Rabu, 15 April 2020

KENAPA ANAK RENTAN TERKENA ANEMIA DEFISIENSI ZAT BESI?


Anemia defisiensi zat besi lebih rentan dialami oleh anak-anak ketimbang orang dewasa. Melansir dari American Family Physician, kondisi ini lazim dialami oleh pada akhir masa bayi dan awal masa kanak-kanak. Kondisi ini bisa disebabkan kurangnya asupan zat besi dari makanan yang dikonsumsi ibu pada masa kehamilan atau kurangnya zat besi yang dikonsumsi pada masa kanak-kanak. Anemia biasanya terjadi pada 80% anak usia 6-23 bulan. Selain itu Anemia dominan terjadi pada bayi laki-laki, sedangkan puncak defisiensi besi pada bayi pada umur 9-12 bulan.

Pada fase awal penyakit, anemia pada anak biasanya tidak menunjukkan gejala.  Namun jika terus berlanjut atau kadar Hb sangat rendah, kurangnya sel darah merah yang membawa oksigen menyebabkan tubuh kekurangan pasokan oksigen dan organ tubuh tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya timbul berbagai gejala seperti anak menjadi mulai lemas, lelah, lesu, kulit terlihat pucat, kuku jari tangan pucat, sesak napas, mata menguning, berat badan tidak naik optimal, bahkan dapat terjadi penurunan berat badan. Anak juga rentan terkena infeksi karena menurunnya sistem kekebalan tubuh.

APA PENYEBAB ANEMIA DEFISIENSI BESI PADA ANAK?

Masalah ADB yang dialami oleh balita sering disebabkan karena terlalu banyak minum susu sapi lebih dari 24 ons sehari atau kurang mengonsumsi makanan kaya zat besi, seperti daging merah dan sayuran berdaun hijau. Masalah ini dapat terjadi pada anak yang gemar pilih-pilih makanan, sehingga ia tidak mendapatkan asupan zat besi yang cukup.
Penyebab lain ADB pada anak, yaitu obesitas, alergi protein susu sapi, kesulitan dalam penyerapan nutrisi dari makanan (malabsorbsi) dan meningkatnya kebutuhan zat besi akibat dari infeksi yang berulang atau kronis. Jika ibu melihat tanda-tanda kurangnya zat besi pada Si Kecil, segera tangani karena kurangnya zat besi bisa membuat Si Kecil mudah terserang penyakit.

DAMPAK ANEMIA DEFISIENSI BESI PADA ANAK

Masih melansir dari American Family Physician, anak yang mengalami anemia defisiensi zat besi berisiko alami masalah kognitif. Hal ini mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan, perkembangan kecerdasan, dan memengaruhi fungsi tubuh secara normal. ADB terjadi secara bertahap. Menurunnya jumlah zat besi pada tubuh anak dapat memengaruhi fungsi otak dan fungsi otot anak yang sedang berkembang.
Begitu juga menurut situs halaman Ikatan Dokter Anak Indonesia, anak yang mengalami ADB rentan alami dampak negatif pada pertumbuhan serta perkembangan anak. Tidak hanya itu, ADB mampu menurunkan sistem kekebalan tubuh pada tubuh anak sehingga anak rentan alami infeksi. Kondisi anemia defisiensi besi yang tidak segera diatasi dapat menimbulkan dampak pada penurunan daya konsentrasi anak dan prestasi belajar anak.

CARA MENCEGAH ANEMIA PADA ANAK
  • Cara terbaik supaya Si Kecil terhindar dari anemia adalah dengan memberikannya makanan bernutrisi dan bergizi seimbang. Selain itu, orang tua juga harus mengajarkan dan membiasakan anak mengonsumsi makan sehat dan bervariasi. Pilih bahan pangan yang tinggi akan zat besi, folat, vitamin B12 dan vitamin C. Vitamin B12 bermanfaat untuk melepaskan folat sehingga dapat membantu pembentukan sel darah merah. Makanan sumber vitamin B12 adalah daging, susu, dan hati. Sedangkan vitamin C penting dikonsumsi penderita AGB karena dapat membantu penyerapan zat besi. Vitamin C banyak terdapat pada jambu biji, apel, jeruk, dan bayam.


  • Bila Si Kecil masih menyusui, usahakan untuk tidak memberikan susu sapi sebelum dia berusia 1 tahun. ASI memang memiliki kandungan zat besi yang lebih rendah dibandingkan susu sapi, namun pencernaan bayi lebih mampu menyerap zat besi dari ASI daripada susu sapi.
  • Bila Si Kecil sudah siap untuk mengonsumsi makanan padat (MPASI), Anda bisa memberikan asupan zat besi tambahan dari makanan yang kaya akan zat besi, seperti daging, ikan, bayam, brokoli, kentang, dan tahu tempe.

  • Jika anak sudah cukup besar, Anda juga bisa memberikan asupan zat besi tambahan dari suplemen multivitamin untuk anak. Namun, Anda dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk menentukan jenis suplemen dan dosis yang tepat untuk mencegah anemia pada anak


Referensi
Adrian, K. (2019) Hal-Hal yang Perlu Anda Ketahui tentang Anemia pada Anak. Available at: https://www.alodokter.com/penanganan-anemia-pada-anak-dan-gejala-apa-saja-yang-harus-diperhatikan (Accessed: 14 April 2020).
Helmyati, S., Hadi, H. and Lestariana, W. (2007) ‘Kejadian Anemia pada Bayi Usia 6 bulan yang Berhubungan dengan Sosial Ekonomi Keluarga dan Usia Pemberian Makanan Pendamping ASI’, Berita Kedokteran Masyarakat, 23(1), pp. 35–40.
Wahtini, S. (2019) ‘Faktor-faktor yang berpengaruh dengan kejadian anemia pada bayi’, Journal of Health Studies, 3(1), pp. 21–27. doi: 10.31101/jhes.764.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenal Stunting dan Efeknya pada Anak

    Mungkin tidak semua orang akrab dengan istilah stunting. padahal menurut Badan Kesehatan Dunia, Indonesia ada di urutan ke lima jumlah a...