Kanker payudara adalah tumor ganas yang berawal
dari dalam sel-sel payudara. Penyakit ini terjadi hampir seluruhnya pada
wanita, tetapi pria juga bisa mendapatkannya. Secara umum diperkirakan kanker
payudara merupakan penyebab kematian tertinggi akibat kanker setelah kanker
paru. Pada penduduk perempuan, kanker payudara masih menempati urutan pertama
kasus baru dan kematian, yaitu sebesar 43,3% kasus baru dan 12,9% kematian.
Faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko kanker payudara dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
Faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko kanker payudara dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
a. Faktor
yang tidak dapat dikontrol :
1) Jenis
kelamin Wanita lebih berisiko terkena kanker payudara, karena sel pada payudara
wanita selalu berubah dan tumbuh sebagian besar disebabkan karena aktivitas
hormon estrogen dan progesterone.
2)
Riwayat keluarga yang menderita kanker Kemungkinan terjadinya kanker payudara
meningkat jika ibu, saudara kandung, bibi (tante), saudara sepupu, atau nenek
ada yang menderita kanker payudara atau jenis kanker lainnya.
3)
Riwayat memiliki tumor jinak dan kanker sebelumnya Jika seorang wanita pernah
terdiagnosa dengan kanker payudara maka risiko terkena kanker payudara kembali
semakin meningkat bila dibandingkan dengan wanita yang belum pernah memiliki
kanker payudara.
4) Status
menstruasi (menarche dan menopause). Mendapat haid pertama pada usia kurang
dari 10 tahun, keadaan ini berarti peredaran hormon sudah dimulai pada usia
yang muda dan menyebabkan peningkatan pertukaran zat hormon. Risiko kanker
payudara juga dapat meningkat ketika seorang wanita mendapatkan menopause pada
usia lebih dari 50 tahun, yang berarti peredaran hormone akan berlangsung dalam
jangka waktu yang lebih lama.
5) Usia
Risiko kanker payudara meningkat seiring dengan pertambahan usia. Setiap
sepuluh tahun risiko kanker meningkat dua kali lipat. Kejadian puncak kanker
payudara meningkat di usia 40-50 tahun.
b.
Faktor yang dapat dikontrol :
1) Berat
badan Obesitas berhubungan dengan meningkatnya risiko kanker payudara,
khususnya pada wanita menopause. Lemak tubuh merupakan bahan dasar utama
pembuatan estrogen, karena itu pada wanita yang gemuk mempunyai kecenderungan
memproduksi estrogen lebih banyak, sehingga akan meningkatkan risiko terjadinya
kanker payudara.
2)
Olahraga Berolahraga dapat menurunkan risiko kanker payudara. American Cancer
Society merekomendasikan melakukan olahraga 5 kali seminggu selama 45-60 menit.
3)
Konsumsi alkohol Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa meningkatnya risiko
kanker payudara berbanding lurus dengan jumlah alkohol yang dikonsumsi. Alkohol
dapat membatasi kemampuan hati untuk mengontrol kadar hormon estrogen yang
beredar dalam darah.
4)
Penggunaan obat hormonal Pemakaian obat hormonal terutama oral yang dipakai
secara terus menerus lebih dari 7 tahun, meningkatkan risiko untuk terjadinya
kanker payudara.
5)
Riwayat menyusui Pada perempuan yang tidak pernah menyusui, kelenjar susu tidak
pernah dirangsang untuk mengeluarkan air susu. Sehingga dapat dikatakan bahwa
pemberian ASI pada anak dapat mengurangi risiko kanker payudara.
6)
Riwayat kehamilan Melahirkan anak pertama di usia lebih dari 35 tahun dapat
meningkatkan risiko kanker payudara. Kehamilan di atas usia 35 tahun akan
disertai peningkatan pengeluaran hormone estrogen yang pada akhirnya merangsang
payudara secara berlebihan.
7) Pola
makan tidak sehat Pola makan yang tidak sehat sangat berpotensi menyebabkan
kanker. Berdasarkan penelitian Dr Valeria Edefonti dari University of Milan
menyebutkan kelompok wanita dengan pola makan kaya vitamin, tinggi serat
seperti kebiasaan konsumsi buah dan sayur dan lemak tak jenuh memiliki resiko
paling rendah terhadap penyakit kanker payudara.
Pola makan atau pola konsumsi pangan adalah susunan
jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi seseorang atau kelompok orang pada
waktu tertentu. Pola makan tersebut dipengaruhi oleh faktor ekonomi, budaya dan
religi . Pola makan berkaitan erat dengan resiko kejadian kanker. Daya cerna
zat gizi dalam makanan yang dikonsumsi tidaklah bekerja sendiri dan saling
ketergantungan antara zat gizi tersebut. Makanan yang masuk dapat memberikan
efek resiko negatif atau positif terhadap perkembangan sel-sel kanker.
