Ketika sudah remaja
apalagi sekarang dengan pesatnya perkembangan teknologi mulai muncul adanya
standar kecantikan yang ekstrem di berbagai negara. Contohnya, di China
terdapat berbagai challange untuk membuktikan seseorang sudah memili badan yang
bagus seperti ukuran pergelangan tangan yang sebesar koin, lebar badan sebesar
keertas HVS A4, dan masih banyak lagi. Banyak remaja di sosial media yang
terkenal karena penampilan fisiknya yang bagus. Munculnya penilaian di kalangan
remaja bahwa standar tubuh yang bagus bagi wanita adalah tubuh yang kurus,
telah membuat remaja terutama putri saat ini memiliki kepercayaan diri yang
kurang, remaja putri selalu menilai dirinya melalui kacamata orang lain yaitu
teman-teman sepergaulannya. Yang memandang bahwa seseorang dikatakan menarik
jika memiliki tubuh yang kurus, tinggi dan langsing.
Remaja akan
merasa kurang percaya diri terhadap dirinya dan merasa akan lebih mudah bergaul
oleh sekitarnya jika memiliki tubuh yang kurus. Banyak remaja yang berusaha
ingin menguruskan badan dengan cara yang ekstrem seperti olahraga tetapi tidak
makan, tidak makan sama sekali selama berminggu minggu, dan melakukan diet
ekstrem lainnya. Hal tersebut akan menimbulkan kecenderungan Anorexia Nervousa.
Terdapat tiga
jenis gangguan makan menurut DSM–5 (Diagnostic and Statistical Manual Of Mental
Disorder) yaitu Anorexia Nervousa,
Bulimia nervousa dan binge eating disorder (1861). Anorexia Nervousa ditandai dengan keengganan untuk menetapkan berat
badan normal, penyimpangan pandangan terhadap tubuh, ketakutan ekstrim menjadi
gemuk, dan perilaku makan yang sangat terganggu. Anorexia Nervousa adalah kesalahan memandang berat badan atau
bentuk badan. Individu yang mengalami gangguan ini mengalami ketakutan yang
amat sangat terhadap kenaikan berat badan, sehingga cenderung melakukan
penolakan berat badan normal sesuai umur dan berat badan.
Kriteria Anorexia Nervousa menurut Diagnostic and
Statistical Manual of (DSM-IV: American Psychiatric Assosiation, 1994) ada 4
kriteria diagnostik untuk Anorexia Nervousa, yaitu:
- Sangat takut menjadi gemuk walaupun sebenarnya berat badan telah berada dibawah normal.
- Mengalami gangguan dalam menerima berat badan atau bentuk tubuhnya yang pada akhirnya mempengaruhi penilaian terhadap berat badan atau bentuk badannya. Gangguan dalam menerima berat badan atau bentuk badan juga mempengaruhi penilaian penderita Anorexia Nervousa terhadap resiko yang akan muncul apabila berat badannya tetap berada dibawah normal (keseriusan penyakitnya).
- Menolak untuk pempertahankan berat badan sesuai dengan umur dan tinggi badannya.
- Perempuan mengalami gangguan pada siklus menstruasinya yang biasanya terjadi sebelum adanya penurunan berat badan drastis. Gangguan ini ditandai dengan tidak hadirnya menstruasi minimal 3 kali sesuai siklusnya.
GEJALA ANOREXIA NERVOUSA
Pengidap anorexia nervosa
umumnya terlihat sangat kurus dan tidak mau makan, tetapi hal itu tidak bisa
dijadikan sebagai indikasi utama akan seseorang mengidap anoreksia. Berikut ini
beberapa gejala dari anoreksia nervosa, yaitu:
- Penurunan berat badan yang signifikan dan tampak sangat kurus
- Selalu memperhatikan bentuk tubuhnya di hadapan cermin
- Menimbang tubuh hampir tiap saat
- Sering memuntahkan kembali makanan yang sudah dimakan
- Suka berbohong jika ditanya apakah sudah makan
- Sangat memperhitungkan jumlah kalori, lemak, dan gula pada makanan
- Sering berolahraga secara berlebihan
- Sering minum penekan nafsu makan dan obat-obatan pencahar
- Mudah tersinggung
- Mengalami komplikasi, seperti kelelahan, dehidrasi, tekanan darah rendah, pusing, rambut rontok, dan kulit kering
- Mengalami masalah kejiwaan seperti depresi, rendah diri, cemas, penyalahgunaan alkohol, dan melukai dirinya sendiri.
FAKTOR RISIKO ANOREXIA NERVOUSA
- Riwayat keluarga. Apabila memiliki ibu atau saudara perempuan yang terkena anorexia, maka dapat menjadi sangat rentan terkena anorexia.
- Rendahnya rasa percaya diri. Seseorang yang menderita anorexia bisa jadi tidak menyukai dirinya sendiri. Mereka bisa jadi sangat membenci penampilan mereka, atau merasa tidak memiliki harapan. Mereka sering kali menetapkan target yang sulit untuk dicapai bagi diri mereka demi menjadi atau merasa sempurna seperti yang mereka inginkan.
- Perubahan kehidupan atau pengalaman yang membuat stress.
- Kejadian traumatis seperti pemerkosaan, juga pengalaman yang membuat stres seperti memulai pekerjaan baru dapat menyebabkan anoreksia.
- Pengaruh sosial media. Gambar-gambar di TV, internet, dan media cetak seringkali mengampanyekan tipe tubuh yang kurus terkesan lebih baik. Foto-foto tersebut mengindikasikan bahwa menjadi kurus adalah suatu kesuksesan dan kecantikan.
PENGOBATAN ANOREXIA NERVOUSA
1. Penanganan Medis
Pada
pasien yang mengalami keadaan darurat, seperti gangguan irama jantung, gangguan
elektrolit, atau dehidrasi, penanganan di rumah sakit harus segera diberikan.
Begitu juga pada pasien yang mengalami gangguan mental serius, kekurangan
nutrisi, dan menolak makan dalam jangka panjang. Pasien mungkin diminta
menjalani rawat inap, agar dokter bisa melakukan pemantauan rutin pada tanda
vital pasien.
Bila
kondisinya cukup parah, dokter akan memasang nasogastric tube pada pasien.
Nasogastric tube adalah pemasangan selang dari hidung pasien yang tersambung
hingga ke lambung, untuk pemberian asupan makanan
2. Psikoterapi
Pada
pasien dewasa, jenis terapi yang dipilih adalah terapi perilaku kognitif
(cognitive behavior therapy). Terapi ini bertujuan untuk mengembalikan pola
makan normal pasien, agar berat badan pasien bertambah. Selain itu, terapi ini
juga akan membantu mengubah pola pikir dan perilaku pasien yang tidak sehat,
serta membangun kepercayaan diri mengenai bentuk tubuh pasien.
Pada anak-anak
dan remaja, terapi yang dilakukan adalah terapi berbasis keluarga. Terapi ini
melibatkan keluarga pasien untuk mengatasi gangguan makan dan membantu pasien
mencapai berat badan normal. Terapi perilaku kognitif dan terapi berbasis
keluarga bisa dikombinasikan dengan terapi dalam kelompok, bersama dengan sesama
penderita anorexia.
Selain
dua metode di atas, dokter juga bisa meresepkan obat-obatan, seperti
antidepresan untuk membantu menangani gangguan mental pada pasien, atau
pemberian suplemen untuk membantu penguatan tulang.
Meski
anorexia tidak bisa dicegah, namun
diagnosis dan penanganan dini dapat dilakukan dengan memperhatikan gejalanya.
Kondisi ini biasanya ditangani oleh dokter penyakit dalam dan psikiater.
REFERENSI:
Aprilia, F. (2020) Anoreksia Nervosa.
Available at: https://www.halodoc.com/kesehatan/anoreksia-nervosa (Accessed: 15
April 2020).
Etika, N. M. (2016) Anoreksia Nervosa. Available at:
https://hellosehat.com/kesehatan/penyakit/anoreksia-nervosa/ (Accessed: 15
April 2020).
Indonesia, J. P. (2012) ‘Percaya Diri , Body Image dan
Kecenderungan Anorexia Nervosa’, 1(2).
Santoso, M. B. (2017) ‘GANGGUAN MAKAN ANOREXIA NERVOSA DAN
BULIMIA NERVOSA PADA REMAJA’.
Willy, T. (2018) Anoreksia Nervosa. Available at:
https://www.alodokter.com/anoreksia-nervosa/pengobatan (Accessed: 15 April
2020).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar