Ketika remaja sering mengeluh karena
merasa lelah dan sakit kepala secara terus menerus, mungkin mereka akan mengira
bahwa itu hanya kelelahan karena aktivitas mereka. Namun mereka tidak pernah
menduga bahwa itu juga termasuk gejala anemia.
Lalu apa sebenarnya anemia itu? Mengapa
dapat terjadi pada remaja?
Anemia
adalah kondisi ketika tubuh kekurangan
sel darah merah yang sehat atau ketika sel darah merah tidak berfungsi dengan
baik. Akibatnya, organ tubuh tidak mendapat cukup oksigen, sehingga membuat
penderita anemia pucat dan mudah lelah. Anemia pada remaja disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya yaitu :
·
Anemia akibat tubuh tidak memproduksi
cukup sel darah merah
Kondisi ini disebut dengan anemia
defisiensi zat besi yang disebabkan karena kurangnya mengkonsumsi asupan yang
mengandung zat besi atau nutrisi lainnya.
·
Anemia karena sistem imun menghancurkan
terlalu banyak sel darah merah
Kondisi ini biasanya dialami oleh anak
yang memiliki kelainan darah seperti anemia sel sabit.
·
Anemia karena pendarahan
Kondisi biasanya terjadi pada remaja
perempuan yang bisa saja mengalami pendarahan menstruasi berlebihan hingga
berujung pada kekurangan darah.
Dari ketiga jenis anemia tersebut yang
sering terkena pada kalangan remaja adalah pada faktor kekurangan defisiensi
zat besi. Remaja perempuan juga diketahui lebih rentan terkena anemia dibanding
laki-laki karena mereka rutin mengalami pendarahan menstruasi setiap bulannya.
Gejala anemia yang harus diketahui
Untuk mengenali gejala anemia pada
remaja sebenarnya tidak sulit. Anak remaja yang mengalami anemia umumnya akan
mudah sekali capek, kurang semangat bangun pagi, dan sulit tidur nyenyak.
Disamping itu, ada pula gejala lain yang perlu diketahui, diantaranya sering
sakit kepala, sulit konsentrasi, mudah lupa, nyeri dada, serta terlihat pucat.
Anak juga dapat mengalami napas pendek,
detak jantung cepat, tangan dan kaki bengkak, serta sindrom kaki gelisah jika
kondisi anemianya sudah parah.
Bagaimana cara mencegah dan mengatasi
anemia?
·
Perbanyak konsumsi makanan yang
mengandung zat besi
Saat anak sudah mulai besar, dorong ia
untuk mengonsumsi makanan bergizi yang kaya zat besi. Contoh sumber makanan
tinggi zat besi meliputi daging merah, kuning telur, kentang, tomat,
kacang-kacangan, dan sayuran hijau.
·
Jangan lupakan vitamin C
Vitamin C dapat meningkatkan penyerapan
zat besi. Zat besi dalam sayur-sayuran juga termasuk sulit untuk dicerna tubuh,
sehingga konsumsi vitamin ini dapat membantu agar penyerapan zat besi lebih
optimal dan anemia pada remaja bisa dicegah.
·
Awasi menstruasi pada anak perempuan
Anemia bisa dipicu oleh perdarahan
menstruasi yang berlebihan. Jika remaja perempuan sering mengalami haid
berkepanjangan atau dengan volume darah yang banyak, bicarakan dengan dokter
kandungan untuk mengecek penyebabnya.
·
Istirahat yang cukup
Kesibukan pada remaja sering sekali
menyita waktu istirahat mereka, padahal hal tersebut tidak baik bagi kesehatan
tubuh. Seorang remaja harus pintar membagi waktu sehingga ia bisa mendapatkan
waktu istirahatnya dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar