Dalam bukunya, Diana dan Lies (2012)
menerangkan bahwa picky eater merupakan kesulitan makan yang ditandai dengan
menolak makan, neophobia, dan memiliki makanan yang sangat disukai. Dorfman
(2011) Anak usia toddler memiliki karakteristik tersendiri dalam berbagai ranah pertumbuhan
dan perkembangannya. Pertumbuhan dan perkembangan biologis. Secara umum pertumbuhan
baikdari segi berat maupun tinggi badan berjalan cukup stabil atau lambat. Anak
usia toddler adalah anak usia 12 - 36 bulan (1 –3 tahun) pada periode ini
merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima makanan dari apa yang
disediakan ibunya (Uripi dalam Kusumawardani 2014). Pemberian makan pada anak
memang sering menjadi masalah buat orangtua atau pengasuh anak. Faktor
kesulitan makan pada anak yang sering dialami oleh sekitar 25% pada usia anak,
jumlah akan meningkat sekitar 40 -70% pada anak yang lahir prematur atau dengan
penyakit kronik. Hal ini pula yang sering membuat masalah tersendiri bagi orang tua.
Masalah makan pada anak dapat
berakibat jangka panjang pada pertumbuhan dan perkembangan. Anak picky eater akan
mendapatkan zat gizi dari makanan yang
terbatas dalam hal variasinya sehingga berpotensi mengalami kekurangan gizi dan risiko lebih
besar pada usia kurang dari 3 tahun (3).
Penelitian yang dilakukan di Kanada juga
menemukan bahwa picky eater memiki risiko 2 kali lebih besar untuk menjadi underweight pada usia 4,5 tahun dibandingkan anak yang tidak
pernah menjadi picky eater. Underweight akan mengganggu perkembangan kecerdasan, proses belajar, lebih
rentan terhadap infeksi, meningkatkan
keparahan penyakit, hingga meningkatkan
mortalitas. Upaya yang dilakukan orang tua dalam menangani picky eater pada
anak adalah para orang tua yang memiliki anak dengan perilaku picky eater dan
telah menyadarinya melakukan berbagai upaya untuk menangani perilaku tersebut
pada anaknya. Upaya awal mereka untuk menanganinya yaitu, memeriksakan anak
mereka ke dokter dan memberinya vitamin. Orang tua yang mengetahui anaknya
memiliki perilaku picky eater, segera membawa anak ke dokter anak dan
memberinya vitamin. Merubah menu makanan yang hanya bertekstur lembut pun
dirubah diikuti dengan waktu pemberian waktu makan yang konsisten. Mengurangi
pemberian susu formula untuk anak juga dilakukan agar anak lebih memilih untuk
makan bukan meminum susu jika lapar. Selanjutnya, orang tua juga memberikan
makanan yang anak sukai dan diselingi dengan menu makanan baru.Orang tua
menyiapkan segala keperluan menu makan anak di malam hari karena pagi harinya
haru bekerja serta memperbaiki cara penyajian makan anak. Usaha ini pun
perlahan-lahan membuat anak berkurang picky eaternya.
Waktu
makan merupakan waktu bagi anak melatih tanggung jawab, oleh karena itu,
sebaiknya makan dilakukan secara teratur dan dengan waktu yang bersamaan
sehingga anak dapat mengetahui apa yang harus dilakukan ketika waktu makan
tiba. Dengan menghadirkan suasana nyaman dan menyingkirkan semua hal yang
berpotensi mengganggu proses makan anak,
misalnya pada saat makan sebaiknya semua musik, televisi, serta mainan
dijauhkan dan dimatikan diharapkan anak dapat berkonsentrasi makan. Makan
bersama anggota keluarga lainnya sangat dianjurkan karena melatih konsentrasi
serta melatih kemampuan motorik sehingga terbentuk pemikiran pada anak bahwa
saat makan bersama anggota keluarga merupakan saat yang membahagiakan. Selain
itu, memberi makan yang baik dan benar sangat berpengaruh terhadap selera makan
anak.
Menu
makanan tambahan yang diberikan sekolah untuk anak-anak sudah cukup bervariatif
hanya masih sangat kurang dalam pemberian buah-buahan untuk anak.Sekolah pun
telah memberikan menu makanan kepada orang tua setiap semester yang merupakan
bentuk keterlibatan orang tua pada waktu penyelenggaraan makan di sekolah.
Pengetahuan guru mengenai karakteristik anak picky eater masih belum mengenal
dan mengetahui apa itu picky eater dan bagaimana karakteristik anak dengan
periaku ini. Tidak hanya mengenai perilaku picky eater, tetapi juga pengetahuan
guru mengenai gizi anak pun masih belum maksimal.
Picky
eater tentunya memiliki dampak bagi anak. Dampak picky eater pada kesehatan
adalah, mereka menjadi jarang hadir kesekolah karena sakit. Jika tidak segera
ditangani sejak dini dan tepat, picky eater akan berdampak panjang dan berulang
hingga mereka dewasa, mengalami kerusakan fisik, mental dan perilaku, resiko
kematian lebih tinggi, dan apabila semakin parah akan mengakibatkan anoreksia
dan bulimia. Penyebab anak menjadi picky eater.Anak menjadi picky eater
disebabkan oleh alergi yang dimiliki anak sejak kecil, cara penyajian makanan
pendamping ASI yang kurang tepat oleh orang tua. Orang tua memberikan makanan
dengan tekstur yang lembut dalam rentang waktu yang cukup lama. Ketakutan orang
tua dalam memperkenalkan rasa dan jenis makanan tertentu kepada anak juga dapat
menyebabkan perilaku pilih-pilih makanan pada anak. Peran orang terdekat anak,
yaitu orang tua melakukan segala upaya ketika telah mengetahui anaknya memiliki
perilaku picky eater. Interaksi orang tua dan anak juga mempengaruhi perilaku
picky eater pada anak sejatinya pendidikan pada anak usia dini merupakan
pendidikan yang diberikan secara continue atau berkelanjutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar