Sabtu, 11 April 2020

Kenali Anemia Pada Remaja Perempuan Yuk!!


Apa itu Anemia ?
Menurut Arisman 2007, Anemia merupakan keadaan menurunnya kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah sel darah merah di bawah nilai normal. Anemia terjadi sebagai akibat dari defisiensi salah satu atau beberapa unsur makanan yang esensial yang dapat mempengaruhi timbulnya defisiensi tersebut. Prevalensi anemia remaja 27% di negara-negara berkembang dan 6% di negara maju. Prevalensi tertinggi di kalangan anak-anak dan wanita usia subur (WUS) khususnya pada wanita hamil. Anemia sangat tinggi (berkisar antara 80-90%) pada anak-anak prasekolah, remaja, ibu hamil dan menyusui.
Anemia terjadi apabila kepekatan hemoglobin dalam darah di bawah batas normal. Hemoglobin ialah sejenis pigmen yang terdapat dalam sel darah merah, bertugas membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh. Zat besi mempunyai peranan penting dalam tubuh, selain membantu hemoglobin mengangkut oksigen dan mioglobin menyimpan oksigen, zat besi juga membantu berbagai macam enzim dalam mengikat oksigen untuk proses pembakaran. Anemia gizi adalah suatu keadaan kekurangan kadar hemoglobin dalam darah yang disebabkan karena kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin. Menurut WHO (2001), batas ambang anemia untuk wanita usia 11 tahun keatas adalah apabila konsentrasi atau kadar hemoglobin dalah darah kurang dari 12 g/dl.

Bagaimana Tanda-Tanda Anemia ?

Terdapat tiga tanda-tanda anemia secara umum yaitu sebagai berikut :

1.      Lesu, Lemah, Letih, Lelah, Lalai “5L”
2.      Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang
3.      Gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan menjadi pucat

Sementara menurut Handayani dan Haribowo, 2008 gejala khas yang menjadi ciri dari masing-masing jenis anemia adalah sebagai berikut :

1.      Anemia defisiensi besi: disfagia, atrofi papil lidah, stomatitis angularis
2.      Anemia defisisensi asam folat: lidah merah “buffy tongue”
3.      Anemia hemolitik: ikterus dan hepatosplenomegali
4.      Anemia aplastik: perdarahan kulit atau mukosa dan tanda-tanda infeksi

Mengapa Remaja Perempuan Lebih Berisiko Anemia ?

Masa remaja merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan, baik secara fisik, mental, dan aktivitas, sehingga kebutuhan makanan yang mengandung zat-zat gizi menjadi cukup besar. Remaja putri banyak mengalami kekurangan zat-zat gizi dalam konsumsi makanan sehari-harinya. Kekurangan zat besi dianggap penyebab paling umum dari anemia secara global, tetapi beberapa lainnya kekurangan gizi (termasuk folat, vitamin B12 dan vitamin A), akut dan peradangan kronis, parasit infeksi dapat menyebabkan anemia. Remaja putri merupakan salah satu kelompok yang rawan menderita anemia. Karena pada masa itu mereka juga mengalami menstruasi, lebih-lebih pengetahuan mereka yang kurang akan anemia. Pada saat remaja putri mengalami menstruasi yang pertama kali membutuhkan lebih banyak besi untuk menggantikan kehilangan akibat menstruasi tersebut. Jumlah kehilangan besi selama satu siklus menstruasi (sekitar 28 hari) kira-kira 0,56 mg per hari. Jumlah tersebut ditambah dengan kehilangan basal sebesar 0,8 mg per hari. Sehingga jumlah total besi yang hilang sebesar 1,36 mg perhari.
Selain itu, Faktor resiko anemia pada remaja perempuan adalah sebagai berikut :
1.      Pertumbuhan yang cepat
2.      Ketidakcukupan asupan makanan kaya zat besi atau makanan sumber vitamin C
3.      Melakukan diet vegan
4.      Melakukan diet yang membatasi asupan kalori
5.      Sering melewatkan waktu makan
6.      Suka melakukan olahraga yang berat
7.      Kehilangan banyak darah saat menstruasi
Bagaimana Dampak Anemia Pada Remaja Perempuan ?
Menurut Soekirman (2000), anemia gizi besi pada kelompok remaja dapat menimbulkan berbagai dampak antara lain menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah terkena penyakit dan menurunkan aktivitas yang berkaitan dengan kemampuan kerja fisik dan prestasi belajar. Disamping itu remaja yang menderita anemia mengalami penurunan kebugaran sehingga akan menghambat prestasi olahraga dan produktivitas. Kekurangan zat gizi mikro pada masa remaja dapat berdampak negatif pada proses pertumbuhan dan kematangan organ-organ reproduksi (Dillon 2005).

Bagaimana Cara Mencegah Anemia Pada Remaja ?
Menurut Tarwoto dkk, 2010 Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah anemia, antara lain sebagai berikut :
1.      Makan-makanan yang mengandung zat besi dari bahan hewani “daging, ikan, ayam, hati dan telur” dan dari bahan nabati “sayuran yang berwarna hijau tua, kacang-kacangan dan tempe”.
2.      Banyak makan-makanan sumber vitamin C yang bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat besi misalnya: jambu, jeruk, tomat dan nanas.
3.      Minum 1 tablet penambah darah setiap hari, khususnya saat mengalami haid.
4.      Bila merasakan adanya tanda dan gejala anemia, segera konsultasikan ke dokter untuk dicari penyebabnya dan diberikan pengobatan.
Referensi
Arisman, 2007. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran.
FAO/WHO. 2001. Human Vitamin and Mineral Requirement. Rome : FAO Food & Nutrition Division.
Handayani W dan Haribowo AS. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.
Soekirman. 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya. Jakarta : DirJen PTDPN
Dillon DHS. 2005. Nutritional health of Indonesian adolescent girls: the role of riboflavin and vitamin A on iron status [thesis]. Netherlands : Wageningen University
Tarwoto. 2007. Buku Saku Anemia Pada Ibu Hamil, Konsep dan Penatalaksanakannya. Jakarta: Trans Info Media.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenal Stunting dan Efeknya pada Anak

    Mungkin tidak semua orang akrab dengan istilah stunting. padahal menurut Badan Kesehatan Dunia, Indonesia ada di urutan ke lima jumlah a...