Kamis, 16 April 2020

Atasi Angka Kematian Ibu dengan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)




Kematian ibu merupakan kematian dari setiap wanita selama masa kehamilan, bersalin atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, tanpa melihat usia dan lokasi kehamilan, oleh setiap penyebab yang berhubungan dengan atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya tetapi bukan oleh kecelakaan atau insidental (faktor kebetulan).
Pada tahun 2015, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih cukup  tinggi, yaitu mencapai 305/100.00 kelahiran hidup (Herayono et al., 2019). Mortalitas dan morbiditas pada ibu hamil dan bersalin merupakan masalah besar dinegara yang sedang berkembang seperti Indonesia.
Penyebab utama kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan dengan angka mencapai 28%. Kejadian perdarahan pasca salin berkisar antara 2-11% dari seluruh persalinan dengan hampir 30% penyebab kematian langsung ibu di dunia karena perdarahan dan sebagian besar terjadi pada periode pasca salin. Pada proses kehamilan terjadi sekitar 14 juta kasus perdarahan setiap tahunnya dan paling sedikit 128.000 perempuan tersebut meninggal akibat perdarahan. Kematian tersebut sebagian besar terjadi dalam waktu 4 jam setelah  melahirkan (Monica & Wiharja, 2014).
Apa saja faktor resiko terjadinya pendarahan pasca persalinan ?
·         Hamil kembar
·         Obesitas
·         Melahirkan bayi lebih dari 4 kg
·         Beberapa kali melahirkan
·         Proses persalinan terlalu lama
·         Infeksi
·         Robek dijalan lahir atau pembuluh darah uterus

Gejala apa saja yang menandakan adanya perdarahan postpartum atau perdarahan berat setelah melahirkan:
·         Perdarahan tidak berkurang atau berhenti dari hari ke hari.
·         Tekanan darah menurun.
·         Jumlah sel darah merah menurun.
·         Detak jantung meningkat.
·         Pembengkakan pada beberapa bagian tubuh.
·      Rasa sakit di perut setelah melahirkan tidak kunjung membaik.

Salah satu upaya penanganan perdarahan postpartum adalah dengan pemberian oksitosin, dimana oksitosin mempunyai peranan penting dalam merangsang kontraksi otot polos uterus sehingga perdarahan dapat teratasi. Salah satu cara untuk mengurangi kejadian perdarahan adalah dengan memberikan Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Yaitu merupakan proses alami mengembalikan bayi manusia untuk menyusu yaitu dengan memberikan kesempatan pada bayi untuk mencari dan menghisap ASI sendiri dalam satu jam pertama pada awal kehidupannya (Anjasmara, Susant D, & Pratiwi D, 2015).
Hormon    oksitosin    dapat    dirangsang      melalui  IMD karena Inisiasi     menyusui     dini     merupakan     salah     satu     faktor     yang mempengaruhi    involusi uterus dimana    saat    menyusui  terjadi rangsangan dan  dikeluarkannya   hormon  antara   lain oksitosin yang berfungsi selain merangsang kontraksi otot-otot polos payudara, juga menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot uterus. Selain oksitosin, IMD juga merangsang keluarnya prolaktin yang dapat meningkatkan aliran ASI untuk proses menyusui. Gerakan bayi yang merangkak dan menginjak perut ibu diatas rahim, dapat membantu uterus berkontraksi dan menghentikan perdarahan(Suprapti, 2018).


Referensi  :

Anjasmara, J., Susant D, H., & Pratiwi D, I. (2015). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dengan Partisipasi Ibu Melakukan IMD. 07(01), 1–10.
Herayono, F., Basyir, V., & Afriwardi, A. (2019). Perbedaan Jumlah Perdarahan Saat Persalinan Pada Ibu Primigravida Yang Melakukan Dan Tidak Melakukan Senam Hamil Selama Kehamilan Trimester III. Jurnal Kesehatan Andalas, 8(2), 254. https://doi.org/10.25077/jka.v8.i2.p254-258.2019
Monica, W., & Wiharja, E. (2014). Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini Terhadap Keberhasilan Pemberian Asi Eksklusif. 1(1), 60–69.
Prawestri, & Nikmatul, K. (2017). Pengaruh Imd Dengan Perdarahan Ibu 2 Jam Post Partum. Jurnal Riset Kesehatan, September, 282–285.
Wahyuningsih, E. (2015). Analisis Pelaksanaan Program Inisiasi Menyusu Dini oleh Bidan Puskesmas Rawat Inap di Kab. Sukoharjo. The 2nd University Research Coloquium 2015, 2005, 172–179.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenal Stunting dan Efeknya pada Anak

    Mungkin tidak semua orang akrab dengan istilah stunting. padahal menurut Badan Kesehatan Dunia, Indonesia ada di urutan ke lima jumlah a...