Senin, 13 April 2020

Remaja juga bisa terkena diabetes! Cegah dengan cara berikut!

 
lifestyle.okezone.com
 Apa itu Diabetes Mellitus?

Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu penyakit kronik progresif yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat aktivitas insulin, yang dilatarbelakangi oleh resistensi insulin atau penurunan sekresi. Pada Diabetes Mellitus terjadi abnormallitas metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein akibat kekurangan insulin pada jaringan target (Yasin et al, 2015). Penelitian yang dilakukan oleh Unit Kerja Koordinasi Endrokrinologi anak di seluruh Indonesia menunjukkan jumlah penyandang diabetes pada anak dan remaja di bawah 20 tahun adalah 731 anak/remaja. Pola konsumsi remaja harus diperhatikan dengan baik khususnya remaja dengan orang tua Diabetes Mellitus.

Tipe diabetes yang umum terjadi pada remaja
Risiko besar bagi remaja adalah dengan penyakit Diabetes Mellitus (DM) tipe 2, menurut Kandou Manado menyebutkan bahwa orang yang memiliki riwayat keluarga menderita DM tipe 2 berisiko lima kali lebih besar terkena DM tipe 2, dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki riwayat DM tipe 2. Hal ini dapat diderita oleh remaja karena adanya faktor genetik

Faktor Risiko penyakit DM pada remaja 
  • -          Faktor genetik, dimana anak dan remaja dengan orang tua Diabetes Mellitus (DM) berisiko terkana DM. Remaja dengan orang tua DM dan non DM sebagian besar berjenis kelamin perempuan. Jenis kelamin berkaitan dengan risiko terkena DM. Penyakit DM banyak dijumpai pada perempuan karena perempuan memiliki LDL (kolesterol jahat tingkat trigliserida) lebih tinggi daripada laki-laki dan perbedaan aktivitas fisik antara keduanya membuat perempuan lebih berisiko terkena DM (Gusti dan Erna, 2014).
  • -          Status gizi, remaja yang mengalami obesitas atau kegemukan berisiko terkena DM
  • -      Faktor psikologis, kebiasaan makan remaja yang tidak beraturan dan lebih banyak mengonsumsi makanan manis dan berlemak daripada sayur dan buah
  • -          Faktor aktivitas fisik, kurangnya kegiatan yang menunjang remaja untuk sering melakukan aktivitas fisik. Pada  orang  yang  jarang  berolahraga, zat  makanan  yang  masuk  ke  dalam  tubuh  tidak  dibakar  tetapi  ditimbun  dalam  tubuh sebagai  lemak  dan  gula.  Jika  insulin  tidak  mencukupi  untuk  mengubah  glukosa  menjadi energi maka akan timbul DM

Pencegahan Diabetes Mellitus (DM) pada remaja

-          Pola konsumsi makanan,
a)     Jenis makanan utama yang dikonsumsi dapat disesuaikan dengan konsep piring makan model T, yang terdiri dari kelompok sayuran (ketimun, labu siam, tomat, wortel, bayam, dll), karbohidrat (nasi, kentang, jagung, ubi, singkong, dll), dan protein (ikan, telur, tempe, tahu, kacang hijau, kacang merah, dll). Pengolahan sayur, karbohidrat, protein tidak menggunakan gula, garam, dan lemak berlebih
b)    Jenis makanan selingan (diantara dua waktu makan) diutamakan dari kelompok buah-buahan yang dengan gulanya relative aman yaitu papaya, salak, melon, jeruk, bengkoang, apel, dll. Hindari buah musiman yang diawetkan

-          Perhatikan frekuensi makan,
a)     Jumlah makanan yang dikonsumsi disesuaikan dengan BB memadai yaitu BB yang dirasa nyaman
b)    Jumlah makanan yang dikonsumsi disesuaikan dengan hasil konseling gizi
c)     Frekuensi makan tidak berlebihan maupun kurang 

-          Aktivitas fisik
Memperbanyak kegiatan yang meningkatkan aktivitas fisik, karena dapat mengontrol gula darah. Sehingga glukosa akan diubah menjadi energi saat beraktivitas fisik. Contohnya berolahraga.

Tidak hanya remaja saja yang harus sadar terhadap penyakit Diabetes Mellitus ini, tetapi para orang tua juga harus mengetahui sehingga dapat mengawasi pola konsumsi harian para remaja dan menyediakan makanan yang sehat dan bergizi. Be healthy guys!

Source:
Kemkes RI (2019) ‘Buku Pintar Kader Posbindu’, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, pp. 1-65

Marine, D., Adiningsih, S. (2015) ‘Perbedaan Pola Konsumsi dan Status Gizi Antara Remaja Dengan Orang Tua Diabetes Melitus (DM) dan Non DM’, MEDIA GIZI INDONESIA, 10(2), pp. 179-183

Sahayati, Sri (2019) ‘Faktor Risiko Kemungkinan Timbulnya Diabetes Melitus Pada Remaja Di Kabuoaten Sleman (Skoring Dm Menggunakan Findrisc)’, JURNAL FORMIL, 4(2), pp. 201-2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenal Stunting dan Efeknya pada Anak

    Mungkin tidak semua orang akrab dengan istilah stunting. padahal menurut Badan Kesehatan Dunia, Indonesia ada di urutan ke lima jumlah a...