Selasa, 14 April 2020

MENGENAL LEBIH DEKAT TENTANG PENYAKIT DIABETES MELITUS


DIABETES MELITUS

Banyak orang yang sering mendengar istilah Diabetes Melitus, namun tidak banyak yang menyadari apa sebetulnya penyakit diabetes? Apa penyebabnya? Dan bagaimana mencegahnya?

Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit berbahaya yang dikenal oleh masyarakat Indonesia dengan nama penyakit kencing manis. Diabetes melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (WHO, 1999).

Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh pankreas untuk mengatur jumlah gula dalam darah. Gula darah tinggi adalah jika kadar gula darah pada saat puasa lebih dari 126 mg / dl dan pada saat tidak cepat lebih dari 200 mg / dl.

Kadar gula darah biasanya kurang dari 120-140 mg / dl pada 2 jam setelah makan atau minum cairan yang mengandung gula atau karbohidrat lainnya. Kadar gula darah normal cenderung meningkat sedikit tapi semakin lama setelah berusia 50 tahun, terutama pada orang yang tidak aktif secara fisik.

JENIS DIABETES MELITUS
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui bahwa ada tiga bentuk Diabetes Mellitus yaitu :

Diabetes mellitus tipe 1

Diabetes Mellitus Tipe 1 adalah sebuah kondisi tubuh dimana tubuh tidak mampu untuk menghasilkan insulin sendiri sehingga diperlukan injeksi insulin dari luar.

Diabetes mellitus tipe 2
Diabetes Mellitus Tipe 2 atau sering juga disebut dengan Non Insuline Dependent Diabetes Melitus (NIDDM) merupakan penyakit diabetes yang disebabkan oleh karena terjadinya resistensi tubuh terhadap efek insulin yang diproduksi oleh sel beta pankreas

Diabetes mellitus gestasional
Diabetes Mellitus Gestasional didefinisikan sebagai gangguan toleransi glukosa berbagai tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil tanpa membedakan apakah penderita perlu mendapat insulin atau tidak.

APA SAJA TANDA DAN GEJALA PENYAKIT DIABETES MELITUS?
Beberapa pasien diabetes melitus mungkin mengalami gejala-gejala berikut dalam tahap awal penyakit ini:
1.  Sering merasa haus
2. Sering buang air kecil
3. Sering merasa lapar
4. Lemah, lesu dan tidak bertenaga
5. Rasa gatal pada kulit, wanita mungkin merasa gatal di daerah vitalnya 

Beberapa pasien mungkin tidak mengalami gejala-gejala di atas sama sekali, sehingga pemeriksaan kesehatan secara rutin dianjurkan untuk menghindari penundaan tindakan medis yang diperlukan.

Gejala diabetes melitus lainnya yang harus kita sadari adalah sebagai berikut:
1. Kaki sakit dan mati rasa
2. Pandangan kabur
3. Masalah kulit
4. Rentan terhadap infeksi atau penyakit
5. Gusi merah dan bengkak
6. Luka lama sembuh
7. Cepat lapar
8. Berat badan turun tiba-tiba

APA SAJA PENYEBAB PENYAKIT DIABETES MELITUS?

Penyebab diabetes tipe 1

Penyebab pasti diabetes tipe 1 tidak diketahui. Namun, para ahli menduga bahwa diabetes disebabkan karena sistem kekebalan tubuh penderita Diabetes akan menyerang dan menghancurkan sel-sel pankreas yang bertugas untuk menghasilkan hormon insulin.

Hormon insulin membuat glukosa lebih mudah untuk diserap oleh sel-sel tubuh sehingga menurunkan kadar gula dalam aliran darah. Namun, jika penderita Diabetes mengalami gangguan fungsi pankreas, produksi insulin juga akan terganggu.

Akibatnya, tubuh tidak dapat menghasilkan hormon insulin dengan cukup, sehingga kadar gula dalam darah akan terus meningkat.

Penyebab diabetes tipe 2

Penyakit kencing manis disebabkan karena lemak, hati, dan sel-sel otot di tubuh yang tidak merespon insulin dengan benar. Dalam dunia medis, kondisi ini disebut dengan resistensi insulin.

Resistensi insulin sendiri membuat sel tidak bisa menerima gula darah untuk kemudian diolah menjadi energi. Hal ini membuat tubuh menganggap bahwa ia sedang kekurangan gula sehingga memecah glikogen kembali.

Pada akhirnya, gula akan terus menumpuk di dalam darah dan terjadilah kadar gula darah tinggi yang disebut dengan hiperglikemia.

Penyebab diabetes gestasional
Selama kehamilan, plasenta akan menghasilkan sejumlah hormon untuk mendukung kehamilan penderita Diabetes. Sayangnya, hormon-hormon yang dihasilkan akan membuat sel-sel di dalam tubuh jadi resisten terhadap insulin.

Sayangnya lagi, pankreas tidak selalu dapat memproduksi insulin ekstra untuk mengatasi resistensi tersebut. Akibatnya, gula darah menumpuk di dalam darah dan menyebabkan diabetes gestasional.


KOMPLIKASI DIABETES MELLITUS TIPE 1, DIABETES MELLITUS TIPE 2 DAN DIABETES GESTASIONAL



Ada beberapa komplikasi dari Diabetes Mellitus Tipe 1, Diabetes Mellitus Tipe 2 dan Diabetes Gestasional yaitu :
  • Neuropati Diabetes (Diabetic Neuropathy), merupakan komplikasi yang umum dari penyakit diabetes. Diabetic Neuropathy adalah kerusakan pada sekumpulan syaraf yang diakibatkan oleh tingginya kadar gula dalam darah (hyperglycemia).
  • Retinopati Diabetes, adalah kelainan retina (retinopati) yang ditemukan pada penderita diabetes mellitus.
  • Nefropati Diabetik, adalah gangguan fungsi ginjal akibat kebocoran selaput penyaring darah.
  • Ketoasidosis Diabetik, adalah keadaan kegawatan atau akut dari Diabetes Mellitus tipe 1, disebabkan oleh meningkatnya keasaman tubuh benda-benda keton akibat kekurangan atau defisiensi insulin
FAKTOR RESIKO PENYAKIT DIABETES

Faktor Resiko Diabetes Melitus tipe 1

1.) Faktor keturunan
      Seorang anak dengan ayah pengidap diabetes tipe 1 mempunyai resiko yang lebih besar menderita diabetes tipe 1 dibandingkan anak dengan ibu pengidap diabetes tipe 1. Karena resiko ini maka pernikahan antar sesame penderita diabetes sangat tidak dianjurkan, baik penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.

2.) Penyakit autoimun
         Penyakit ini menyebabkan sel-sel darah putih menyerang dan menyebabkan kerusakan organ pancreas. Penderita seperti ini terdeteksi mempunyai antibody terhadap insulin (menganggap insulin tubuhnya sendiri sebagai benda asing yang harus diserang).

3.) Faktor lingkungan
         Misalnya: infeksi virus (gondongan, campak jerman, coxsackie – virus yang masuk ke dalam saluran pencernaan tapi bisa menyebabkan radang selaput otak), bakteri (infeksi gigi), atau sesuatu yang berkaitan dengan nutrisi (memperkenalkan susu sapi terlalu dini).

Faktor resiko Diabetes Mellitus Tipe 2

Meskipun belum diketahui secara pasti mengapa seseorang menderita diabetes sedangkan yang lain tidak, namun sudah pasti bahwa beberapa faktor berikut akan meningkatkan resiko untuk terkena diabetes tipe 2:
1.) Riwayat keluarga
     Orang tua atau saudara kandung menderita diabetes. Hal ini umumnya berkaitan dengan pola hidup dan pola makan.

2.) Kelebihan berat badan
   80 – 85% dari penderita diabetes tipe 2 mengalami kelebihan berat badan bahkan kegemukan/obesitas. Banyaknya jaringan lemak pada mereka yang kelebihan berat badan menyebabkan sel-sel tubuh makin resisten terhadap insulin. Yang juga penting adalah di bagian mana kelebihan berat badan tersebut terjadi. Misal: di perut akan beresiko lebih besar. Kabar baiknya adalah kadar gula darah akan turun seiring dengan penurunan berat badan.

3.) Sedentary lifestyle (kebiasaan tidak banyak bergerak).
         Semakin anda kurang aktif bergerak, semakin besar resiko terkena diabetes.

4.) Usia
         Usia ini sering berkaitan dengan makin jarangnya beraktifitas fisik / berolahraga, sehingga lebih sedikit jaringan otot yang terbentuk dan bertambahnya berat badan.

5.) Pernah menderita GDM atau pernah melahirkan bayi dengan berat > 4,1 kg.
6.) Hipertensi (≥ 149 / 90 mmHg)
7.) Hiperlipidemia
8.) HDL ≤ 35 mg/dL, trigliserida ≥250 mg/dL, atau keduanya
9.) Merokok

Faktor resiko Penyakit diabetes gestasional
1.) Usia
2.) Memiliki riwayat keluarga dengan penyakit ini
3.) Memiliki riwayat penyakit PCOS
4.) Pernah mengalami diabetes gestasional pada kehamilan sebelumnya
5.) Mengidap diabetes sebelum masa hamil
6.) Pernah mengalami keguguran atau bayi lahir mati (stillbirth) tanpa diketahui penyebabnya
7.) Obesitas sebelum kehamilan
8.) Hamil di usia lebih dari 30 tahun

BAGAIMANA CARA MENGOBATI PENYAKIT DIABETES?
1. Menjaga pola makan dan asupan gizi
     Makanan untuk orang dengan penyakit gula hampir sama dengan orang yang sehat-sehat. Bedanya, makanan orang yang menderita penyakit gula lebih diatur daripada orang yang sehat. Dokter biasanya akan meminta orang yang menderita penyakit diabetes untuk lebih banyak mengonsumsi makanan bergizi, rendah lemak dan kalori sehingga bisa mengontrol kadar gula darah. Jika pasien diabetes menerapkan pola makan yang sehat, maka berat badan tetap ideal, kadar gula darah stabil, dan terhindar dari risiko penyakit jantung. 

2. Olahraga teratur
          Manfaat olahraga teratur untuk penderita kencing manis adalah membantu menjaga berat badan turun. Selain itu,  insulin jadi lebih mudah menurunkan gula darah, membantu jantung dan paru-paru bekerja lebih baik dan memberi Anda lebih banyak energi.

Jika kadar gula darah Anda kurang dari 100-120, makanlah apel atau segelas susu sebelum Anda berolahraga. Saat Anda sedang berolahraga, bawalah makanan ringan agar gula darah Anda tidak turun.

3. Rajin cek gula darah Anda setiap hari
        Kadar gula darah pasien diabetes melitus harus dipantau secara rutin. Ini adalah cara penting guna mengatasi serta menjaga kadar gula darah Anda tetap normal. Cek gula darah juga bisa memberikan informasi mengenai kadar glukosa darah Anda pada saat itu juga.

Kadar glukosa umumnya berbeda saat sebelum dan setelah Anda makan. Untuk tingkat gula darah normal sebelum makan, kadarnya sekitar 70-130 mg/dL. Kemudian, tingkat gula darah dua jam setelah makan seharusnya kurang dari 180 mg/dL dan menjelang tidur berkisar 100-140 mg/dL.

Jumlah kadar gula darah dapat menggambarkan kondisi kesehatan Anda. Kadar gula darah tinggi dianggap sebagai pertanda bahwa kondisi tubuh Anda sedang tidak sehat. Catat kadar gula darah setiap kali Anda memeriksa kadar gula darah.

4. Pastikan Anda selalu minum obat atau suntik insulin
         Keseimbangan kadar gula darah pada pasien diabetes terkadang tidak bisa terjaga dengan baik hanya melalui penerapan pola makan sehat dan olahraga teratur. Anda juga mungkin membutuhkan obat-obatan untuk menanganinya.

Ada beberapa jenis obat hipoglikemik oral (biasanya dalam bentuk tablet). Anda juga mungkin diberikan kombinasi dari dua jenis obat atau lebih untuk mengendalikan kadar gula darah Anda. 
Dalam kasus tertentu, obat-obatan dalam bentuk tablet mungkin akan kurang efektif untuk mengobati penyakit gula sehingga Anda membutuhkan terapi insulin.

Berdasarkan dosis dan cara pemakaiannya, terapi ini dapat diberikan untuk menggantikan atau diberikan bersamaan dengan obat-obatan seperti yang telah disebutkan di atas tadi.

BAGAIMANA CARA MENCEGAH DIABETES MELITUS?
Penyakit diabetes melitus dapat dicegah dengan melakukan olahraga teratur, menjaga pola hidup sehat, dan menjaga kadar gula darah tetap normal.
  1. Raih berat badan sehat
  2. Banyak makan buah dan sayur
  3. Kurangi gula
  4. Aktif berolahraga


KAPAN ANDA HARUS PERGI KE DOKTER?

Kebanyakan orang sering kali tidak menyadari terkena penyakit diabetes melitus sampai gula darahnya sudah terlanjur melonjak naik sehingga menyebabkan berbagai gejala yang parah.

Maka dari itu, jika Anda mengalami berbagai gejala diabetes yang telah disebutkan di atas, atau Anda mencurigai terkena penyakit kencing manis, jangan ragu untuk segera berkunjung ke dokter.


Referensi:
World Health Organization (WHO). Definition, Diagnosis and classification of diabetes mellitus and its complications. Part 1: Diagnosis and classifi cations of diabetes mellitus. Geneva: Department of Noncommunicable Disease Surveillance; 1999.
Kurniawati, D. P. (2014) ‘Implementasi Metode Dempster Shafer Pada Sistem Pakar Untuk Diagnosa Jenis-jenis Penyakit Diabetes Melitus’, Psi Udinus, pp. 1–8.
https://www.tribunnews.com/tribunners/2017/08/15/mengenal-penyakit-diabetes-mulai-penyebab-gejala-hingga-cara-mencegahnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenal Stunting dan Efeknya pada Anak

    Mungkin tidak semua orang akrab dengan istilah stunting. padahal menurut Badan Kesehatan Dunia, Indonesia ada di urutan ke lima jumlah a...