Klasifikasi pola makan secara umum dapat digolongkan sebagai berikut :
1) pola
makan yang baik yaitu pola makan yang bersumber dari sayuran, buah, ikan, ayam,
susu rendah lemak dan sumber serat penuh;
2) pola
makan yang tidak baik adalah makanan dengan sumber seperti daging merah, makanan
atau daging yang diolah, gula fermentasi, kentang, makanan manis dan makanan
yang tinggi lemak dan juga kebiasaan minum seperti alkohol dan sejenisnya
Gaya hidup sehat salah satunya adalah konsumsi menu
seimbang dan bebas bahan pengawet disinyalir dapat menurunkan resiko penyakit
kanker. Konsumsi menu seimbang yang sesuai dengan kebutuhan harus dimulai dan
dibiasakan sedini mungkin sehingga bisa terbawa sampai dewasa. Konsumsi buah
dan sayur merupakan kebutuhan untuk menjaga kesehatan tubuh. konsumsi buah dan
sayur harus dibiasakan sejak anak berusia dini untuk menghidari ketidaksukaan
anak terhadap buah dan sayur.
Manfaat sayur dan buaha dapat memberikan keuntunan
untuk kesehatan, Sayur dan Buah kaya akan kandungan mineral dan vitamin,
mineral dan zat gizi lainya yang dibutuhkan oleh tubuh. Contoh zat gizi yang
terdapat dalam sayur dan buat adalah vitamin C, Vitamin A, potasium, Folat .
bila konsumsi buah dan sayur rendah makan ada kebutuhan gizi yang tidak
terpenuhi, Sayuran dan Buah mengadung enzim aktif yang dapat mempercepat reaksi
kimia di dalam tubuh. Komponen gizi dan komponen aktif non-nutrisi yang
terkandung dalam sayur dan buah berfungsi sebaga akti oksidan dan menetralkan
radikal bebas anti kanker dan menghambat penumpukkan kolestrol di dalam tubuh.
Di dalam sayur dan buah juga terdapat kandungan serat yang bermanfaat bagi
kesehatan pencernaan dan mikroflora usus, yaitu serat larut dan serat tidak
larut. Serat larut memperbaiki perfoma usus sehingga jumlah bakteri yang
bermanfaat untuk tubuh dapat tumbuh dengan baik sedangkan serat tak larut
menghambat pertumbuhan bakteri yang membahayakan tubuh.
Konsumsi lemak merupakan salah satu faktor risiko
terjadinya kanker payudara. Konsumsi lemak jenuh seperti daging, ayam goreng,
fast food, susu full cream keju, mentega, telur dan gorengan akan meningkankan
risiko seorang wanita untuk terkena kanker payudara. Kebiasaan dalam pola
konsumsi makanan berlemak dapat menyebabkan tubuh menghasilkan lebih banyak
estrogen dan akan memicu proses pembelahan sel yang tidak normal. Senyawa lemak
juga menghasilkan radikal bebas sehingga dapat memicu pertumbuhan sel kanker.
Lemak yang menumpuk dalam tubuh akan memengaruhi hormon yang pada akhinya
membuat sel-sel tumbuh menjadi tidak normal dan menjadi kanker, sehingga
penelitian ini menganjurkan kepada para wanita untuk mengurangi frekuensi
konsumsi lemak yang biasanya dikonsumsi. Dengan mengurangi frekuensi konsumsi
lemak dalam pola makan maka tingkat estrogen ada pada tingkat yang lebih rendah
dan lebih aman dalam beberapa tahun ke depan.
Referensi
Dewi, Putu Harisna. 2018. “HUBUNGAN POLA KONSUMSI BUAH DAN
SAYUR DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA PASIEN RAWAT JALAN DI RSUP SANGLAH
DENPASAR.” Poltekkes Denpasar.
Fitriyaningsih, Eva, Nurliana, and Ummu Balqis. 2014.
“HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN RESIKO KANKER PAYUDARA (Studi Kasus Pada Rumah
Sakit Dan Klinik Onkologi Di Banda Aceh).” Jurnal Pendidikan Kimia
6(3):36–42.
Kurniati, Tri, Wahono, and Sa’ida Naili. 2017. “Pola
Konsumsi Buah Dan Sayur Pada Anak USia Dini Sebagai Usaha Penanggulangan
Penyakit Kanker.” PEDAGOGI: Jurnal Anak Usia Dini Dan Pendidikan Anak Usia
Dini 3(3c):221–26.
Maria, Ida Leida, Andi Asliana Sainal, and Mappeaty Nyorong.
2017. “Risiko Gaya Hidup Terhadap Kejadian Kanker Payudara Pada Wanita.” Media
Kesehatan Masyarakat Indonesia 13(2):157.
Yulianti, I., H. Santoso, and D. Sutinigsih. 2016.
“FAKTOR-FAKTOR RISIKO KANKER PAYUDARA (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Ken Saras
Semarang).” Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro
4(4):401–9.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar