Kematian ibu merupakan kematian dari setiap
wanita selama masa kehamilan, bersalin atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya
kehamilan oleh sebab apapun, tanpa melihat usia dan lokasi kehamilan, oleh
setiap penyebab yang berhubungan dengan atau diperberat oleh kehamilan atau
penanganannya tetapi bukan oleh kecelakaan atau insidental (faktor kebetulan).
Pada tahun 2015, Angka Kematian Ibu (AKI)
di Indonesia masih cukup tinggi, yaitu
mencapai 305/100.00 kelahiran hidup (Herayono et al., 2019). Mortalitas dan morbiditas pada ibu hamil dan bersalin merupakan masalah besar dinegara yang sedang berkembang seperti Indonesia.
Penyebab utama kematian ibu di Indonesia
adalah perdarahan dengan angka mencapai 28%. Kejadian perdarahan pasca salin berkisar antara 2-11%
dari seluruh persalinan dengan hampir 30% penyebab kematian langsung ibu di dunia karena perdarahan
dan sebagian besar terjadi pada periode pasca salin. Pada proses kehamilan terjadi sekitar 14 juta kasus perdarahan setiap tahunnya dan paling sedikit 128.000 perempuan
tersebut meninggal akibat perdarahan. Kematian tersebut sebagian besar terjadi
dalam waktu 4 jam setelah melahirkan (Monica
& Wiharja, 2014).
Apa saja faktor resiko terjadinya pendarahan pasca persalinan ?
Apa saja faktor resiko terjadinya pendarahan pasca persalinan ?
·
Hamil kembar
·
Obesitas
·
Melahirkan bayi
lebih dari 4 kg
·
Beberapa kali
melahirkan
·
Proses persalinan
terlalu lama
·
Infeksi
·
Robek dijalan lahir
atau pembuluh darah uterus
Gejala apa saja yang menandakan adanya
perdarahan postpartum atau perdarahan berat setelah melahirkan:
·
Perdarahan tidak
berkurang atau berhenti dari hari ke hari.
·
Tekanan darah
menurun.
·
Jumlah sel darah
merah menurun.
·
Detak jantung
meningkat.
·
Pembengkakan pada
beberapa bagian tubuh.
· Rasa sakit di perut
setelah melahirkan tidak kunjung membaik.
Hormon
oksitosin dapat dirangsang melalui
IMD karena Inisiasi menyusui dini
merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi involusi uterus dimana saat
menyusui terjadi rangsangan
dan dikeluarkannya hormon
antara lain oksitosin yang
berfungsi selain merangsang kontraksi otot-otot polos payudara, juga
menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot uterus. Selain oksitosin,
IMD juga merangsang keluarnya prolaktin yang dapat meningkatkan aliran ASI
untuk proses menyusui. Gerakan bayi yang merangkak dan menginjak perut ibu
diatas rahim, dapat membantu uterus berkontraksi dan menghentikan
perdarahan(Suprapti, 2018).
Referensi :
Referensi :
Anjasmara, J., Susant D, H., & Pratiwi D, I.
(2015). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
dengan Partisipasi Ibu Melakukan IMD. 07(01), 1–10.
Herayono, F., Basyir, V., & Afriwardi, A.
(2019). Perbedaan Jumlah Perdarahan Saat Persalinan Pada Ibu Primigravida Yang
Melakukan Dan Tidak Melakukan Senam Hamil Selama Kehamilan Trimester III. Jurnal
Kesehatan Andalas, 8(2), 254.
https://doi.org/10.25077/jka.v8.i2.p254-258.2019
Monica, W., & Wiharja, E. (2014). Pengaruh
Inisiasi Menyusu Dini Terhadap Keberhasilan Pemberian Asi Eksklusif. 1(1),
60–69.
Prawestri, & Nikmatul, K. (2017). Pengaruh Imd
Dengan Perdarahan Ibu 2 Jam Post Partum. Jurnal Riset Kesehatan, September,
282–285.
Wahyuningsih, E. (2015). Analisis Pelaksanaan
Program Inisiasi Menyusu Dini oleh Bidan Puskesmas Rawat Inap di Kab. Sukoharjo.
The 2nd University Research Coloquium 2015, 2005, 172–179.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar