Kamis, 16 April 2020

MARI MENGETAHUI FAKTOR RISIKO DARI OBESITAS



Apa sih Obesitas itu?
Obesitas identik dengan kelebihan berat badan. Definisi ini kurang tepat karena sebenarnya, obesitas adalah kondisi yang menunjukkan penumpukan lemak berlebih dalam tubuh dengan indeks massa tubuh lebih dari 30. Sedangkan, kelebihan berat badan lebih tepat jika diartikan sebagai kondisi kegemukan (overweight) dengan indeks massa tubuh berkisar 25 - 30.
Obesitas adalah merupakan permasalahan kesehatan global yang disebabkan karena gaya hidup yang mencakup pola makan dan tingkat aktivitas fisik yang tidak sesuai. Seiring dengan perkembangan zaman angka kejadian obesitas di negara-negara maju semakin meningkat. Obesitas atau dikenal dengan kegemukan merupakan suatu masalah yang cukup merisaukan dikalangan remaja. Obesitas atau kegemukan terjadi disebabkan  penumpukan  jaringan  adiposa secara berlebihan.
Apa saja gejala-gejala obesitas?
Sebanarnya tidak ada tanda gejala pasti dari obesitas. Memang sih, orang yang obesitas cenderung terlihat lebih gemuk dan besar. Namun perlu dipahami bahwa orang yang gemuk belum tentu mengalami obesitas, sementara mereka yang obesitas sudah pasti gemuk.
Untuk menentukan apakah seseorang termasuk dalam obesitas atau tidak, terdapat beberapa cara menentukannya yakni dengan mengukur:
·                Body Mass Index (BMI)
·                Lingkar pinggang
·                Rasio lingkar pinggang dan panggul (RLPP)
·                Tebal lipatan kulit menggunakan alat ukur yang bernama skinfold
·                Kadar lemak tubuh menggunakan sebuah alat bioelectrical impedance analysis (BIA)
Apa yang meningkatkan risiko untuk obesitas?
1.      Genetik
Genetik alias keturunan adalah salah satu komponen terbesar yang bisa memicu obesitas. Anak dari orangtua yang obesitas jauh lebih berisiko mengalami obesitas dibanding anak yang orangtuanya memiliki berat badan ideal.

2.      Junkfood
Junk food adalah jenis makanan yang tinggi kandungan gula, lemak, garam, dan minyak. Kombinasi inilah, ditambah dengan wangi makanan dan berbagai paduan rasa lainnya, yang membuat makanan junk food terasa nikmat sehingga bikin ketagihan. Tanpa sadar, orang yang sering makan junk food menumpuk banyak kalori dan lemak di tubuhnya.
3.      Obat-obatan tertentu
Banyak obat-obatan dengan/tanpa resep dokter dapat menyebabkan penambahan berat badan sebagai efek samping. Misalnya antidepresan yang sudah lama dikaitkan dengan kenaikan berat badan secara perlahan-lahan.
4.      Stress
Siapa sangka, stres nyatanya juga bisa jadi penyebab obesitas. Ya, stres sangat mungkin menyebabkan obesitas. Pasalnya pada saat Anda mengalami stres, Anda akan lebih mudah untuk lebih banyak makan, terutama makanan manis, guna sekadar meredakan stres dan memperbaiki suasana hati.
5.      Malas gerak
Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan perlambatan metabolisme dalam tubuh. Ya, semakin sedikit Anda bergerak, maka semakin pula kalori yang Anda bakar.
Akibatnya, kalori akan lebih banyak menumpuk di dalam tubuh. Bahkan tak hanya soal kalori saja. Aktivitas fisik yang minum juga memengaruhi kinerja hormon insulin dalam tubuh. Jika kadar insulin dalam tubuh tidak stabil, maka erat kaitannya dengan penambahan berat badan.
6.      Kurang tidur
Penelitian telah menemukan bahwa jika Anda tidak cukup tidur, Anda berisiko dua kali lipat untuk mengalami obesitas. Risiko ini berlaku untuk orang dewasa dan anak-anak. Hal ini berdasarkan penelitian dilakukan di Warwick Medical School di University of Warwick.
DAFTAR PUSTAKA
Greenway FL. Physiological Adaptations to Weight Loss and Factors Favouring Weight Regain. International Journal of Obesity. 2015; 39(8); 1188-1196.

Proverawati, Atikah. 2010. Obesitas dan Gangguan Perilaku Makan pada Remaja. Yogyakarta : Nuha Medika

Salam, Abdul. Faktor Risiko Kejadian Obesitas Pada Remaja. Jurnal MKMI, Vol. 6, No. 3, Juli 2010, hal 185-190

Sartika RA. Faktor Risiko Obesitas Pada Anak 5-15 Tahun Di Indonesia. [Jakarta]; 2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenal Stunting dan Efeknya pada Anak

    Mungkin tidak semua orang akrab dengan istilah stunting. padahal menurut Badan Kesehatan Dunia, Indonesia ada di urutan ke lima jumlah a...