Gemuk Sehat atau Obesitas?
Masalah
obesitas ini terkait dengan peningkatan jumlah kematian akibat penyakit jantung
dan pembuluh darah, diabetes, serta beberapa penyakit kanker. Jumlah kematian penderita
obesitas yang disertai sejumlah penyakit tersebut lebih banyak dibanding
penderita dengan berat badan yang normal.
Obesitas adalah kondisi kronis akibat
penumpukan lemak dalam tubuh yang sangat tinggi. Obesitas terjadi karena asupan
kalori yang lebih banyak dibanding aktivitas membakar kalori, sehingga kalori
yang berlebih menumpuk dalam bentuk lemak. Apabila kondisi tersebut
terjadi dalam waktu yang lama, maka akan menambah berat
badan hingga mengalami obesitas.
Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di
dalam dinding dada bisa menekan paru-paru, sehingga timbul gangguan pernafasan
dan sesak nafas, meskipun penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan.
Gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat tidur dan menyebabkan terhentinya
pernafasan untuk sementara waktu (tidur apneu), sehingga pada siang hari
penderita sering merasa ngantuk.Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah
ortopedik, termasuk nyeri punggung bawah dan memperburuk osteoartritis
(terutama di daerah pinggul, lutut dan pergelangan kaki). Juga kadang sering
ditemukan kelainan kulit. Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan
tubuh yang relatif lebih sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga
panas tubuh tidak dapat dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat yang
lebih banyak. Sering ditemukan edema (pembengkakan akibat penimbunan sejumlah
cairan) di daerah tungkai dan pergelangan kaki.
Siapa
saja yang dapat menderita obesitas?
Obesitas
dapat diderita oleh semua jenis kelamin dari berbagai usia. Baik perempuan dan
laki-laki, baik di usia lanjut, di usia produktif, di usia remaja, bahkan saat
di usia balita. Namun, penyebab masing-masing golongan usia dapat berbeda-beda.
Tubuh
yang gemuk adalah sebuah hal yang umum terjadi pada laki-laki atau wanita usia
30, 40, atau lebih. Hingga seiring pertambahan usia seseorang dapat mengalami
obesitas karena efek penuaan (growth hormone). Pasalnya, saat seseorang
mulai menginjak usia 30 tahun, tubuh mengalami penurunan kadar beberapa hormon
tertentu yang merupakan efek alami dari proses penuaan. Di saat tersebut, tubuh
mengalami ketidakseimbangan ataupun kekurangan hormon pertumbuhan (growth
hormone) dan hal ini dapat mengakibatkan kegemukan hingga obesitas.
Pada usia produktif, obesitas dapat terjadi akibat
faktor gaya hidup yang tidak sehat. Obesitas di usia produktif terkait
beberapa faktor yang saling berkaitan. Dimulai dari faktor kemampuan ekonomi
yang memungkinan mampu membeli aneka makanan dan minuman, faktor lingkungan
yang didukung sepenuhnya oleh tekhnologi yang pada akhirnya menyebabkan gaya
hidup sedentari yang kurang aktifitas fisik.
Sedangkan
menderita obesitas di usia remaja dan di usia balita bisa disebabkan oleh
faktor lingkungan keluarga atau pola pengasuhan keluarga. Pola makan yang buruk
dan kurangnya aktifitas fisik pada anak menyebabkan mereka mengalami obesitas
di usia dini.
Apa yang Menyebabkan
Obesitas?
Obesitas terjadi ketika seseorang
mengonsumsi makanan dan minuman tinggi kalori tanpa melakukan aktivitas fisik
untuk membakar kalori berlebih tersebut. Kalori yang tidak digunakan itu
selanjutnya diubah menjadi lemak di dalam tubuh, sehingga membuat seseorang
mengalami pertambahan berat badan hingga akhirnya obesitas. Faktor-faktor lain
penyebab obesitas adalah:
- Faktor keturunan atau genetik
- Efek samping obat-obatan
- Kehamilan
- Kurang tidur
- Pertambahan usia
- Penyakit atau masalah medis tertentu
Mari Cegah Obesitas!
Langkah-langkah untuk mencegah naiknya berat badan
bisa dilakukan dengan cara mudah, seperti latihan olah raga setiap hari,
menjalankan diet sehat dan mengatur asupan makanan maupun minuman yang masuk ke
dalam tubuh.
- Olahraga teratur. Anda hanya perlu 150-300 menit per minggu untuk melakukan aktifitas fisik secara intensif, seperti melakukan kegiatan jalan cepat atau berenang.
- Mengatur Pola Makan Sehat. Fokus pada asupan rendah kalori, makanan padat nutrisi, seperti buah-buahan, sayuran dan biji-bijian. Hindari lemak jenuh dan batasi asupan manis dan alkohol. Makan tiga kali secara teratur setiap hari dengan mengurangi ngemil. Anda masih bisa menikmati makanan yang mengandung lemak dan kalori tinggi dengan jumlah kecil. Pastikan untuk konsumsi makanan yang bisa menjaga berat badan dengan baik.
- Ketahui
dan hindari makanan yang membuat Anda tidak bisa menolaknya. Kadang
kita tidak bisa menghindari makanan yang kita sukai. Namun untuk
mendapatkan berat badan yang ideal Anda harus bisa mengatur tidak hanya
pola makan namun perilaku makan Anda. Selain itu, Anda bisa juga membuat
jurnal dan menuliskan di jurnal tersebut apa yang Anda makan, berapa
banyak, perasaan saat Anda memakan makanan tersebut dan saat Anda makan,
apakah Anda sedang sangat lapar atau tidak. Di situ nanti dapat
diidentifikasi mengenai pola makan Anda.
- Pantau
berat badan secara teratur. Memantau berat badan secara
rutin dapat membuat Anda mengetahui perkembangan naik atau turunnya berat
badan Anda. Terkadang mereka yang merasa berat badannya di angka yang
tinggi, mereka malas untuk memantau berat badan. Padahal itu tidak begitu
baik, karena memantau berat badan perlu untuk mendeteksi awal sebelum
menjadi obesitas.
- Konsisten. Buat
rencana sehat mengenai berat badan Anda selama seminggu, termasuk
hari-hari kerja, akhir pekan maupun liburan sebagai pengingat demi
keberhasilan sehat Anda untuk jangka panjang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar