Kamis, 16 April 2020

Yuk Kenali Obesitas pada Anak


OBESITAS PADA ANAK

Setop Obesitas Anak, Cegah Silent Killer Merampas Hidupnya ... 

Obesitas pada anak-anak terjadi ketika berat badan mereka jauh melebihi berat normal berdasarkan tinggi badan. Disadari atau tidak, risiko obesitas pada anak menjadi semakin tinggi dengan meningkatnya akses pada makanan cepat saji maupun makanan bernutrisi buruk (junk food). Tidak hanya faktor makanan, masih ada faktor lain yang bisa membuat anak menderita obesitas serta berisiko menyebabkan gangguan kesehatan.

Obesitas pada anak merupakan masalah yang sangat kompleks, antara lain berkaitan dengan kualitas makanan yang dikonsumsi oleh seseorang, perubahan pola makan menjadi makanan cepat saji yang memiliki kandungan kalori dan lemak yang tinggi, waktu yang dihabiskan untuk makan, waktu pertama kali anak mendapat asupan berupa makanan padat, kurangnya aktivitas fisik, faktor genetik, hormonal dan lingkungan.

Obesitas mempunyai dampak terhadap tumbuh kembang anak terutama dalam aspek organik dan psikososial. Obesitas pada anak berisiko tinggi menjadi obesitas pada masa dewasa dan berpotensi mengalami berbagai penyebab kesakitan dan kematian, antara lain penyakit kardiovaskular dan diabetes melitus. Obesitas pada anak juga dapat mengakibatkan kelainan metabolik, misalnya atherogenesis, resistensi insulin, gangguan trombogenesis, dan karsinogenesis. Selain itu, obesitas pada anak usia 6-7 tahun juga dapat menurunkan tingkat kecerdasan karena aktivitas dan kreativitas anak menjadi menurun dan cenderung malas akibat kelebihan berat badan.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan obesitas. Beberapa di antaranya saling berkaitan, yaitu:
  • Gaya Hidup
Pola makan tidak sehat dengan kalori yang berlebihan dan tidak diiringi dengan aktif bergerak. Mengonsumsi makanan yang kaya kandungan lemak jenuh dan gula (seperti eskrim, coklat, permen), kelompok makanan cepat atau siap saji (fast food), serta minuman ringan atau minuman berenergi diduga menjadi penyebab utama obesitas. Pola makan yang disertai dengan kebiasaan duduk terlalu lama di depan TV atau di depan layar komputer ini menjadi penyebab utama obesitas di antara generasi muda.
  • Faktor Genetis
Meski tidak mutlak, anak dengan anggota keluarga atau orang tua yang mengidap obesitas lebih berisiko mengidap obesitas. Bila kedua orang tua obesitas, 80% anaknya menjadi obesitas; bila salah satu orang tua obesitas, kejadian obesitas menjadi 40 % dan bila kedua orang tua tidak obesitas prevalensi menjadi 14 %.
  • Faktor Psikologis 
Obesitas kadang-kadang dialami oleh anak atau remaja yang menjadikan makanan sebagai pelarian dari rasa frustrasinya atau stres psikologis terhadap pelajaran di sekolah, kebosanan, masalah, dan bentuk emosional lainnya.

Strategi pencegahan obesitas pada anak yang dianjurkan adalah:

11. Menghindari minuman manis, konsumsi jus dan susu yang berlebih. Konsumsi susu >480-720 mL/hari dapat menambah energi ekstra atau menggantikan nutrien lain.
22. Makan bersama di meja makan dengan anggota keluarga lainnya sebanyak 3x/hari dan televisi dimatikan selama proses makan bersama.
33. Keluarga tidak membatasi jumlah makanan dan selingan yang dikonsumsi anak, tetapi memastikan bahwa semua makanan yang tersedia sehat serta cukup buah dan sayuran.
44. Selingan dapat diberikan sebanyak 2 kali, dan orangtua hanya menawarkan air putih bila anak haus diantara selingan dan makan padat.
55.  Anak harus mempunyai kesempatan bermain aktif, membatasi menonton televisi atau DVD, serta tidak meletakkan televisi di dalam kamar tidur anak.
66. Orangtua dapat menjadi model untuk membantu anak belajar lebih selektif dan sehat terhadap makanan yang dikonsumsi. Orangtua berperan aktif dalam pendidikan media anak dengan menemani anak saat menonton program televisi dan mendiskusikan acara tersebut dengan anak.
77. Membuat jadwal penggunaan media, membatasi waktu menonton <1-2 jam/hari dan mengurangi pajanan media.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenal Stunting dan Efeknya pada Anak

    Mungkin tidak semua orang akrab dengan istilah stunting. padahal menurut Badan Kesehatan Dunia, Indonesia ada di urutan ke lima jumlah a...