Rabu, 15 April 2020

MARI BERKENALAN DENGAN OBESITAS SEJAK DINI

MARI BERKENALAN DENGAN OBESITAS SEJAK DINI


Gemuk Sehat atau Obesitas?

Masalah obesitas ini terkait dengan peningkatan jumlah kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah, diabetes, serta beberapa penyakit kanker. Jumlah kematian penderita obesitas yang disertai sejumlah penyakit tersebut lebih banyak dibanding penderita dengan berat badan yang normal.
Obesitas adalah kondisi kronis akibat penumpukan lemak dalam tubuh yang sangat tinggi. Obesitas terjadi karena asupan kalori yang lebih banyak dibanding aktivitas membakar kalori, sehingga kalori yang berlebih menumpuk dalam bentuk lemak. Apabila kondisi tersebut terjadi dalam waktu yang lama, maka akan menambah berat badan hingga mengalami obesitas.
Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada bisa menekan paru-paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan. Gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat tidur dan menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur apneu), sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk.Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut dan pergelangan kaki). Juga kadang sering ditemukan kelainan kulit. Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak. Sering ditemukan edema (pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan kaki.

Siapa saja yang dapat menderita obesitas?
Obesitas dapat diderita oleh semua jenis kelamin dari berbagai usia. Baik perempuan dan laki-laki, baik di usia lanjut, di usia produktif, di usia remaja, bahkan saat di usia balita. Namun, penyebab masing-masing golongan usia dapat berbeda-beda.
Tubuh yang gemuk adalah sebuah hal yang umum terjadi pada laki-laki atau wanita usia 30, 40, atau lebih. Hingga seiring pertambahan usia seseorang dapat mengalami obesitas karena efek penuaan (growth hormone). Pasalnya, saat seseorang mulai menginjak usia 30 tahun, tubuh mengalami penurunan kadar beberapa hormon tertentu yang merupakan efek alami dari proses penuaan. Di saat tersebut, tubuh mengalami ketidakseimbangan ataupun kekurangan hormon pertumbuhan (growth hormone) dan hal ini dapat mengakibatkan kegemukan hingga obesitas.
Pada usia produktif, obesitas dapat terjadi akibat faktor gaya hidup yang  tidak sehat. Obesitas di usia produktif terkait beberapa faktor yang saling berkaitan. Dimulai dari faktor kemampuan ekonomi yang memungkinan mampu membeli aneka makanan dan minuman, faktor lingkungan yang didukung sepenuhnya oleh tekhnologi yang pada akhirnya menyebabkan gaya hidup sedentari yang kurang aktifitas fisik.
Sedangkan menderita obesitas di usia remaja dan di usia balita bisa disebabkan oleh faktor lingkungan keluarga atau pola pengasuhan keluarga. Pola makan yang buruk dan kurangnya aktifitas fisik pada anak menyebabkan mereka mengalami obesitas di usia dini.
Apa yang Menyebabkan Obesitas?
Obesitas terjadi ketika seseorang mengonsumsi makanan dan minuman tinggi kalori tanpa melakukan aktivitas fisik untuk membakar kalori berlebih tersebut. Kalori yang tidak digunakan itu selanjutnya diubah menjadi lemak di dalam tubuh, sehingga membuat seseorang mengalami pertambahan berat badan hingga akhirnya obesitas. Faktor-faktor lain penyebab obesitas adalah:
  • Faktor keturunan atau genetik
  • Efek samping obat-obatan
  • Kehamilan
  • Kurang tidur
  • Pertambahan usia
  • Penyakit atau masalah medis tertentu

Mari Cegah Obesitas!

Langkah-langkah untuk mencegah naiknya berat badan bisa dilakukan dengan cara mudah, seperti latihan olah raga setiap hari, menjalankan diet sehat dan mengatur asupan makanan maupun minuman yang masuk ke dalam tubuh.
  • Olahraga teratur. Anda hanya perlu 150-300 menit per minggu untuk melakukan aktifitas fisik secara intensif, seperti melakukan kegiatan jalan cepat atau berenang.
  • Mengatur Pola Makan Sehat. Fokus pada asupan rendah kalori, makanan padat nutrisi, seperti buah-buahan, sayuran dan biji-bijian. Hindari lemak jenuh dan batasi asupan manis dan alkohol. Makan tiga kali secara teratur setiap hari dengan mengurangi ngemil. Anda masih bisa menikmati makanan yang mengandung lemak dan kalori tinggi dengan jumlah kecil. Pastikan untuk konsumsi makanan yang bisa menjaga berat badan dengan baik.
  • Ketahui dan hindari makanan yang membuat Anda tidak bisa menolaknya. Kadang kita tidak bisa menghindari makanan yang kita sukai. Namun untuk mendapatkan berat badan yang ideal Anda harus bisa mengatur tidak hanya pola makan namun perilaku makan Anda. Selain itu, Anda bisa juga membuat jurnal dan menuliskan di jurnal tersebut apa yang Anda makan, berapa banyak, perasaan saat Anda memakan makanan tersebut dan saat Anda makan, apakah Anda sedang sangat lapar atau tidak. Di situ nanti dapat diidentifikasi mengenai pola makan Anda.
  • Pantau berat badan secara teratur. Memantau berat badan secara rutin dapat membuat Anda mengetahui perkembangan naik atau turunnya berat badan Anda. Terkadang mereka yang merasa berat badannya di angka yang tinggi, mereka malas untuk memantau berat badan. Padahal itu tidak begitu baik, karena memantau berat badan perlu untuk mendeteksi awal sebelum menjadi obesitas.
  • Konsisten. Buat rencana sehat mengenai berat badan Anda selama seminggu, termasuk hari-hari kerja, akhir pekan maupun liburan sebagai pengingat demi keberhasilan sehat Anda untuk jangka panjang.

Referensi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenal Stunting dan Efeknya pada Anak

    Mungkin tidak semua orang akrab dengan istilah stunting. padahal menurut Badan Kesehatan Dunia, Indonesia ada di urutan ke lima jumlah a...