Apa sih obesitas itu?
Obesitas atau obesity merupakan bahasa yang berasal dari bahasa latin yaitu ob yang berarti ‘akibat dari’ dan esum artinya ‘makan’. Jadi, obesitas itu
bisa di definisikan sebagai akibat dari pola makan yang berlebihan. Sedangkan
menurut WHO, obesitas adalah suatu keadaan dimana terjadinya penimbunan
jaringan lemak tubuh secara berlebihan. Dengan kata lain, obesitas dapat
diartikan sebagai suatu kelainan atau
penyakit yang ditandai dengan penimbunan lemak di tubuh secara berlebihan serta
ketidakseimbangan antara energy yang masuk dengan energy yang keluar.
Data menurut RISKESDAS tahun
2007 mengungkapkan bahwa 19,1% penduduk di Indonesia menderita Obesitas umum yang
terdiri dari 8,8% menderita kegemukan dan 10,3% menderita obesitas. Jumlah
keseluruhan kasus obesitas juga umumnya lebih tinggi terjadi pada daerah
perkotaan daripada daerah pedesaan.
Bagaimana sih cara menentukan
standar bahwa orang dikatakan obesitas? Untuk menentukan obesitas diperlukan
kriteria yang berdasarkan pengukuran antropometri dan atau pemeriksaan
laboratotik.
Dengan
pengukuran antropometri, yang dapat digunakan untuk menentukan obesitas pada
seseorang salah satunya yaitu menghitung indeks massa tubuh (IMT) yang di
dapatkan dengan cara membagi berat badan (kg) dengan kuadrat tinggi badan (m²).
Jika ditulis dengan rumus yaitu:
Pengukuran
berat badan dapat dilakukan dengan menggunakan timbangan berat badan. Sedangkan
pengukuran tinggi badan dapat dilakukan pengukuran menggunakan microtoise.
Negara-negara di Asia
Pasifik termasuk Indonesia, menggunakan IMT dengan rentang 23-26,9 kg/m²
sebagai kriteria kelebihan berat badan. Sedangkan seseorang yang memiliki IMT
≥27 kg/m² sebagai kriteria yang obesitas.
Obesitas ternyata juga
dibagi dua berdasarkan tempat penumpukan lemaknya, yaitu obesitas tipe pir dan
obesitas tipe apel. Apasih perbedaannya?
Perbedaannya adalah obesitas
tipe pir terjadi apabila penumpukan lemak lebih banyak terdapat pada daerah
pinggul, dan biasanya lebih banyak dialami oleh wanita. Sedangkan obesitas tipe
apel terjadi bila penumpukan lemaknya lebih banyak terdapat pada daerah perut,
dan biasanya lebih banyak terjadi pada laki-laki. Obesitas tipe apel ini juga
lebih beresiko mengalami gangguan kesehatan terutama yang berhubungan dengan
penyakit kardiovaskuler. Mengapa bisa terjadi? Karena lokasi perut lebih dekat
dengan jantung daripada pinggul.
Apa saja penyebab dari
obesitas? Penyebab obesitas itu sangat kompleks, dalam artian banyak sekali
faktor yang menyebabkan obesitas. Diantaranya seperti faktor lingkungan,
genetik, psikis, kesehatan, obat-obatan, perkembangan dan juga aktivitas fisik.
Faktor penyebab obesitas juga bisa disebut sebagai multi faktorial, dimana
dengan faktor asupan makanan sebagai salah satu dari sekian banyak faktor.
Asupan makanan yang berpengaruh ini merupakan asupan yang mengandung lemak, berkalori
tinggi serta banyak mengkonsumsi makanan manis. Sedangkan, faktor lain yang
juga dapat menyebabkan obesitas yaitu riwayat obese pada orang tua, serta
kurangnya konsumsi sayur dan juga buah.
Ada beberapa cara yang dapat
dilakukan dalam mengatasi obesitas, daintaranya yaitu dengan melakukan
aktivitas fisik yang teratur minimal tiga kali dalam seminggu, dan juga menjaga
serta mengatur pola makan yang baik untuk menurunkan berat badan.
Mencegah lebih baik daripada
mengobati. Beberapa cara yang dapat dilakukan dalam mencegah terjadinya
obesitas yaitu:
1.
Melakukan
gaya hidup yang sehat.
2.
Menerapkan
pola makan sehat dan teratur, seperti mengonsumsi makanan rendah lemak dan
gula.
3.
Meningkatkan
konsumsi sayur dan buah-buahan.
4.
Membiasakan
minum air putih yang cukup.
5.
Mengurangi
asupan sumber makanan dan minuman manis serta mengandung gula dalam jumlah yang
tinggi.
6.
Melakukan
aktivitas fisik secara teratur.
Sumber:
Dewi, M. C. (2015) ‘Faktor-Faktor yang Menyebabkan Obesitas
pada Anak’, Majority, 4(8), pp. 53–56.
Jaulin, A. and Nofita (2018) ‘DAMPAK
NEGATIF DAN PENCEGAHAN OBESITAS Anjar Jaulin 1 , Nofita 1 1 Program Studi
Farmasi Universitas Malahayati’, Jurnal Pengabdian Farmasi Malahayati,
1(1), pp. 1–5.
Muhammad, H. F. L. (2019)
‘Pemanfaatan sekolah sebagai sarana pencegahan obesitas sejak dini pada
remaja’, Journal of Community Empowerment for Health, 1(2), p. 107. doi:
10.22146/jcoemph.39796.
Sartika, R. A. D. (2011) ‘FAKTOR
RISIKO OBESITAS PADA ANAK 5-15 TAHUN DI INDONESIA’, Makara, Kesehatan,
15(1), pp. 37–43.
Sudargo, T., Freitag, H. and Aini,
N. (2014) Pola Makan Dan Obeistas, Gadjah Mada University Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar