Senin, 13 April 2020

YUK KENALI KEK PADA IBU HAMIL


KEK? Apa itu sebenarnya KEK?
       KEK atau kepanjangannya adalah Kekurangan Energi Kronis menurut Depkes RI (2013) merupakan kondisi dimana ibu mengalami kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan ibu dengan tanda atau gejala antara lain badan lemah dan muka pucat. Menurut Kemenkes RI (2015), Salah satu bentuk faktor risiko pada ibu hamil adalah Kurang Energi Kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm, atau penambahan berat badan < 9 kg selama masa kehamilan.
       Penyebab terbesar kematian ibu selama tahun 2010 sampai 2013 adalah perdarahan, hipertensi, infeksi, partus lama, dan abortus. Penyebab utama perdarahan dan infeksi sebagai faktor kematian utama ibu adalah anemia dan Kekurangan Energi Kronis (Nisa et al., 2018).
KEK pada ibu hamil hanya bisa dideteksi dengan melakukan pengukuran Lingkar Lengan Atas atau biasa yang disebut LILA. Tanda dan gejala KEK yaitu LILA kurang dari 23,5cm.

Lalu apa saja sih faktor yang berhubungan dengan kejadian KEK pada ibu hamil itu?
       Faktor ibu yang berhubungan dengan kejadian KEK menurut hasil penelitian pada ibu hamil di Kecamatan Kamoning dan Tambelangan, Kabupaten Sampang, Jawa Timur:
1. Umur menikah dan umur kehamilan pertama yang terlalu muda (< 20 tahun)
2. Paritas dan kadar haemoglobin (Hb).
Ditemukan sebagian besar ibu hamil KEK yang menderita anemia walaupun banyak juga ibu hamil KEK yang sudah mengonsumsi pil besi (Fe) setiap hari.
3. Konsumsi makanan bergizi yang kurang baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Sebagian besae ibu hamil KEK yang mempunyai frekuensi makan 3x/hari. Walaupun frekuensi makan tidak mempunyai hubungan bermakna dengan kejadian KEK pada ibu hamil, tetapi selama masa kehamilan, makanan yang dikonsumsi ibu hamil harus cukup mengandung zat gizi agar janin di dalam kandungan memperoleh makanan yang cukup (Mahirawati, 2014).
Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian KEK :
1. Faktor Sosial Ekonomi dan Pendapatan
       Ekonomi seseorang berpengaruh terhadap pemilihan makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Seseorang yang memiliki ekonomi tinggi dan sedang hamil maka biasanya kebutuhan gizi akan terpenuhi. Disamping itu, keluarga yang pendapatannya terbatas kemungkinan besar akan kurang dapat memenuhi kebutuhan makanannya terutama kebutuhan zat gizi dalam tubuhnya.
Pendidikan dan Pekerjaan
       Tingkat pendidikan ibu hamil atau keluarga ibu hamil yang tinggi diharapkan pengetahuan tentang informasi gizi yang dimiliki akan lebih baik sehingga bisa memenuhi asupan gizinya. Ibu hamil sebaiknya mengurangi beban kerja yang terlalu berat karena akan mempengaruhi kehamilannya.
3.      Usia Ibu Hamil dan Usia Kehamilan
       Semakin tua atau semakin muda usia ibu hamil maka akan mempengaruhi kebutuhan zat gizinya. Usia muda perlu tambahan gizi yang banyak karena selain digunakan untuk pertumbuhan dirinya sendiri juga digunakan untuk tumbuh kembang janin yang sedang dikandungnya. Begitu pula dengan usia ibu hamil yang tua, perlu energi yang besar karena fungsi organ yang makin melemah namun diharuskan bekerja maksimal. Biasanya pada trimester I kenaikan berat badan normal adalah antara 0,7-1,4 kg; namun pada trimester I ini biasanya juga ibu hamil mengalami mual dan muntah kemudian nafsu makan berkurang. Hal itu akan mempengaruhi asupan zat gizi sang ibu.
4.      Asupan Makanan
       Jika ibu hamil mengalami kekurangan gizi maka hal itu disebabkan oleh asupan zat gizi yang dikonsumsi pada setiap harinya tidak mencukupi untuk proses pertumbuhan janin serta mendukung status gizi ibu hamil yang sehat. Apabila hal itu dibiarkan terus menerus akan menyebabkan ibu hamil yang sebelumnya tidak KEK bisa terkena KEK dan yang sudah KEK maka akan bertambah parah.
5.      Keadaan Infeksi
       Infeksi (bakteri, virus dan parasit) akan mempengaruhi status gizi dan mempercepat malnutrisi dan sebaliknya malnutrisi akan mempengaruhi seseorang mudah terserang penyakit infeksi.
6.      Faktor Jarak Kehamilan
       Misalnya jika jarak kehamilan anak kedua dan melahirkan pertama yang terlalu dekat akan menyebabkan kualitas janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu karena ibu tidak memperoleh waktu atau kesempatan untuk memperbaiki tubuhnya sendiri seperti ibu memerlukan energi yang cukup untuk memulihkan keadaan setelah melahirkan anaknya. Jika jarak kehamilan anak kedua dan melahirkan anak pertama terlalu dekat maka akan menyebabkan sang ibu menderita kekurangan energi.
7.      Faktor Paritas
       Paritas atau jumlah anak merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil. Perlu diwaspadai karena jika ibu pernah hamil atau melahirkan anak 4 kali atau lebih, maka kemungkinan akan banyak ditemui keadaan kesehatan yang terganggu seperti anemia, kurang gizi, kekendoran pada dinding perut dan dinding rahim (Annisa, 2014).

 Kalau sudah begitu apa dampak dari KEK?
       KEK pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu antara lain: anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit infeksi. Pengaruh KEK terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (prematur), pendarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi  cenderung meningkat. KEK ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Bila BBLR bayi mempunyai resiko kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan, dan gangguan perkembangan anak (Sandjaja, 2009).

Berikutnya adalah cara mencegah KEK
       Disarankan untuk mengkonsumsi makanan yang bervariasi dan cukup mengandung kalori dan protein termasuk makanan pokok seperti nasi, ubi dan kentang setiap hari atau mengkonsumsi makanan yang bervariasi, teratur, dan porsi yang sesuai setiap harinya agar kebutuhan zat gizi ibu dan bayi terpenuhi. Sederhananya ibu hamil disarankan untuk mengubah pola hidupnya mejadi pola hidup yang sehat dan juga hindari berpikir yang terlalu berat.

Referensi
Annisa, F. (2014). Hubungan Antara Jarak Kehamilan Dan Paritas Dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronik (Kek) Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Ngoresan Dan Puskesmas Banyuanyar.
Mahirawati, V. K. (2014). FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN DAN TAMBELANGAN , KABUPATEN SAMPANG , JAWA TIMUR ( Related Factors of Chronic Energy Deficiency at Pregnant Woman in Kamoning and Tambelangan Sub District , Sampang District , West Java ). Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 17(2), 193–202.
Nisa, L. S., Sandra, C., & Utami, S. (2018). PENYEBAB KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL RISIKO TINGGI DAN PEMANFAATAN ANTENATAL CARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JELBUK JEMBER. Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia, 6(2), 136–142. https://doi.org/10.20473/jaki.v6i2.2018.136-142
Sandjaja. (2009). RISIKO KURANG ENERGI KRONIS (KEK) PADA IBU HAMIL DI INDONESIA. GIZI INDONESIA, 32(2), 128–138. https://doi.org/10.36457/gizindo.v32i2.76
 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenal Stunting dan Efeknya pada Anak

    Mungkin tidak semua orang akrab dengan istilah stunting. padahal menurut Badan Kesehatan Dunia, Indonesia ada di urutan ke lima jumlah a...