Selasa, 14 April 2020

Gangguan Makan Anorexia Nervosa



Anorexia nervosa merupakan suatu gangguan pada proses makan dengan ditandai oleh penolakan untuk mempertahankan berat badan normal yang minimal, gangguan persepsi yang mengancam jiwa dan bermakna tentang ukuran pada tubuh atau menolak untuk mengakui bahwa terdapat masalah. Berbeda dengan obesitas, penderita yang mengalami anorexia nervosa akan menunjukkan suatu kesamaan pada tingkah laku yang cukup relatif termasuk saat adanya penolakan untuk mengonsumsi makanan yang cukup dalam menjaga berat badan yang ideal, dengan sering terjadinya penurunan berat badan 20% lebih besar jika dibandingkan dengan berat badan ideal (Turner, Calhoun & Adams, 1990). Dalam proses pengurangan berat badan dapat terjadi dengan beragam macam cara seperti mulai dari adanya pembatasan makanan yang akan dikonsumsi, memuntahkan dengan secara paksa pada makanan yang sudah dimakan, dan atau menggunakan obat pencahar dengan tujuannya untuk mengeluarkan semua makanan yang dimakan tersebut.

Ciri – ciri Penderita Anorexia Nervosa
Sebagian besar penderita yang mengalami anorexia nervosa ini adalah wanita. Penderita anorexia biasanya memiliki pasokan makanan yang banyak akan tetapi selalu memperlihatkan rasa takut secara berlebihan pada terjadinya kasus obesitas. Pada kontrol berat berat dilakukan dengan pembatasan kalori yang sangat besar dan seringkali melakukan olahraga yang terlalu berlebihan. Menurut Thrope dan Olson (1990) Kriteria atau ciri-ciri penderita anorexia nervosa adalah:
  1. Penolakan untuk menjaga berat badan dari berat badan ideal untuk pada usia dan tinggi badan tertentu.
  2. Berat badan setidaknya sekita 15% berada dibawah berat badan normal.
  3. Distorsi bentuk tubuh, dan diikuti dengan persepsi bahwa berat badan yang dimiliki seseorang tersebut terlalu gemuk walaupun pada fakta yang sebenarnya terlalu kurus.
  4. Ketakutan intens akan mengalami obesitas.
  5. Amenorrhea (pada wanita) merupakan suatu ketidakhadiran siklus menstruasi yang terjadi selama kurun waktu tiga bulan beruturut-turut.

Faktor penyebab Anorexia Nervosa
  1. Faktor Biologis : Proses berhentinya suatu siklus menstruasi yang terjadi pada penderita anorexia nervosa sering terjadi pada awal perubahan kebiasaan pola makan. Perubahan yang terjadi pada proses metabolisme tubuh, fungsi hormon adrenal, tingkat hormon pertumbuhan, sekresi gonadotrophin, sekresi vasopressin (beberapa penderita anorexia juga pernah mengalami diabetes insipidus ringan hingga besar ringan) dapat ditemukan pada subjek dengan malnutrisi dari penyebab lain.
  2. Faktor Psikologis : Pendekatan psikologis pada penderita anorexia merupakan teori psikoanalisis dengan menguhubungkan keterkaitan mulut dengan makan berlebihan dan penolakan makan atau rasa bersalah karena makan sebagai suatu pertahanan terhadap kemauan.
  3. Faktor Lingkungan : Dalam hal ini faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi seseorang untuk mengalami gangguan makan. Berdasarkan pada riwayat terdahulu dari pasien yang mengalami gangguan makan sering dipersulit dengan adanya penyakit dalam dan bedah, kematian keluarga dan lingkungan keluarga dengan terjadinya suatu konflik.
Diagnosis
            Pengidap dari penyakit anorexia nervosa ini dapat dikenal dengan berdasarkan fisik dari penderitanya yang dapay dikatakan sangat kurus. Dalam melakukan diagnosis anorexia nervosa ini, dokter akan bertanya langsung kepada pengidap terkait kebiasaan pola makan yang bertujuan untuk memastikan bahwa fisik kurusnya tersebut merupakan akibat dari gangguan makan atau disebabkan oleh penyakit lain. Selain itu, pemeriksaan fisik juga akan dilakukan oleh dokter pada tekanan darah, paru-paru, rambut, kulit dan juga jantung. Pemeriksaan pada darah dan rontgen juga akan dilakukan jika memang akan diperlukan.

Pengobatan
            Pengobatan dapat dilakukan dengan mengembalikan berat badan agar kembali pada kondisi normal secara berkala dan aman sesuai mengikuti anjuran dokter, melakukan check kesehatan untuk dapat melihat apakah terjadi kemungkinan komplikasi. Dari aspek psikologis dapat dilakukan dengan terapi perilaku untuk mengubah suatu pola pikir negatif, terapi kognitif analitik dan terapi internasional. Jika penderita anorexia nervosa sudah pada tahap gawat darurat serta terjadinya gejala malnutrisi yang mengarah pada kejadian kematian, maka penanganan medis di rumah sakit sangat perlu untuk dilakukan segera.


Sumber:
Maria, H., Prihanto, F.X. and Sukamto, M.E., 2001. Hubungan Antara Ketidakpua-san Terhadap Sosok tubuh (Body Dissatisfaction) dan Kepribadian Narsisitik dengan Gangguan Makan (Kecenderungan Anorexia Nervosa dan Bulimia Nervosa). Anima, Indonesian Psychological Journal, 16, p.3.
Ratnawati, V., 2012. Percaya diri, body image dan kecenderungan anorexia nervosa pada remaja putri. Persona: Jurnal Psikologi Indonesia, 1(2).
Rismayanthi, C., KELAINAN PERILAKU MAKAN (ANOREXIA NERVOSA) PADA ATLET.
Santoso, M.B. and Putri, D., 2018. Gangguan makan anorexia nervosa dan bulimia nervosa pada remaja. Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, 4(3), pp.399-407. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenal Stunting dan Efeknya pada Anak

    Mungkin tidak semua orang akrab dengan istilah stunting. padahal menurut Badan Kesehatan Dunia, Indonesia ada di urutan ke lima jumlah a...