut stunting.
·
Mengalami penurunan tingkat kecerdasan, gangguan
berbicara, dan kesulitan dalam belajar.
· Memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah,
sehingga lebih mudah sakit, terutama akibat penyakit
infeksi.
·
Anak yang mengalami stunting akan lebih sulit
dan lebih lama sembuh ketika sakit.
Faktor
apa saja yang mempengaruhi kejadian Stunting pada balita?
1. Panjang Badan Lahir.
Balita dengan panjang badan lahir
kurang (<48 cm) berisiko mengalami stunting 4,091 kali lebih besar daripada balita dengan panjang badan lahir normal (<48) cm berisiko mengalami Stunting 4,091 kali lebih besar daripada balita dengan
panjang badan lahir normal (>48 cm).
2. Tidak mendapatkan ASI Eksklusif selama 6
bulan pertama.
ASI memiliki banyak manfaat,
misalnya meningkatkan imunitas anak terhadap penyakit, infeksi telinga,
menurunkan frekuensi diare, konstipasi kronis dan lain sebagainya (Henningham
dan McGregor, 2009). Kurangnya pemberian ASI dan pemberian MP-ASI yang terlalu
dini dapat meningkatkan risiko terjadinya stunting terutama pada awal kehidupan
(Adair dan Guilkey, 1997).
3. Pengetahuan Gizi Ibu.
Penyediaan bahan dan menu makan
yang tepat untuk balita dalam upaya peningkatan status gizi akan dapat terwujud
bila ibu mempunyai tingkat pengetahuan gizi yang baik (Lestariningsih, 2000).
Ketidaktahuan mengenai informasi tentang gizi dapat menyebabkan kurangnya mutu
atau kualitas gizi makanan keluarga khususnya makanan yang dikonsumsi balita
(Sjahmien, 2003). 1000 hari pertama
kehidupan (0-2 tahun) adalah waktu yang sangat krusial untuk pertumbuhan dan
perkembangannya. Pada masa ini, bayi membutuhkan ASI eksklusif selama 6
bulan dan tambahan makanan pendamping ASI (MPASI) yang berkualitas
setelahnya. Oleh karena itu, ibu harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai
gizi anak.
4. Tingkat Pendidikan Ibu.
Tingkat pendidikan memiliki
pengaruh terhadap kesehatan, salah satunya adalah status gizi. Individu yang
memiliki tingkat pendidikan tinggi memiliki kemungkinan lebih besar mengetahui
pola hidup sehat dan cara menjaga tubuh tetap bugar yang tercermin dari
penerapan pola hidup sehat seperti konsumsi diet bergizi. Individu dengan
tingkat pendidikan tinggi cenderung menghindari kebiasaan buruk seperti rokok
dan alkohol, sehingga memiliki status kesehatan yang lebih baik.
5.
Tingkat Pendapatan
Keluarga.
Status ekonomi rendah dianggap
memiliki pengaruh yang dominan terhadap kejadian kurus dan pendek pada anak.
Orang tua dengan pendapatan keluarga yang memadai akan memiliki kemampuan untuk
menyediakan semua kebutuhan primer dan sekunder anak. Keluarga dengan status ekonomi
yang baik juga memiliki akses pelayanan kesehatan yang lebih baik. Anak pada
keluarga dengan status ekonomi rendah cenderung mengkonsumsi makanan dalam segi
kuantitas, kualitas, serta variasi yang kurang. Status ekonomi yang tinggi
membuat seseorang memilih dan membeli makanan yang bergizi dan bervariasi.
6. Infeksi berulang atau kronis
Infeksi berulang yang dialami
sejak bayi menyebabkan tubuh anak selalu membutuhkan energi lebih untuk melawan
penyakit. Jika kebutuhan ini tidak diimbangi dengan asupan yang cukup, anak
akan mengalami kekurangan gizi dan akhirnya berujung dengan stunting.
7. Sanitasi yang buruk
Sulitnya air bersih dan sanitasi
yang buruk bisa menyebabkan adanya Stunting pada anak. Penggunaan air sumur
yang tidak bersih dan digunakan untuk masak atau minum disertai kurangnya
ketersediaa kakus merupakan penyebab terbanyak terjadinya infeksi
8. Terbatasnya layanan kesehatan
Daerah tertinggal di Indonesia
kurang mendapatkan layanan kesehatan. Tenaga kesehatan sangat dibutuhkan untuk
memberi pengetahuan mengenai gizi untuk ibu hamil dan pada anak di masa awal
kehidupannya.
Dampak
kejadian Stunting terhadap kesehatan anak
- Kecerdasan
anak di bawah rata-rata sehingga prestasi belajarnya tidak bisa maksimal.
- Sistem
imun tubuh anak tidak baik sehingga anak mudah sakit.
- Anak akan lebih tinggi berisiko menderita
penyakit diabetes, penyakit jantung,
stroke, dan kanker.
- Fungsi-fungsi tubuh anak tidak stabil
- Kejadian anak stunting dapat menurunkan
kualitas sumber daya manusia Indonesia, produktifitas, dan daya saing bangsa
sehingga dapat mengakibatkan kerugian ekonomi
- Saat dewasa nanti, anak yang mengalami stunting memiliki postur tubuh yang tidak maksimal.
Bagaimana
cara mencegah Stunting?
Banyak dampak buruk yang akan
terjadi sampai ia dewasa membuat kondisi ini sangat penting untuk dicegah. Agar
balita tidak mengalami kejadian stunting, dapat kita cegah dengan:
1. Lakukan
Inisiasi Menyusui Dini dan pemberian Asi Eksklusif
2. Tingkatkan
pengetahuan mengenai MPASI yang baik lalu diterapkan dalam kehidupan
3. Penuhi
asupan nutrisi ibu selama kehamilan dan menyusui, terutama asam folat, zat
besi, dan yodium
4. Biasakan perilaku hidup bersih dan sehat dengan mencuci tangan
menggunakan sabun dan air, terutama sebelum menyiapkan makanan dan setelah
buang air besar atau buang air kecil, meminum air yang terjamin kebersihannya,
dan mencuci peralatan makan dengan sabun cuci piring. Hal ini dilakukan agar
anak terhindar penyakit infeksi
Walaupun stunting adalah kondisi
gangguan pertumbuhan yang tidak bisa diperbaiki, penanganan sedini mungkin
tetap penting untuk dilakukan agar kondisi anak tidak semakin parah.
Sumber Pustaka:
Nadhiroh, S. R. (2010). Faktor
yang berhubungan dengan kejadian.
Setiawan, E., Machmud, R.,
& Masrul, M. (2018). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Stunting pada Anak Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas
Kecamatan Padang Timur Kota Padang Tahun 2018. Jurnal Kesehatan Andalas,
7(2), 275. https://doi.org/10.25077/jka.v7i2.813
Makasih sudah menambah pengetahuan saya
BalasHapus๐๐๐
BalasHapusThank you...bermanfaat sekali informasinya๐๐๐
BalasHapusJadi seperti itu.....
BalasHapusMakasih ka, utk ilmunya...
BalasHapusMaaf utk koreksi dipoin "faktor yg mempengaruhi stunting" itu no 1. Penjelasannya bolakblik sya ga paham ka. Bisa tlong jelaskan?? Mkasih
Baik terima kasih atas koreksinya kak.. Yaa benar itu ada kelebihan kata kata kak,mohon maaf atas kekurangannya
HapusInfo yg sangat bermanfaatt
BalasHapustrimakasih infonya . . . sangat brmanfaat bgi qt untuk selalu memberikan asupan yg trbaik untuk buah hati qt mulai dr dlm kandungan ๐
BalasHapusTerimakasih kak,atas informasinya.Sangat bermanfaat buat kita para ibu muda๐
BalasHapusMasyaa Allah.... Ilmu yg sngat bermanfaat bnget nih buat para ibu² muda yg bru punya anak 1 biasa nya sangat perlu niihh pengetahuan sprti ini.... Yuukk kita cegah stunting dg pola hidup yg sehat demi prkembangan dan masa depan anak² kita smua generasi muda Indonesia yg sehat dan cerdas....
BalasHapusInfo yg bermanfaat...terima kasih atas infonya
BalasHapusTerima kasih sudah menambah pengetahuan saya mengenai stunting
BalasHapus