OBESITAS PADA ANAK
Obesitas pada anak-anak terjadi ketika berat badan
mereka jauh melebihi berat normal berdasarkan tinggi badan. Disadari atau tidak, risiko
obesitas pada anak menjadi semakin tinggi dengan meningkatnya akses
pada makanan cepat saji maupun makanan bernutrisi buruk (junk food). Tidak hanya faktor makanan,
masih ada faktor lain yang bisa membuat anak menderita obesitas serta berisiko menyebabkan gangguan
kesehatan.
Obesitas pada anak merupakan masalah yang sangat
kompleks, antara lain berkaitan dengan kualitas makanan yang dikonsumsi oleh
seseorang, perubahan pola makan menjadi makanan cepat saji yang memiliki
kandungan kalori dan lemak yang tinggi, waktu yang dihabiskan untuk makan,
waktu pertama kali anak mendapat asupan berupa makanan padat, kurangnya
aktivitas fisik, faktor genetik, hormonal dan lingkungan.
Obesitas mempunyai dampak terhadap tumbuh kembang anak
terutama dalam aspek organik dan psikososial. Obesitas pada anak berisiko
tinggi menjadi obesitas pada masa dewasa dan berpotensi mengalami berbagai
penyebab kesakitan dan kematian, antara lain penyakit kardiovaskular dan
diabetes melitus. Obesitas pada anak juga dapat mengakibatkan kelainan
metabolik, misalnya atherogenesis, resistensi insulin, gangguan trombogenesis,
dan karsinogenesis. Selain itu, obesitas pada anak usia 6-7 tahun juga dapat
menurunkan tingkat kecerdasan karena aktivitas dan kreativitas anak menjadi
menurun dan cenderung malas akibat kelebihan berat badan.
Banyak
faktor yang dapat menyebabkan obesitas. Beberapa di antaranya saling berkaitan,
yaitu:
- Gaya
Hidup
Pola makan tidak sehat dengan
kalori yang berlebihan dan tidak diiringi dengan aktif bergerak. Mengonsumsi
makanan yang kaya kandungan lemak jenuh dan gula (seperti eskrim, coklat,
permen), kelompok makanan cepat atau siap saji (fast
food), serta minuman ringan atau minuman berenergi diduga
menjadi penyebab utama obesitas. Pola makan yang disertai dengan kebiasaan
duduk terlalu lama di depan TV atau di depan layar komputer ini menjadi
penyebab utama obesitas di antara generasi muda.
- Faktor
Genetis
Meski tidak mutlak, anak dengan
anggota keluarga atau orang tua yang mengidap obesitas lebih berisiko mengidap
obesitas. Bila kedua orang tua obesitas, 80% anaknya
menjadi obesitas; bila salah satu orang tua obesitas, kejadian obesitas menjadi
40 % dan bila kedua orang tua tidak obesitas prevalensi
menjadi 14 %.
- Faktor
Psikologis
Obesitas kadang-kadang dialami
oleh anak atau remaja yang menjadikan makanan sebagai pelarian dari rasa
frustrasinya atau stres psikologis terhadap pelajaran di sekolah, kebosanan,
masalah, dan bentuk emosional lainnya.
Strategi pencegahan obesitas pada anak yang dianjurkan
adalah:
11. Menghindari minuman manis, konsumsi jus dan susu yang berlebih. Konsumsi
susu >480-720 mL/hari dapat menambah energi ekstra atau menggantikan nutrien
lain.
22. Makan bersama di meja makan dengan anggota keluarga lainnya sebanyak
3x/hari dan televisi dimatikan selama proses makan bersama.
33. Keluarga tidak membatasi jumlah makanan dan selingan yang dikonsumsi anak,
tetapi memastikan bahwa semua makanan yang tersedia sehat serta cukup buah dan
sayuran.
44. Selingan dapat diberikan sebanyak 2 kali, dan orangtua hanya menawarkan air
putih bila anak haus diantara selingan dan makan padat.
55. Anak harus mempunyai kesempatan bermain aktif, membatasi menonton televisi
atau DVD, serta tidak meletakkan televisi di dalam kamar tidur anak.
66. Orangtua dapat menjadi model untuk membantu anak belajar lebih selektif dan
sehat terhadap makanan yang dikonsumsi. Orangtua berperan aktif dalam pendidikan
media anak dengan menemani anak saat menonton program televisi dan
mendiskusikan acara tersebut dengan anak.
77. Membuat jadwal penggunaan media, membatasi waktu menonton <1-2 jam/hari
dan mengurangi pajanan media.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar