Minggu, 12 April 2020

Picky Eater


            Dalam bukunya, Diana dan Lies (2012) menerangkan bahwa picky eater merupakan kesulitan makan yang ditandai dengan menolak makan, neophobia, dan memiliki makanan yang sangat disukai. Dorfman (2011) Anak usia toddler memiliki karakteristik  tersendiri dalam berbagai ranah pertumbuhan dan perkembangannya. Pertumbuhan dan perkembangan biologis. Secara umum pertumbuhan baikdari segi berat maupun tinggi badan berjalan cukup stabil atau lambat. Anak usia toddler adalah anak usia 12 - 36 bulan (1 –3 tahun) pada periode ini merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima makanan dari apa yang disediakan ibunya (Uripi dalam Kusumawardani 2014). Pemberian makan pada anak memang sering menjadi masalah buat orangtua atau pengasuh anak. Faktor kesulitan makan pada anak yang sering dialami oleh sekitar 25% pada usia anak, jumlah akan meningkat sekitar 40 -70% pada anak yang lahir prematur atau dengan penyakit kronik. Hal ini pula yang sering membuat masalah  tersendiri bagi orang tua.

            Masalah makan pada anak dapat berakibat jangka panjang pada pertumbuhan dan perkembangan. Anak picky eater akan mendapatkan zat gizi dari makanan  yang terbatas dalam hal variasinya sehingga berpotensi  mengalami kekurangan gizi dan risiko lebih besar pada  usia kurang dari 3 tahun (3). Penelitian yang dilakukan  di Kanada juga menemukan bahwa  picky eater memiki  risiko 2 kali lebih besar untuk menjadi  underweight pada  usia 4,5 tahun dibandingkan anak yang tidak pernah  menjadi  picky eater. Underweight akan mengganggu  perkembangan kecerdasan, proses belajar, lebih rentan  terhadap infeksi, meningkatkan keparahan penyakit,  hingga meningkatkan mortalitas. Upaya yang dilakukan orang tua dalam menangani picky eater pada anak adalah para orang tua yang memiliki anak dengan perilaku picky eater dan telah menyadarinya melakukan berbagai upaya untuk menangani perilaku tersebut pada anaknya. Upaya awal mereka untuk menanganinya yaitu, memeriksakan anak mereka ke dokter dan memberinya vitamin. Orang tua yang mengetahui anaknya memiliki perilaku picky eater, segera membawa anak ke dokter anak dan memberinya vitamin. Merubah menu makanan yang hanya bertekstur lembut pun dirubah diikuti dengan waktu pemberian waktu makan yang konsisten. Mengurangi pemberian susu formula untuk anak juga dilakukan agar anak lebih memilih untuk makan bukan meminum susu jika lapar. Selanjutnya, orang tua juga memberikan makanan yang anak sukai dan diselingi dengan menu makanan baru.Orang tua menyiapkan segala keperluan menu makan anak di malam hari karena pagi harinya haru bekerja serta memperbaiki cara penyajian makan anak. Usaha ini pun perlahan-lahan membuat anak berkurang picky eaternya.

            Waktu makan merupakan waktu bagi anak melatih tanggung jawab, oleh karena itu, sebaiknya makan dilakukan secara teratur dan dengan waktu yang bersamaan sehingga anak dapat mengetahui apa yang harus dilakukan ketika waktu makan tiba. Dengan menghadirkan suasana nyaman dan menyingkirkan semua hal yang berpotensi mengganggu proses  makan anak, misalnya pada saat makan sebaiknya semua musik, televisi, serta mainan dijauhkan dan dimatikan diharapkan anak dapat berkonsentrasi makan. Makan bersama anggota keluarga lainnya sangat dianjurkan karena melatih konsentrasi serta melatih kemampuan motorik sehingga terbentuk pemikiran pada anak bahwa saat makan bersama anggota keluarga merupakan saat yang membahagiakan. Selain itu, memberi makan yang baik dan benar sangat berpengaruh terhadap selera makan anak.  
            Menu makanan tambahan yang diberikan sekolah untuk anak-anak sudah cukup bervariatif hanya masih sangat kurang dalam pemberian buah-buahan untuk anak.Sekolah pun telah memberikan menu makanan kepada orang tua setiap semester yang merupakan bentuk keterlibatan orang tua pada waktu penyelenggaraan makan di sekolah. Pengetahuan guru mengenai karakteristik anak picky eater masih belum mengenal dan mengetahui apa itu picky eater dan bagaimana karakteristik anak dengan periaku ini. Tidak hanya mengenai perilaku picky eater, tetapi juga pengetahuan guru mengenai gizi anak pun masih belum maksimal. 

            Picky eater tentunya memiliki dampak bagi anak. Dampak picky eater pada kesehatan adalah, mereka menjadi jarang hadir kesekolah karena sakit. Jika tidak segera ditangani sejak dini dan tepat, picky eater akan berdampak panjang dan berulang hingga mereka dewasa, mengalami kerusakan fisik, mental dan perilaku, resiko kematian lebih tinggi, dan apabila semakin parah akan mengakibatkan anoreksia dan bulimia. Penyebab anak menjadi picky eater.Anak menjadi picky eater disebabkan oleh alergi yang dimiliki anak sejak kecil, cara penyajian makanan pendamping ASI yang kurang tepat oleh orang tua. Orang tua memberikan makanan dengan tekstur yang lembut dalam rentang waktu yang cukup lama. Ketakutan orang tua dalam memperkenalkan rasa dan jenis makanan tertentu kepada anak juga dapat menyebabkan perilaku pilih-pilih makanan pada anak. Peran orang terdekat anak, yaitu orang tua melakukan segala upaya ketika telah mengetahui anaknya memiliki perilaku picky eater. Interaksi orang tua dan anak juga mempengaruhi perilaku picky eater pada anak sejatinya pendidikan pada anak usia dini merupakan pendidikan yang diberikan secara continue atau berkelanjutan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenal Stunting dan Efeknya pada Anak

    Mungkin tidak semua orang akrab dengan istilah stunting. padahal menurut Badan Kesehatan Dunia, Indonesia ada di urutan ke lima jumlah a...