Masa kehamilan
merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan janin menuju masa kelahiran
sehingga gangguan gizi yang terjadi pada masa kehamilan akan berdampak besar
bagi kesehatan ibu maupun janin. Anemia merupakan
salah satu masalah gizi paling umum di Indonesia. Dan masalah kesehatan ini
paling banyak ditemui pada ibu dalam masa kehamilan. . Anemia termasuk masalah
gizi mikro terbesar dan tersulit diatasi karena itulah anemia memerlukan
perhatian khusus, anemia pada kehamilan yang paling sering terjadi adalah
anemia zat besi. Ibu hamil yang menderita anemia mempunyai peluang yang tinggi
mengalami perdarahan pada saat melahirkan yang dapat berakibat pada kematian. Hasil
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2016, prevalensi anemia pada ibu hamil
di Indonesia sebesar 37,1 %.
Angka tersebut
masih tergolong tinggi dan itu disebabkan oleh kurangnya asupan gizi zat besi
dalam makanan yang dikonsumsinya.
Apa itu Anemia Defisiensi Besi?
Anemia sendiri itu
merupakan suatu kondisi dimana kadar hemoglobin
(Hb) dalam darah kurang dari normal. Menurut World Health Organization (WHO)
dikatakan anemia jika kadar hemoglobin <11 gr/dl pada ibu hamil. Nah sedangkan
Anemia Defisiensi Besi ini adalah satu jenis anemia yang disebabkan kekurangan
zat besi sehingga terjadi penurunan jumlah sel darah merah yang sehat. Zat besi
diperlukan tubuh untuk menghasilkan komponen sel darah merah yang dikenal
sebagai hemoglobin. Ibu hamil cenderung dalam masa kehamilannya mengalami
perubahan signifikan dalam kebutuhan gizi untuk ibu dan janin. Sehingga jika seorang ibu hamil tidak memenuhi
kebutuhan gizi yang cukup maka bisa mengalami anemia defisiensi gizi, akibatnya
pun akan mempengaruhi pada janin dan juga dalam proses persalinan saat melahirkan.
Apa penyebabnya?
Penyebab paling
umum dari anemia pada kehamilan adalah kekurangan zat besi, asam folat, dan
perdarahan akut dapat terjadi karena interaksi antara keduanya (Noverstiti,
2012). Karena pada masa kehamilan ini terjadi peningkatan kebutuhan zat besi
untuk pembentukan sel darah merah, dan juga pertumbuhan janin. Kekurangan zat
besi bisa dikarenakan pola makan yang tidak teratur dan tidak seimbang. Dengan
pola makan yang tidak seimbang itulah menyebakan tidak terpenuhinya pedoman
gizi seimbang, dengan begitu juga ibu hamil dan janinnya akan mengalami
kekurangan zat-zat gizi terutama zat besi yang sangat berguna untuk pertumbuhan
janin. Morning Sickness juga bisa
menyebabkan anemia pada ibu hamil, karena saat morning sickness bisanya ibu hamil akan sering muntah sehingga
berarti asupan zat besi berkurang. Penyebab lain juga jika ibu hamil dalam
waktu berdekatan, hamil kembar atau mengalami menstruasi hebat sebelum
kehamilan.
Bagaimana tanda dan gejalanya?
Zat besi berguna untuk mengikat oksigen, dan juga
mempengaruhi pertumbuhan tubuh dan otak bayi, sehingga jika seorang ibu hamil kekurangan
zat besi mengalami beberapa gejala yaitu :
§ Terasa pusing dan sakit kepala
§ Kesulitan dalam berkonsentrasi
§ Kulit, bibir dan kuku yang pucat
§ Detak jantung yang tidak beraturan
§ Nyeri dada atau sesak nafas
§ Tangan dan kaki terasa dingin
Ada baiknya jika tanda diatas
makin parah segera menghubungi dokter, karena jika disepelakan kekurangan zat
besi pada ibu hamil dapat menyebabkan kondisi yang buruk yaitu:
§ Bayi lahir dalam berat badan rendah
§ Stress pasca melahirkan
§ Kematian pada janin
§ Bayi juga dapat mengalami anemia
§ Pertumbuhan yang lambat pada anak
Bagaimana mengatasi dan cara pencegahannya melalui makanan benutrisi khusus?
Pada masa kehamilan ibu hamil
dianjurkan mengonsumsi makanan bernutrisi dan bergizi tinggi, khususnya makanan
kaya akan zat besi dan asalm folat untuk mengatasi dan mencegah anemia.
Melansir dari laman American
Pregnancy Association, zat gizi kaya akan zat besi yaitu terdapat pada:
§ Makanan laut seperti ikan, cumi, kerang, dan udang yang dimasak matang
§ Telur yang dimasak matang
§ Sayuran hijau, misalnya bayam dan kangkung
§ Kacang polong
§ Produk susu yang telah dipasteurisasi
§ Kentang
§ Gandum
Sementara makanan tinggi folat
untuk anemia pada ibu hamil meliputi:
§ Keluarga jeruk
§ Alpukat, pepaya, pisang
§ Kacang-kacangan, seperti kacang polong, kacang merah, kacang kedelai, kacang hijau
§ Biji bunga matahari (kuaci)
§ Gandum
§ Kuning telur
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes Ri. 2013. Riset Kesehatan
Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Kemenkes Ri
Noverstiti,Elsy.(2012).Faktor-faktor
yang Berhubungan dengan Kejadian Anemiapada Ibu HamilTrimester III di Wilayah
Kerja Puskesmas Air Dingin Kota Padang tahun 2012. STIKES Peringsewu Lampung.
WHO.
The prevalence of anaemia in 2011.WHO global database on anaemia geneva. World
health organization. 2015.http://www.unscn.org/layout/modules/news/documents/GlobalPrevalenceAnaemia2011_eng.pdf
. Diakses pada 11 April 2020
Mayoclinic.
2019.Healthy Lifestyle: Pregnancy week by week.https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/pregnancy-week-by-week/in-depth/anemia-during-pregnancy/art-20114455.
Diakses pada 11 April 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar