Apa
itu Diabetes Mellitus?
Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu penyakit kronik progresif yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat aktivitas insulin, yang dilatarbelakangi oleh resistensi insulin atau penurunan sekresi. Pada Diabetes Mellitus terjadi abnormallitas metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein akibat kekurangan insulin pada jaringan target (Yasin et al, 2015). Penelitian yang dilakukan oleh Unit Kerja Koordinasi Endrokrinologi anak di seluruh Indonesia menunjukkan jumlah penyandang diabetes pada anak dan remaja di bawah 20 tahun adalah 731 anak/remaja. Pola konsumsi remaja harus diperhatikan dengan baik khususnya remaja dengan orang tua Diabetes Mellitus.
Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu penyakit kronik progresif yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat aktivitas insulin, yang dilatarbelakangi oleh resistensi insulin atau penurunan sekresi. Pada Diabetes Mellitus terjadi abnormallitas metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein akibat kekurangan insulin pada jaringan target (Yasin et al, 2015). Penelitian yang dilakukan oleh Unit Kerja Koordinasi Endrokrinologi anak di seluruh Indonesia menunjukkan jumlah penyandang diabetes pada anak dan remaja di bawah 20 tahun adalah 731 anak/remaja. Pola konsumsi remaja harus diperhatikan dengan baik khususnya remaja dengan orang tua Diabetes Mellitus.
Tipe
diabetes yang umum terjadi pada remaja
Risiko besar bagi remaja
adalah dengan penyakit Diabetes Mellitus (DM) tipe 2, menurut Kandou Manado
menyebutkan bahwa orang yang memiliki riwayat keluarga menderita DM tipe 2
berisiko lima kali lebih besar terkena DM tipe 2, dibandingkan dengan orang
yang tidak memiliki riwayat DM tipe 2. Hal ini dapat diderita oleh remaja
karena adanya faktor genetik
Faktor
Risiko penyakit DM pada remaja
- - Faktor genetik, dimana anak dan remaja dengan orang tua Diabetes Mellitus (DM) berisiko terkana DM. Remaja dengan orang tua DM dan non DM sebagian besar berjenis kelamin perempuan. Jenis kelamin berkaitan dengan risiko terkena DM. Penyakit DM banyak dijumpai pada perempuan karena perempuan memiliki LDL (kolesterol jahat tingkat trigliserida) lebih tinggi daripada laki-laki dan perbedaan aktivitas fisik antara keduanya membuat perempuan lebih berisiko terkena DM (Gusti dan Erna, 2014).
- - Status gizi, remaja yang mengalami obesitas atau kegemukan berisiko terkena DM
- - Faktor psikologis, kebiasaan makan remaja yang tidak beraturan dan lebih banyak mengonsumsi makanan manis dan berlemak daripada sayur dan buah
- - Faktor aktivitas fisik, kurangnya kegiatan yang menunjang remaja untuk sering melakukan aktivitas fisik. Pada orang yang jarang berolahraga, zat makanan yang masuk ke dalam tubuh tidak dibakar tetapi ditimbun dalam tubuh sebagai lemak dan gula. Jika insulin tidak mencukupi untuk mengubah glukosa menjadi energi maka akan timbul DM
Pencegahan
Diabetes Mellitus (DM) pada remaja
-
Pola
konsumsi makanan,
a) Jenis
makanan utama yang dikonsumsi dapat disesuaikan dengan konsep piring makan
model T, yang terdiri dari kelompok sayuran (ketimun, labu siam, tomat, wortel,
bayam, dll), karbohidrat (nasi, kentang, jagung, ubi, singkong, dll), dan
protein (ikan, telur, tempe, tahu, kacang hijau, kacang merah, dll). Pengolahan
sayur, karbohidrat, protein tidak menggunakan gula, garam, dan lemak berlebih
b) Jenis
makanan selingan (diantara dua waktu makan) diutamakan dari kelompok
buah-buahan yang dengan gulanya relative aman yaitu papaya, salak, melon,
jeruk, bengkoang, apel, dll. Hindari buah musiman yang diawetkan
-
Perhatikan
frekuensi makan,
a) Jumlah
makanan yang dikonsumsi disesuaikan dengan BB memadai yaitu BB yang dirasa
nyaman
b) Jumlah
makanan yang dikonsumsi disesuaikan dengan hasil konseling gizi
c) Frekuensi
makan tidak berlebihan maupun kurang
-
Aktivitas
fisik
Memperbanyak
kegiatan yang meningkatkan aktivitas fisik, karena dapat mengontrol gula darah.
Sehingga glukosa akan diubah menjadi energi saat beraktivitas fisik. Contohnya berolahraga.
Tidak
hanya remaja saja yang harus sadar terhadap penyakit Diabetes Mellitus ini,
tetapi para orang tua juga harus mengetahui sehingga dapat mengawasi pola
konsumsi harian para remaja dan menyediakan makanan yang sehat dan bergizi. Be healthy guys!
Source:
Kemkes
RI (2019) ‘Buku Pintar Kader Posbindu’, Direktorat Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak
Menular, pp. 1-65
Marine,
D., Adiningsih, S. (2015) ‘Perbedaan Pola Konsumsi dan Status Gizi Antara
Remaja Dengan Orang Tua Diabetes Melitus (DM) dan Non DM’, MEDIA GIZI
INDONESIA, 10(2), pp. 179-183
Sahayati,
Sri (2019) ‘Faktor Risiko Kemungkinan Timbulnya Diabetes Melitus Pada Remaja Di
Kabuoaten Sleman (Skoring Dm Menggunakan Findrisc)’, JURNAL FORMIL, 4(2), pp.
201-2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar