Kamis, 16 April 2020

KECENDERUNGAN ANOREXIA NERVOUSA PADA REMAJA


Ketika sudah remaja apalagi sekarang dengan pesatnya perkembangan teknologi mulai muncul adanya standar kecantikan yang ekstrem di berbagai negara. Contohnya, di China terdapat berbagai challange untuk membuktikan seseorang sudah memili badan yang bagus seperti ukuran pergelangan tangan yang sebesar koin, lebar badan sebesar keertas HVS A4, dan masih banyak lagi. Banyak remaja di sosial media yang terkenal karena penampilan fisiknya yang bagus. Munculnya penilaian di kalangan remaja bahwa standar tubuh yang bagus bagi wanita adalah tubuh yang kurus, telah membuat remaja terutama putri saat ini memiliki kepercayaan diri yang kurang, remaja putri selalu menilai dirinya melalui kacamata orang lain yaitu teman-teman sepergaulannya. Yang memandang bahwa seseorang dikatakan menarik jika memiliki tubuh yang kurus, tinggi dan langsing.
Remaja akan merasa kurang percaya diri terhadap dirinya dan merasa akan lebih mudah bergaul oleh sekitarnya jika memiliki tubuh yang kurus. Banyak remaja yang berusaha ingin menguruskan badan dengan cara yang ekstrem seperti olahraga tetapi tidak makan, tidak makan sama sekali selama berminggu minggu, dan melakukan diet ekstrem lainnya. Hal tersebut akan menimbulkan kecenderungan Anorexia Nervousa.
Terdapat tiga jenis gangguan makan menurut DSM–5 (Diagnostic and Statistical Manual Of Mental Disorder) yaitu Anorexia Nervousa, Bulimia nervousa dan binge eating disorder (1861). Anorexia Nervousa ditandai dengan keengganan untuk menetapkan berat badan normal, penyimpangan pandangan terhadap tubuh, ketakutan ekstrim menjadi gemuk, dan perilaku makan yang sangat terganggu. Anorexia Nervousa adalah kesalahan memandang berat badan atau bentuk badan. Individu yang mengalami gangguan ini mengalami ketakutan yang amat sangat terhadap kenaikan berat badan, sehingga cenderung melakukan penolakan berat badan normal sesuai umur dan berat badan.


Kriteria Anorexia Nervousa menurut Diagnostic and Statistical Manual of (DSM-IV: American Psychiatric Assosiation, 1994) ada 4 kriteria diagnostik untuk  Anorexia Nervousa, yaitu:

  1. Sangat takut menjadi gemuk walaupun sebenarnya berat badan telah berada dibawah normal.
  2. Mengalami gangguan dalam menerima berat badan atau bentuk tubuhnya yang pada akhirnya mempengaruhi penilaian terhadap berat badan atau bentuk badannya. Gangguan dalam menerima berat badan atau bentuk badan juga mempengaruhi penilaian penderita Anorexia Nervousa terhadap resiko yang akan muncul apabila berat badannya tetap berada dibawah normal (keseriusan penyakitnya).
  3. Menolak untuk pempertahankan berat badan sesuai dengan umur dan tinggi badannya.  
  4. Perempuan mengalami gangguan pada siklus menstruasinya yang biasanya terjadi sebelum adanya penurunan berat badan drastis. Gangguan ini ditandai dengan tidak hadirnya menstruasi minimal 3 kali sesuai siklusnya.

GEJALA ANOREXIA NERVOUSA



Pengidap anorexia nervosa umumnya terlihat sangat kurus dan tidak mau makan, tetapi hal itu tidak bisa dijadikan sebagai indikasi utama akan seseorang mengidap anoreksia. Berikut ini beberapa gejala dari anoreksia nervosa, yaitu:

  • Penurunan berat badan yang signifikan dan tampak sangat kurus
  • Selalu memperhatikan bentuk tubuhnya di hadapan cermin
  • Menimbang tubuh hampir tiap saat
  • Sering memuntahkan kembali makanan yang sudah dimakan
  • Suka berbohong jika ditanya apakah sudah makan
  • Sangat memperhitungkan jumlah kalori, lemak, dan gula pada makanan
  • Sering berolahraga secara berlebihan
  • Sering minum penekan nafsu makan dan obat-obatan pencahar
  • Mudah tersinggung
  • Mengalami komplikasi, seperti kelelahan, dehidrasi, tekanan darah rendah, pusing, rambut  rontok, dan kulit kering
  • Mengalami masalah kejiwaan seperti depresi, rendah diri, cemas, penyalahgunaan alkohol, dan melukai dirinya sendiri.

FAKTOR RISIKO ANOREXIA NERVOUSA

  1. Riwayat keluarga. Apabila memiliki ibu atau saudara perempuan yang terkena anorexia, maka dapat menjadi sangat rentan terkena anorexia.
  2. Rendahnya rasa percaya diri. Seseorang yang menderita anorexia bisa jadi tidak menyukai dirinya sendiri. Mereka bisa jadi sangat membenci penampilan mereka, atau merasa tidak memiliki harapan. Mereka sering kali menetapkan target yang sulit untuk dicapai bagi diri mereka demi menjadi atau merasa sempurna seperti yang mereka inginkan.
  3. Perubahan kehidupan atau pengalaman yang membuat stress.
  4. Kejadian traumatis seperti pemerkosaan, juga pengalaman yang membuat stres seperti memulai pekerjaan baru dapat menyebabkan anoreksia.
  5. Pengaruh sosial media. Gambar-gambar di TV, internet, dan media cetak seringkali mengampanyekan tipe tubuh yang kurus terkesan lebih baik. Foto-foto tersebut mengindikasikan bahwa menjadi kurus adalah suatu kesuksesan dan kecantikan.


PENGOBATAN ANOREXIA NERVOUSA 

1. Penanganan Medis


Pada pasien yang mengalami keadaan darurat, seperti gangguan irama jantung, gangguan elektrolit, atau dehidrasi, penanganan di rumah sakit harus segera diberikan. Begitu juga pada pasien yang mengalami gangguan mental serius, kekurangan nutrisi, dan menolak makan dalam jangka panjang. Pasien mungkin diminta menjalani rawat inap, agar dokter bisa melakukan pemantauan rutin pada tanda vital pasien.
Bila kondisinya cukup parah, dokter akan memasang nasogastric tube pada pasien. Nasogastric tube adalah pemasangan selang dari hidung pasien yang tersambung hingga ke lambung, untuk pemberian asupan makanan 



2. Psikoterapi


Pada pasien dewasa, jenis terapi yang dipilih adalah terapi perilaku kognitif (cognitive behavior therapy). Terapi ini bertujuan untuk mengembalikan pola makan normal pasien, agar berat badan pasien bertambah. Selain itu, terapi ini juga akan membantu mengubah pola pikir dan perilaku pasien yang tidak sehat, serta membangun kepercayaan diri mengenai bentuk tubuh pasien.
Pada anak-anak dan remaja, terapi yang dilakukan adalah terapi berbasis keluarga. Terapi ini melibatkan keluarga pasien untuk mengatasi gangguan makan dan membantu pasien mencapai berat badan normal. Terapi perilaku kognitif dan terapi berbasis keluarga bisa dikombinasikan dengan terapi dalam kelompok, bersama dengan sesama penderita anorexia.
Selain dua metode di atas, dokter juga bisa meresepkan obat-obatan, seperti antidepresan untuk membantu menangani gangguan mental pada pasien, atau pemberian suplemen untuk membantu penguatan tulang.
Meski anorexia tidak bisa dicegah, namun diagnosis dan penanganan dini dapat dilakukan dengan memperhatikan gejalanya. Kondisi ini biasanya ditangani oleh dokter penyakit dalam dan psikiater.

REFERENSI:



Aprilia, F. (2020) Anoreksia Nervosa. Available at: https://www.halodoc.com/kesehatan/anoreksia-nervosa (Accessed: 15 April 2020).
Etika, N. M. (2016) Anoreksia Nervosa. Available at: https://hellosehat.com/kesehatan/penyakit/anoreksia-nervosa/ (Accessed: 15 April 2020).
Indonesia, J. P. (2012) ‘Percaya Diri , Body Image dan Kecenderungan Anorexia Nervosa’, 1(2).
Santoso, M. B. (2017) ‘GANGGUAN MAKAN ANOREXIA NERVOSA DAN BULIMIA NERVOSA PADA REMAJA’.
Willy, T. (2018) Anoreksia Nervosa. Available at: https://www.alodokter.com/anoreksia-nervosa/pengobatan (Accessed: 15 April 2020).


 



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenal Stunting dan Efeknya pada Anak

    Mungkin tidak semua orang akrab dengan istilah stunting. padahal menurut Badan Kesehatan Dunia, Indonesia ada di urutan ke lima jumlah a...