OBESITAS
a. Pengertian Obesitas
Obesitas adalah kondisi kelebihan berat badan dengan lemak
pada tubuh. Banyak cara untuk dapat menilai kesehatan seseorang dari berat
badannya. Namun, yang paling umum adalah dengan menggunakan body mass
index (BMI). Indeks ini bisa memperlihatkan berat ideal yang harus
dicapai seseorang, dengan mempertimbangkan tinggi badan. Berikut ini panduan
BMI untuk orang dewasa.
- 5 – 24.9 menunjukkan berat ideal
- 25 – 29.9 menunjukkan kelebihan berat badan
- 30-39.9 menunjukkan obesitas awal
- 40 ke atas menunjukkan obesitas berat
BMI tidak selalu digunakan untuk mendiagnosis obesitas.
Sebab, orang yang berolahraga dan berotot terkadang memiliki BMI tinggi, meski
tanpa lemak. Untuk kebanyakan orang, BMI merupakan indikasi yang berguna untuk
menentukan status berat badan. Ukuran yang lebih baik untuk mengukur lemak
adalah lingkar pinggang, sebagai ukuran tambahan bagi orang yang kelebihan
berat badan (dengan BMI 25-29.9) atau obesitas (30-34.9). Umumnya,
laki-laki dengan lingkar pinggang ≥ 94 cm dan wanita dengan lingkar pinggang ≥
80 cm termasuk kelompok obesitas.
b. Gejala Obesitas
Orang dewasa yang memiliki IMT
25-29,9 hal itu menandakan bahwa dirinya kelebihan berat badan. Orang dewasa
dengan IMT lebih dari 30 menandakan obesitas. Sementara seseorang dengan IMT
18.5-24.9 memiliki berat badan normal.
Bagi kebanyakan orang, IMT hanya
memberikan perkiraan lemak tubuh yang wajar. Namun, IMT tidak secara langsung
mengukur lemak tubuh, sehingga beberapa orang seperti atlet berotot, mungkin
masuk dalam kategori obesitas meskipun tubuhnya tidak memiliki kelebihan lemak
tubuh.
Perlu diketahui juga bahwa obesitas
bisa berdampak negatif pada kehidupan sehari-hari. Berikut adalah
beberapa gejala obesitas yang sering terjadi, antara lain:
- Napas tersengal-sengal
- Berkeringat lebih dari biasanya
- Mendengkur
- Sulit tidur
- Muncul masalah kulit, akibat
kelembapan di lipatan kulit
- Ketidakmampuan untuk melakukan
tugas fisik sederhana (yang dapat dilakukan dengan mudah sebelum penambahan
berat badan)
- Kelelahan (dari ringan ke
ekstrim)
- Nyeri (umumnya di punggung dan
sendi)
- Dampak psikologis (negatif memandang diri, depresi, rasa malu, isolasi sosial).
c. Penyebab Obesitas
Makan lebih banyak kalori daripada
yang Anda bakar dalam aktivitas sehari-hari dan olahraga (dalam jangka panjang)
dapat menyebabkan obesitas. Seiring waktu, kalori ekstra ini bertambah dan
menyebabkan berat badan bertambah.
Penyebab spesifik obesitas yang umum
termasuk:
- Konsumsi makanan tinggi lemak
dan kalori.
- Memiliki gaya hidup yang tidak
aktif.
- Kurang tidur, hal ini
menyebabkan perubahan hormon yang membuat Anda merasa lebih lapar dan
menginginkan makanan berkalori tinggi.
- Genetika, kondisi ini dapat memengaruhi
cara tubuh memproses makanan menjadi energi dan bagaimana lemak disimpan.
- Usia, semakin bertambahnya usia
hal itu menyebabkan massa otot lebih sedikit dan laju metabolisme
lebih lambat, sehingga membuatnya lebih mudah untuk menambah berat badan.
- Kehamilan, berat badan yang
naik selama kehamilan bisa sulit hilang dan akhirnya bisa menyebabkan
obesitas.
Selain beberapa penyebab seperti di
atas, kondisi medis tertentu juga dapat menyebabkan penambahan berat, di
antaranya:
- Sindrom polikistik ovarium
(PCOS): suatu kondisi yang menyebabkan ketidakseimbangan hormon reproduksi
pada wanita.
- Sindrom Prader-Willi: suatu
kondisi langka di mana seseorang dilahirkan dengan kondisi kelaparan
berlebihan.
- Sindrom Cushing: suatu kondisi
di mana jumlah hormon kortisol yang berlebihan dalam tubuh.
- Hipotiroidisme: suatu kondisi
di mana kelenjar tiroid tidak menghasilkan cukup hormon-hormon penting
tertentu.
- Osteoartritis (dan kondisi lain
yang menyebabkan rasa sakit di mana membuat tubuh menjadi tidak aktif).
d. Faktor Risiko
Faktor-faktor berikut ini bisa memicu obesitas.
- Genetik
Gen dapat memengaruhi lemak tubuh yang tersimpan dan distribusi lemak. Genetik juga berpengaruh terhadap efisiensi tubuh dalam mengubah makanan menjadi energi, dan kemampuan tubuh membakar kalori saat beraktivitas. - Gaya hidup keluarga
Obesitas biasanya diturunkan dari keluarga. Jika salah satu atau kedua orangtua mengalami obesitas, maka risiko obesitas pun meningkat. Hal ini bukan hanya karena genetik. Sebab, satu keluarga biasanya memiliki kebiasaan makan dan aktivitas yang sama. - Ketidakaktifan
Jika tidak aktif, seseorang tidak membakar banyak kalori. Tanpa beraktivitas, seseorang akan menerima lebih banyak kalori. Masalah kesehatan seperti artritis juga berpotensi menyebabkan kelebihan berat badan. - Diet yang tidak sehat
Diet dengan kalori yang tinggi, kurangnya buah dan sayuran, banyak mengonsumsi makanan cepat saji, dan makanan berkalori tinggi atau porsi makan yang berlebihan, juga berkontribusi terhadap kelebihan berat. - Masalah kesehatan
Pada beberapa orang, sindrom prader-willi dan sindrom cushing bisa memicu obesitas. Sementara itu, artritis membatasi aktivitas penderitanya, yang akhirnya menyebabkan peningkatan berat badan. - Pengobatan tertentu
Beberapa pengobatan dapat meningkatkan berat badan jika tidak diimbangi dengan diet dan olahraga. Pengobatan ini termasuk dengan antidepresan, obat antikejang, obat diabetes, obat antipsikotik, steroid dan beta blocker. - Masalah sosial dan ekonomi
Obesitas berkaitan juga dengan hubungan sosial dan faktor ekonomi. Misalnya, dalam kesulitan finansial, seseorang sulit mendapatkan asupan makanan sehat. Selain itu, masalah pergaulan dan keluarga juga berpengaruh. - Usia
Obesitas dapat terjadi pada segala usia, bahkan anak-anak. Namun seiring berjalannya waktu dan pertambahan usia, hormon mengalami perubahan. Kurangnya aktivitas olahraga pun dapat meningkatkan risiko obesitas. Sebagai tambahan, jumlah otot di dalam tubuh akan berkurang saat usia bertambah. Otot yang berkurang mengakibatkan menurunnya metabolisme. Perubahan ini mengurangi kalori yang dibutuhkan. Seseorang dengan kondisi ini akan cukup sulit menurunkan berat badan. Jika tidak mengontrol makanan yang dikonsumsi, berat badan tentu akan naik. - Kehamilan
Di masa kehamilan, berat badan wanita akan naik secara signifikan. Beberapa wanita bahkan kesulitan menurunkan berat badan setelah melahirkan. Kenaikan berat badan dapat mengakibatkan obesitas pada wanita. - Berhenti merokok
Berhenti merokok biasanya berhubungan dengan kenaikan berat badan. Beberapa orang bahkan mengalami obesitas setelah menghentikan kebiasaan merokok. Meski demikian, berhenti merokok pasti memiliki dampak baik bagi kesehatan. - Kurang atau kelebihan tidur
Tidak mendapatkan tidur yang cukup atau tidur terlalu banyak dapat menyebabkan perubahan hormon, yang meningkatkan nafsu makan. Akibatnya, akan ada lebih banyak asupan makanan dengan kalori serta karbohidrat, yang dapat mengakibatkan kenaikan berat badan.
e. Pengobatan Obesitas
Tujuan dari perawatan obesitas
adalah untuk mencapai dan mempertahankan berat badan yang sehat. Selain itu,
pengobatan bertujuan untuk meningkatkan kesehatan secara keseluruhan dan
menurunkan risiko terkena komplikasi terkait penyakit obesitas. Anda mungkin
perlu bekerja dengan tim profesional kesehatan untuk membantu Anda memahami dan
membuat perubahan dalam kebiasaan makan dan aktivitas.
Berikut adalah cara mengatasi
obesitas yang bisa dilakukan, di antaranya:
- Perubahan
Gaya hidup dan Perilaku
Program olahraga yang terstruktur
dan peningkatan aktivitas harian hingga 300 menit seminggu akan membantu
membangun kekuatan, daya tahan, dan metabolisme. Selain itu, melakukan
konseling juga dapat mengidentifikasi pemicu yang tidak sehat dan membantu Anda
mengatasi masalah kecemasan, depresi, atau emosional.
- Obat
Penurunan Berat Badan
Dokter mungkin akan meresepkan obat
penurun berat badan yang diresepkan sebagai tambahan selain makan sehat dan
rencana olahraga. Obat biasanya diresepkan hanya jika metode penurunan berat
badan lain tidak berhasil, dan jika Anda memiliki IMT 27 atau lebih, selain
masalah kesehatan terkait obesitas.
Obat penurun berat badan resep baik
mencegah penyerapan lemak atau menekan nafsu makan. Obat-obatan ini dapat
memiliki efek samping yang tidak menyenangkan. Misalnya, obat orlistat dapat
menyebabkan sering buang air besar. Dokter akan memantau dengan seksama saat Anda
meminum obat-obatan ini.
- Operasi
Operasi penurunan berat badan yang
biasa disebut operasi bariatrik, membutuhkan komitmen dari pasien bahwa mereka
akan mengubah gaya hidupnya. Jenis operasi ini bekerja dengan membatasi
seberapa banyak makanan yang dapat Anda makan dengan nyaman atau dengan
mencegah tubuh menyerap makanan dan kalori. Terkadang keduanya juga bisa
dilakukan bersamaan.
Operasi penurunan berat badan
bukanlah perbaikan cepat. Ini adalah operasi besar dan dapat memiliki risiko
serius. Setelah operasi, pasien perlu mengubah cara mereka makan dan berapa
banyak mereka makan.
Seseorang yang menjalani operasi
penurunan berat badan jika IMT 40 atau lebih atau memiliki IMT 35 hingga 39,9
bersama dengan masalah kesehatan yang berhubungan dengan obesitas serius.
Pasien biasanya harus menurunkan
berat badan sebelum menjalani operasi. Selain itu, pasien biasanya akan
menjalani konseling untuk memastikan bahwa mereka siap secara emosional untuk
operasi dan bersedia untuk membuat perubahan gaya hidup yang diperlukan.
Sementara, pilihan bedah meliputi:
- Operasi lambung, operasi yang
menciptakan kantong kecil di bagian atas perut yang menghubungkan langsung
ke usus kecil. Makanan dan cairan melewati kantung dan masuk ke usus,
melewati sebagian besar lambung.
- Laparoscopic adjustable gastric
banding (LAGB),
operasi yang memisahkan perut menjadi dua kantong menggunakan pita.
- Gastric sleeve, operasi
untuk pengurangan ukuran lambung.
- Biliopancreatic diversion with duodenal switch, operasi mengangkat dan memodifikasi bagian organ di perut agar menjadi kantong yang lebih kecil.
f. Pencegahan Obesitas
Tindakan pencegahan terhadap obesitas lebih baik, meski
belum mengalami kelebihan berat badan. Anda bisa melakukan olahraga setiap
hari, menjalani diet sehat, serta menjaga berat badan ideal. Tentunya disertai
komitmen terhadap segala sesuatu yang dikonsumsi. Lakukan langkah-langkah
berikut ini untuk menghindari kondisi obesitas.
- Olahraga secara rutin
Anda perlu berolahraga 150-300 menit dalam seminggu untuk mencegah kenaikan berat badan. Aktivitas fisik yang intensif bisa berupa berjalan dan berenang. - Mengonsumsi makanan sehat
Fokus dengan kalori rendah, makanan bernutrisi seperti buah-buahan, sayuran dan gandum. Hindari lemak jenuh, makanan manis, maupun konsumsi makanan tiga kali sehari dan kurangi cemilan. Orang yang menjalani diet sehat, dapat mengonsumsi makanan tinggi lemak dan berkalori, tetapi intensitasnya dibatasi. Pastikan memilih makanan yang dapat menjaga berat ideal dan bagus untuk kesehatan. - Kontrol pola makan
Perhatikan situasi yang bisa memicu Anda makan tanpa terkontrol. Cobalah untuk menulis makanan yang dikonsumsi, jumlah, waktu, serta perasaan Anda sebelum dan sesudah menyantapnya. - Pantau berat badan secara teratur
Jika rutin memeriksakan berat badan seminggu sekali, Anda lebih sukses untuk menurunkan berat badan. Pemantauan berat badan dilakukan untuk melihat efektivitas penurunan bobot Anda. Selain itu, pemantauan ini berguna membantu Anda mengontrol kenaikan berat badan. - Konsisten
Tetap jalankan program diet baik di hari kerja maupun libur, untuk mencapai berat badan ideal dalam jangka panjang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar