Apa itu Gastroenteritis Akut ? Yuk kenali, dan cegah !
Menurut WHO, Gastroenteritis akut didefinisikan sebagai
keadaan dimana seseorang mengalami mencret atau BAB cair sebanyak tiga kali
sehari atau lebih, atau mengalami frekuensi BAB yang lebih dari biasanya (WHO,
2013). Gastroenteritis akut adalah
keadaan yang ditandai dengan timbulnya diare dengan atau tanpa muntah yang
masih menjadi penyebab kesakitan dan kematian pada anak-anak di sebagian besar
negara-negara berkembang.
Apa saja tanda dan gejalanya ?
Gejala utama gastroenteritis
adalah diare dan muntah.
Gejala ini akan muncul 1-3 hari setelah terinfeksi. Gejala biasanya berlangsung
selama 1-2 hari, namun juga bisa berlangsung hingga 10 hari. Selain muntah dan
diare, penderita gastroenteritis juga berisiko mengalami gejala tambahan,
berupa:
ü Sakit perut atau kram perut parah
ü Demam dan tubuh terus
mengeluarkan keringat
ü Berat badan akan menurun
ü Inkontinensia feses, yakni sulit
menahan diri untuk tidak BAB
ü Nyeri otot dan sendi terasa kaku
ü Kulit menjadi lembap
Apa penyebab gastroenteritis?
Diare akut karena infeksi (gastroenteritis) dapat
ditimbulkan oleh :
1. Bakteri : Escherichia coli,
Salmonela typhi, Salmonela para typhi A/B/C, Shigella dysentriae, Shigella
flexneri, Vivrio cholera, Vibrioeltor, Vibrio parahemolyticus, Clostridium perfrigens,
Campilobacter (Helicobacter) jejuni, Staphylococcus sp, Streptococcus sp,
Yersinia intestinalis, Coccidiosis.
2. Parasit : Protozoa (Entamoeba
hystolitica, Giardia lamblia, Trichomonas hominis, Isospora sp) dan cacing (A.
lumbricodes, A. duodenale, N. americanus, T. trichiura, O. vemicularis, S. stercoralis,
T. saginata dan T. solium)
3.
Virus : Rotavirus, Adenovirus dan
Norwalk.
Bagaimanakah pengaruhnya terhadap keadaan gizi ?
Terjadinya gastroenteritis akut menimbulkan
berbagai perubahan antara lain kehilangan cairan, perubahan keseimbangan asam
basa, hipoglikemia, gangguan gizi dan gangguan sirkulasi. Selain itu,
gastroenteritis akut berakibat buruk terhadap keadaan gizi melalui 4 mekanisme
sebagai berikut (Suandi, 2012).
- Pemasukan makanan berkurang akibat anoreksia, kebiasaan mengurangi/meniadakan pemberina makanan.
- Absorpsi makanan berkurang akibat kerusakan mukosa usus, vili menjadi pendek dan atrofi serta berkurangnya enzim lactase dan disakarida lainnya.
- Fungsi metabolisme dan endokrin terganggu pada keadaan infeksi sistemik.
- Kehilangan langsung cairan dan elektrolit serta kehilangan nitrogen melalui feses dan keluarnya plasma protein dan darah karena kerusakan jaringan usus.
Cara pencegahan gastroenteritis
1) Vaksin
Vaksin gastroenteritis sudah digunkan di
berbagai negara pada anak-anak pada usia satu tahun. Vaksin ini ditujukan agar
tubuh dapat membuat sistem imun yang lebih kuat melawan rotavirus, yakni vaksin
Rotatex dan Rotarix.
2) Rajin cuci tangan
Menjaga kebersihan diri sangat penting untuk
mencegah penularan gaestreoenteritis. Untuk itu mencuci tangan perlu dilakukan secara
rutin, setelah menggunakan toilet, setelah makan, akan menyiapkan makanan, atau
melakukan aktivitas di luar rumah. Terutama ketika sedang mengasuh bayi yang
sedang sakit gastreoenteritis. Cara mencuci tangan dengan baik dapat dilakukan
mengunakan sabun dan gosok tangan hingga ke sela-sela kuku selama 20 detik.
Kemudian, bilas menggunakan air bersih mengalir. Keringkah tangan segera setelah
mencuci tangan.
3) Hindari penggunaan barang secara bergantian
Penggunaan barang secara bergantian dapat
mengakibatkan penularan gastroenteritis, hal itu biasanya terjadi jika dalam
satu keluarga terdapat seseorang yang terkena gastroenteritis. Batasi interaksi
dengan orang yang sakit, seperti tidak makan di meja yang sama atau tidur di
meja yang sama.
4) Rutin membersihkan rumah
Virus dan bakteri penyebab gastroenteritis
dapat hidup beberapa saat di permukaan benda-benda yang rumah. Oleh karena itu,
perlu secara rutin membersihkan pemutar keran atau gagang pintu. Untuk cairan
pembersih gunakan campuran air dengan pemutih atau pembersih lantai.
5) Selalu jaga kebersihan saat bepergian
Ketikamelakukan perjalanan ke suatu daerah
atau negara, pastikan untuk selalu menjaga kebersihan. Bukan hanya kebersihan,
tapi juga makanan dan minuman yang dikonsumsi. Beberapa langkah yang dapat dilakukan
untuk mencegah infeksi virus maupun bakteri, antara lain :
o
Minum
air yang botolnya tertutup rapat dan kemasannya tidak rusak.
o
Hindari
minuman yang dicampur es batu, jika Anda membelinya di tempat terbuka.
o
Hindari
makanan yang dimasak kurang matang atau makanan mentah.
o
Pastikan
membeli makanan di tempat yang bersih.
o
Selalu
cuci tangan dan menyiapkan handsanitizer di dalam tas.
Cara penanganan gastroenteritis dengan diet
Gastreoenteritis yang terjadi pada anak dapat dicegah
melalui diet. Menurut Sunardi, 2012. terdapat beberapa prinsip diet yang
diperlukan pada anak dengan diare akut (gasteroenteritis) antara lain :
1. Pasien segera diberikan makanan oral setelah rehidrasi atau keadaan
telah memungkinkan, sedapat mungkin dilakukan dalam 24 jam pertama. Pemberian
makanan secara dini penting untuk mengurangi perubahan keseimbangan protein
kalori sekecil mungkin.
2. Makanan cukup energi dan protein. Bila terjadi gizi kurang dapat
diberikan diet energi tinggi 25% dari kebutuhan normalnya dan tinggi protein.
3. Pemberian ASI diutamakn pada bayi. Pada anak yang mendapat susu
formula dapat diberikan selang-seling dengan oralit sehingga terjadi
ppengenceran laktosa dalam perut. Pada bayi yang berusia kurang dari 6 bulan
yang diberi susu formula hendaknya diberi susu formula pada takaran penuh
setelah rehidrasi oral tercapai dalam 24 jam.
4. Pemberian cairan dan elektronik sesuai dengan kebutuhan menurut
berat badan dan umur.
5. Pemberian vitamin dan mineral dalam jumlah yang cukup.
6. Maknan yang diberikan tidak merangsang (bumbu tajam, tidak menimbulkan
gas dan rendah serat).
7. Makanan diberikan bertahap mulai dengan yang mudah dicerna ke
bentuk yang sesuai umur dan keadaan penyakit.
8. Makanan diberikan dalam porsi kecil dengan frekuensi sering.
9. Khusus untuk penderita diare karena melabsorpsi, makanan yang
diberikan disesuaikan dengan penyebabnya :
a. Malabsorpsi lemak (berikan trigliserida rantai menengah).
b. Intoleransi laktosa (berikan makanan rendah atau bebas laktosa).
c. Panmalabsorpsi (berikan makanan rendah laktosa atau disakarida
lain, glukosa polimer, trigliserida rantai menengah dan protein hidrolisat yang
bersifat isomolar dan hipoalergis).
Referensi :
Ii, B. A. B., & Pustaka,
A. T. (2014). kolitis ulseratif dan sindrom usus rengsa (Morris, 2014).
Diare adalah buang air besar (. 7–35.
World Health
Organization. Diarrhoeal disease. Fact sheet N_330. 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar